Menuju konten utama

Kenapa Gubernur NTT Minta Sekolah Masuk Jam 5 Pagi dan Updatenya

Alasan Gubernur NTT Viktor Laiskodat meminta sekolah masuk jam 5 pagi.

Kenapa Gubernur NTT Minta Sekolah Masuk Jam 5 Pagi dan Updatenya
Gubernur NTT Viktor B Laiskodat (kiri) didampingi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiana saat meninjau kantor baru OJK wilayah NTT usai dilakukan peresmian di Kota Kupang NTT, Jumat (15/11/2019). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/hp.

tirto.id - Gubernur NTT (Nusa Tenggara Timur), Viktor Bungtilu Laiskodat menerapkan peraturan kontroversial yang mengharuskan siswa SMA dan SMK di Kota Kupang masuk sekolah pukul 05.00 WITA. Usai pemberlakuan peraturan tersebut, Gubernur NTT tuai kritik dari berbagai pihak.

Peraturan tersebut menyasar seluruh SMA dan SMK di Kota Kupang yang terdiri dari SMA 1, SMA 2, SMA 3, SMA 5, SMA 6, SMK 1, SMK 2, SMK 3 dan SMK 4. Perubahan jam masuk sekolah tersebut mulai efektif sejak awal pekan ini atau Senin (27/2/2023).

Dengan demikian, siswa SMA dan SMK di Kota Kupang harus menjalani proses belajar 2 jam 15 menit lebih awal. Sebelumnya, siswa masuk sekolah pukul 07.15 WITA.

Peraturan baru tersebut viral di media sosial setelah potongan video Gubernur NTT menyampaikan instruksinya di depan guru dan kepala sekolah tersebar di dunia maya.

Mengutip Antara News, dalam video tersebut, Viktor ingin agar aktivitas sekolah SMA dan SMK dimulai pukul 05.00 WITA untuk meningkatkan etos kerja anak-anak.

Harapannya, kata Viktor, perubahan waktu jam belajar itu bisa menciptakan para pelajar dan sekolah yang unggul. Bahkan Gubernur Laiskodat menginginkan satu atau dua sekolah di NTT harus masuk 200 sekolah unggul nasional.

Instruksi yang diberikan Viktor disepakati oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi beserta para Kepala SMA/SMK/SLB Negeri di Kota Kupang

Peraturan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT Menuai Kritik

Perbahan peraturan jam masuk sekolah di Kota Kupang NTT menuai kritik dari berbagai pihak. Kepala Ombudsman Nusa Tenggara Timur (NTT) Darius Beda Daton meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi untuk mengkaji kembali kebijakan penerapan aktivitas sekolah mulai jam 05.00 WITA bagi SMA dan SMK di Kupang.

"Setelah saya mendapatkan potongan video berisi soal kebijakan tersebut yang disampaikan oleh Pak Gubernur, saya meminta agar kebijakan itu mohon didiskusikan kembali dengan komite sekolah dan para orang tua," katanya.

Kritik juga datang dari anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira, menurutnya penerapan peraturan tersebut tidak memiliki alasan yang kuat.

"Kebijakan ini tidak punya cukup kuat dan jelas alasannya untuk mengubah jadwal jam belajar siswa SMA/SMK menjadi jam lima pagi," kata Andreas saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (1/3/2023).

Politikus PDIP itu mengingatkan Viktor Laiskodat agar tidak membuat kebijakan atas dasar keinginan pribadi semata. Sebab, kata dia, hal itu terkesan menjadikan peserta didik sebagai kelinci percobaan.

"Jangan suatu kebijakan dibuat hanya atas dasar feeling dan selera pembuat kebijakan," ucap Andreas.

Andreas juga menyoroti ucapan Viktor terkait etos kerja dan kedisiplinan sebagai alasan penerapan kebijakan sekolah jam lima pagi. Menurut dia, etos kerja itu seharusnya mulai diterapkan dari kantor pemerintah daerah.

"Siswa itu etos belajar. Untuk mendorong etos kerja lebih baik dimulai di kantor Pemda Provinsi sekaligus memberi contoh bagi siswa SMA/SMK," tuturnya.

Dalam keterangan terpisah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta Viktor Laiskodat mempertimbangkan dampak penerapan sekolah dimulai pukul 05.00 WITA.

Tanggapan atas peraturan tersebut juga datang dari Plt Karo Humas Kemendikbudristek Anang Ristanto. Dia mengatakan, proses pembuatan kebijakan mesti mempertimbangkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, masyarakat, termasuk para orang tua murid.

Pasalnya, kebijakan sekolah jam lima pagi berdampak kepada siswa, orang tua murid, hingga guru.

Peraturan perubahan jam masuk siswa di NTT juga menyedot perhatian ahli kesehatan. Dr. Andreas Prasadja, RPSGT, pendiri Snoring & Sleep Disorder Clinic Indonesia mengatakan bahwa masuk sekolah jam lima pagi untuk SMA dan SMK di Kupang NTT berdampak buruk bagi kesehatan dan kualitas otak siswa.

Menurutnya dampak buruk tersebut bisa terjadi lantaran kurangan jam tidur pada anak yang harus masuk sekolah jam lima pagi seperti di Kupang, NTT.

Dia mengatakan peraturan di kebanyakan sekolah di Indonesia yang mengharuskan siswa masuk jam tujuh pagi saja sudah salah, apalagi peraturan yang diterapkan oleh pemerintah NTT yang mewajibkan siswa masuk jam lima pagi.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra