Menuju konten utama

Kenali Tanda-tanda Tumbuh Gigi pada Bayi

Anak akan mulai tumbuh gigi saat berusia 4 bulan sampai 6 bulan, kenali tanda-tandanya.

Kenali Tanda-tanda Tumbuh Gigi pada Bayi
Dokter gigi memeriksa gigi susu anak-anak. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - Melihat proses tumbuh kembang sang anak akan menjadi hal yang membahagiakan bagi orang tua. Namun, terkadang perkembangan dan pertumbuhan tersebut tidak sepenuhnya membuat anak nyaman dan senang, salah satunya fase pertumbuhan gigi

Sebab, dalam fase itu, anak akan merasa tidak nyaman karena rasa sakit. Untuk itu, orang tua perlu mengamati tanda-tandanya. Bisa saja rasa sakit pada anak itu disebabkan oleh pertumbuhan giginya. Berikut adalah tanda-tanda tumbuh gigi pada anak seperti dilansir sahabatnestle.co.id.

1. Rasa sakit

Saat pertama kali gigi anak akan tumbuh, maka anak akan merasakan rasa sakit, karena adanya peradangan pada jaringan lunak di gusi. Namun lama-kelamaan, anak akan merasa terbiasa dengan rasa sakit dan tidak nyaman itu. Untuk mengalihkan rasa sakit yang ia rasakan, orang tua bisa memberikan hiburan kepada anak, salah satunya memberikan mainan.

2. Sering mengeluarkan air liur

Saat anak akan tumbuh gigi, maka mereka akan sering untuk mengeluarkan air liur karena adanya hiperseksi air liur. Agar tidak kekurangan cairan, ibu bisa memberikan minuman yang cukup untuk anak.

3. Sering menggigit

Anak akan merasakan nyeri, geli dan gatal pada gusi saat akan tumbuh gigi, biasanya anak akan mencari hal yang dapat mengurasi rasa tidak nyaman tersebut dengan cara menggigit. Memberikan anak teether bisa membantu anak untuk mengekspresikan rasa ingin menggigit yang ia inginkan.

4. Batuk-batuk

Dampak lain dari hiperseksi yang menyebabkan air liur menjadi lebih banyak pada anak akan menyebabkan anak tersedak air liur tersebut, sehingga menyebabkan batuk-batuk. Namun jika anak memiliki tanda flu, atau pilek. Maka alangkah lebih baik untuk memeriksakan anak ke dokter karena mungkin anak batuk-batuk bukan hanya karena faktor akan tumbuh gigi, namun bisa dikarenakan terserang virus atau bakteri.

5. Ruam pada dagu atau wajah

Kulit anak yang masih sensitif akan mudah kering jika terkena air liurnya, area yang biasa menjadi kering dan menyebabkan ruam adalah area sekitar mulut, dagu dan terkadang leher. Untuk mengurasi efek dari air liur, maka dapat dikurangi dengan sering mengusap dengan kain lembut. Dan dapat menggunakan krim atau lotion untuk bayi agar ruam dapat berkurang.

6. Tidak nafsu makan

Karena rasa nyeri, anak akan menolak makan bahkan minum susu, karena saat menghisap mereka juga akan merasakan sakit.

7. Rewel

Selain merasakan nyeri pada gusi,sel-sel di gusi juga akan mati dan pecah. Hal ini menyebabkan anak menjadi rewel karena rasa sakit yang ia rasakan.

8. Demam

Peradangan yang terjadi pada gusi juga menimbulkan demam. Biasanya anak akan mengalami radang ringan.

9. Hematoma gusi

Jangan khawatir jika terdapat gumpalan kemerahan di bawah gusi seperti gusi bengkak, karena inilah yang dinamakan hematoma. Gumpalan ini akan hilang sendiri, namun untuk mengurasi rasa nyerinya dapat diredakan dengan kompres dingin.

10. Sulit tidur

Anak akan susah tidur karena rasa sakit dan nyeri meskipun sang anak tengah mengantuk. Untuk menenangkan anak supaya cepat tidur bisa dilakukan dengan cara menepuk-nepuk atau memeluknya.

Tahap pertumbuhan gigi pada anak, seperti dilanisr dari Nutriclub, terbagi dalam dua tahap yaitu Tahap pertama (usia 0-6 bulan) dan Tahap kedua (Usia 6 hingga 10 bulan)

  • Tahap pertama (usia 0-6 bulan)

Biasanya gigi pertama anak akan muncul pada usia 4 bulan dan jika pada usia 6 bulan anak belum menunjukkan akan tumbuhnya gigi pertama tidak perlu khawatir karena pertumbuhan gigi setiap anak memang berbeda-beda.

  • Tahap kedua (Usia 6 hingga 10 bulan)

Saat anak berusia 6 hingga 10 bulan, anak telah memiliki gigi pertamanya di bagian seri depan di atas dan bawah. Dan permukaan gusi anak akan bergelombang.

Baca juga artikel terkait BAYI atau tulisan lainnya dari Endah murniaseh

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Endah murniaseh
Penulis: Endah murniaseh
Editor: Alexander Haryanto