Menuju konten utama
Imlek 2022

Kenapa Imlek Identik dengan Warna Merah dan Apa Maknanya?

Mengetahui alasan kenama Hari Raya Imlek identik dengan warna serba merah dan bagaimana filosofinya? 

Kenapa Imlek Identik dengan Warna Merah dan Apa Maknanya?
Pengunjung melintas di antara dekorasi lampion di pusat perbelanjaan Mal Taman Anggrek, Jakarta, Kamis (27/1/2022). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.

tirto.id - Tahun Baru Cina atau Imlek memiliki kekhasan yang selalu hadir saat perayaannya tiba. Semua hal berbau Imlek memiliki warna sama, yaitu merah. Lampion, busana, sampai amplop yang dipakai untuk memberi angpao (hong bao) juga berkelir merah.

Warna merah begitu identik dengan Imlek. Penggunaan warna ini ternyata sudah menjadi bagian dari budaya Cina ribuan tahun lalu dan dilestarikan turun-temurun. Selain sebagai bagian dari perayaan, merah dianggap sebagai simbol keberuntungan.

Legenda Nian dan Warna Merah dalam Perayaan Imlek

Menilik asal-usulnya, penggunaan warna merah saat Imlek tidak lepas pula dari cerita legenda Nian. Konon, zaman dahulu hidup seekor binatang buas bernama Nian. Nian selalu mengangganggu penduduk di malam Imlek.

Mengutip situs Prestige Online, sewaktu Nian datang maka dia memakan apa pun yang dapat dijangkaunya.

Nian suka melahap penduduk desa, hewan ternak, sampai tanaman. Inilah yang membuat kehidupan penduduk tidak tenang menjelang Imlek.

Penduduk lalu mencoba melindungi diri dari Nian dengan meletakkan makanan di depan pintu rumah. Mereka berharap setelah Nian memakannya, maka tidak akan menyakiti siapa pun.

Sampai akhirnya, ada penduduk yang memergoki Nian begitu ketakutan dengan seorang anak yang mengenakan pakaian merah.

Lalu, penduduk mulai membuat benda-benda menjadi berwarna merah jelang Imlek seperti lentera dan gulungan syair musim semi.

Usaha itu berhasil dan penduduk selalu membuat apa pun berwarna merah saat Imlek agar tidak diganggu Nian.

Lalu, ucapan "Gong Xi Fa Cai" yang kerap diucapkan saat Imlek turut dimaksudkan untuk menakuti binatang mitos itu. Termasuk pula, pementasan tarian Nian atau Barongsai di malam Tahun baru Cina memiliki maksud sama.

Warna Merah dalam Tradisi Cina dan Filosofinya

Dalam tradisi Cina, terdapat Teori Lima Elemen yang menunjukkan makna beberapa warna terhadap unsur-unsur tertentu.

Teori ini menyebutkan bahwa merah mewakili api, kuning menunjukkan tanah, hijau atau biru menandakan kayu, putih melambangkan logam, dan hitam menunjukkan air.

Dari semua warna itu, warna yang dianggap memberi keberuntungan adalah merah, kuning, dan hijau.

Di sisi lain, etnis Han yang merupakan kelompok etnis dominan di Cina, menjadikan merah sebagai warna tradisional.

Bagi mereka, menyandingkan warna ini dalam kehidupan dapat berdampak pada keberuntungan, vitalitas, perayaan, dan kemakmuran.

Sementara itu, sewaktu diterapkan pada Tahun Baru Imlek dipercaya makin meningkatkan keberuntungan serta mengusir roh jahat.

Situs Sensational Color menuliskan, orang-orang yang merayakan Imlek kerap memberikan sentuhan merah pada pintu dan jendela jelang perayaan.

Selain itu, mereka akan begadang sampai tengah malam dan menyalakan kembang api. Tujuannya adalah makin menakuti roh jahat, termasuk makhluk jelmaan Nian.

Orang-orang turut mengenakan pakaian dari kepala (peci) sampai kaki. Mereka akan berkumpul dengan keluarga dan merayakan Imlek dengan kebahagiaan.

Baca juga artikel terkait IMLEK 2022 atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo