Menuju konten utama

Kenali Travel Pass yang Bisa Jadi Syarat Penerbangan Selama Pandemi

Mengenal Travel Pass yang berpotensi jadi syarat penerbangan selama Pandemi Covid-19.

Ilustrasi industri penerbangan, salah satu penunjang bisnis pariwisata. FOTO/iStock

tirto.id - Salah satu penyebab melonjaknya angka penularan COVID-19 di Indonesia adalah derasnya keluar-masuk pelancong ke pelbagai daerah di Indonesia tanpa kontrol kesehatan yang ketat.

Pesawat, sebagai moda transportasi jarak jauh menjadi yang paling rentan mentransfer virus ini. Oleh karenanya, pemerintah berupaya memastikan pelawat yang masuk ke suatu daerah bebas dari virus SARS-CoV-2.

Pada Juni lalu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menerbitkan surat edaran mengenai kriteria dan persyaratan perjalanan orang dalam masa adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat produktif dan aman corona virus desease 2019 (COVID-19). Salah satu poin regulasinya adalah syarat lawatan menggunakan pesawat haruslah lolos uji COVID-19.

Perjalanan antarnegara yang masih lesu karena tambal sulam kebijakan pembatasan sosial, membuat beberapa negara mulai melakukan inovasi pengujian kesehatan dalam waktu singkat. Tujuannya, agar kebijakan karantina individu yang dipandang “membuang-buang waktu” dapat ditekan.

Selain itu, ketersediaan vaksin yang harus segera didistribusikan mendorong serentetan gerakan berbasis teknologi yang dapat menjamin para pelancong yang bebas virus. Pada saat bersamaan, inovasi teknologi terintegrasi dengan informasi kesehatan juga dilakukan untuk memerangi hoaks dan kecurangan.

International Air Transport Association (IATA) atau Asosiasi Transportasi Udara Internasional merupakan salah satu instansi yang berinovasi dengan menawarkan solusi berupa Travel Pass.

Hal ini dilakukan untuk menghindari simpang-siur informasi, baik bagi penumpang maupun pihak maskapai.

Sinkronisasi informasi yang terjadi antara penumpang, pemerintah, laboratorium, dan pihak maskapai dapat mewujudkan informasi yang valid dan asli.

Apa itu Travel Pass?

Travel Pass merupakan platform digital yang memungkinkan pengguna mengakses informasi syarat penerbangan, memantau proses tes kesehatan, dan membagikan hasil tes.

Hasil tes kesehatan di Travel Pass dapat dipastikan valid dan asli, sebab ada integrasi antara pengguna layanan dengan sistem laboratorium rumah sakit.

Dilansir dari laman resmi IATA, melalui aplikasi ini, penumpang dapat menemukan pusat pengujian dan laboratorium di lokasi keberangkatan, tentu sesuai standar persyaratan pengujian yang ditetapkan oleh regulasi dari tempat tujuan.

Selain itu aplikasi ini juga dapat mengeluarkan “Paspor Bebas COVID-19” sebagai bukti kelayakan bagi pelancong.

Status bebas virus corona yang telah dimiliki penumpang dapat menjadi acuan bagi pihak maskapai bahwa penerbangannya aman. Selain itu, inovasi ini dapat menjadi modal untuk menyakinkan masyarakat bahwa COVID-19 dapat ditekan.

Dilansir dari Insurance Journal, program uji coba Travel Pass akan dimulai dengan maskapai British Airways IAG SA, sebelum diluncurkan melalui gawai Apple pada kuartal pertama 2021 dan Android pada bulan April 2021.

Salah satu negara yang mendukung upaya IATA adalah Inggris. Pemerintah Inggris menunjukkan dukungannya melalu kebijakan pemotongan hampir dua pertiga waktu karantina yang awalnya 14 hari, jika sudah mengambil tes bebas COVID-19.

Mereka juga mengizinkan pelancong memasuki wilayahnya sekalipun berasal dari negara berisiko tinggi dengan syarat terbukti bebas virus. Kebijakan tersebut berlaku mulai 15 Desember yang akan datang, berdekatan dengan waktu liburan Natal.

“Kita perlu memiliki aturan dan standar global pada tindakan seperti rapid test dan vaksinasi, sehingga bisa ada ‘langkah maju’ untuk industri ini. Kemajuan kesehatan pasti akan membantu memulihkan kepercayaan dalam perjalanan,” kata Pieter Elbers, kepala cabang Air France-KLM Belanda, pada wawancaranya di Bloomberg TV, dilansir dari Insurance Journal.

Selain Travel Pass, terdapat juga platform kesehatan lainnya seperti CommonPass yang dikembangkan oleh Forum Ekonomi Dunia. Yayasan Proyek Commons ini telah diuji pada penerbangan antara London dan New York.

Sementara AOKpass, dari firma keamanan perjalanan International SOS telah digunakan pada penerbangan antara Abu Dhabi dan Pakistan.

“Perlombaan sedang berlangsung untuk menetapkan standar global dan menerapkan teknologi agar industri perjalanan dapat bangkit kembali,” kata salah satu pendiri International SOS Arnaud Vaissie.

Baca juga artikel terkait TRAVEL PASS atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno