Menuju konten utama

Kenali Kondom Perempuan: Sejarah, Model, Hingga Risiko Penggunaan

Rekam jejak kondom perempuan: diabaikan, tidak diminati, namun dibutuhkan warga Afrika

Kenali Kondom Perempuan: Sejarah, Model, Hingga Risiko Penggunaan
Ilustrasi kodom perempuan. FOTO/iStock Photo

tirto.id - Kondom selama ini kerap dikenal sebagai alat kontrasepsi yang dipakai pria. Namun ternyata, terdapat juga alat kontrasepsi semacam kondom yang khusus dipakai perempuan, yang sering disebut sebagai perempuan atau kondom internal.

Versi sementara kondom perempuan pertama kali muncul pada tahun 1600-an.

Kondom perempuan pertama ini digunakan oleh suku Djuka di New Guinea selama masanya. Kondom dengan panjangnya sekitar enam inci ini terbuat dari bahan tanaman, dan berbentuk piala. Alat ini dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan intim dan ditahan oleh otot-otot di dalam dinding vagina.

Kondom perempuan versi modern atau yang diistilahkan sebagai FC1 diperkenalkan oleh Wisconsin Pharmacal. Ia pertama kali memperkenalkan kondom perempuan ke AS pada tahun 1993.

FC1 adalah kondom perempuan yang berbentuk kantong poliuretan yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Alat ini dinilai dapat melindungi wanita dari infeksi menular seksual bahkan jika pasangan prianya menolak memakai kondom.

Jika digunakan dengan benar, alat ini mengurangi risiko wanita tertular HIV sebesar 94 hingga 97 persen.

Namun, dua dekade setelah pengenalannya, kondom perempuan mengalami penurunan. Alat ini dianggap belum berpotensi, kurang intuitif dan kurang akrab daripada kondom pria.

Saat itu bahkan para jurnalis mengejeknya, dokter mengabaikannya, dan perempuan menghindarinya.

Mereka mengklaim bahwa kondom perempuan secara estetika tidak menarik dan secara teknis sulit untuk pakai oleh beberapa perempuan.

Tetapi kemudian pada tahun 2000-an alat ini menjadi sangat penting di beberapa negara di Afrika sub-Sahara, di mana 60 persen perempuan terdiagnosi terkena HIV.

Oleh karena itu, YMCA (Young Men's Christian Association), salah satu organisasi pemuda terbesar di dunia berusaha mendorong inisiatif untuk meningkatkan penggunaan kondom perempuan.

Pada tahun 2005, YMCA menghubungi jasa donor internasional dan klinik kesehatan dan meminta mereka membeli 180 juta kondom.

Mereka menyatakan bahwa kondom perempuan tetap menjadi satu-satunya alat untuk pencegahan HIV yang dapat diinisiasi dan digunakan oleh perempuan.

Sebagai hasilnya, 12 juta kondom perempuan didistribusikan untuk perempuan di seluruh negara berkembang.

infografik sc kondom bagi perempuan

infografik sc kondom bagi perempuan. (tirto.id/Fuad)

Model Kondom Perempuan

Kondom perempuan generasi pertama FC1 terbuat dari poliuretan. Sementara, kondom perempuan generasi kedua, bernama FC2, terbuat dari nitril sintetis.

FC2 dirancang untuk menggantikan FC1, karena memberikan keamanan dan efisiensi yang sama tetapi dengan biaya lebih rendah. Model ini juga dirancang untuk mengurangi kerutan, yang pada FC1 berpotensi mengganggu suasana hati.

Dilansir BBC, sebuah model kondom bernama Origami diluncurkan di Amerika Serikat. Desainernya, Danny Resnic, yang mulai bekerja di daerah ini setelah tertular HIV karena kondom yang rusak pada tahun 1993. Resnic menaruh perhatian besar pada model FC1.

"Ada alasannya kenapa model kondomnya kelihatannya seperti kantong plastik. Karena benda ini akan menempatkan pasak bundar ke lubang," jelasnya.

Kondom perempuan yang dibuat oleh Resnic berbentuk oval, yang mencerminkan anatomi perempuan dan akan dikemas sebagai kapsul berbentuk dot dan setelah dimasukkan ke vagina benda itu akan mengembang. Lingkaran luar kondom dirancang untuk diletakkan rata pada labia, bukan menggantung.

Penelitian berjudul Performance and safety of the second-generation female condom (FC2) versus the Woman's, the VA worn-of-women, and the Cupid female condoms: a randomised controlled non-inferiority crossover trial menjelaskan bahwa ada tiga model baru kondom perempuan, yaitu:

  • The Woman's Condom. Kondom ini sudah tersedia di China dan akan didistribusikan ke Afrika Selatan. Kondom model ini adalah buatan proyek 17 tahun Path, sebuah LSM spesialis dalam inovasi kesehatan yang telah menguji lebih dari 50 versi kondom. Kondom ini lebih kecil dari FC2. Kondom jenis ini terlihat seperti tampon, dengan sebagian besar kondom dikumpulkan menjadi kapsul polivinil bulat, yang larut di dalam vagina. Setelah mengembang, titik-titik busa membantu mempertahankannya.
  • Cupid, kondom ini tersedia di India, Afrika Selatan dan Brazil. Wangi vanila akan tercium dalam warna pink alami pada kondom model ini. Saat ini satu-satunya model selain FC2 yang telah memenuhi syarat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk dibeli adalah kondo Cupid. Versi lebih kecil yang ditujukan untuk pasar Asia sedang dalam uji coba.
  • VA Wow, seperti Cupid, berisi spons yang membantu pengguna memasukkan kondom dan mencegahnya tergelincir.
Risiko penggunaan

Kondom perempuan ini bisa dimasukkan hingga delapan jam sebelum berhubungan seks. Dilansir MayoClinic kondom perempuan tidak cocok untuk semua orang. Harus ada berbagai pertimbangan yang dilakukan.

Kondom internal ini bisa jadi tidak cocok dengan kulit karena kita alergi terhadap poliuretan atau lateks sintetis. Beberapa orang juga tidak nyaman dengan teknik penyisipan untuk memasang kondom ini. Hal ini bisa jadi ada kelainan di vagina yang mengganggu kesesuaian, penempatan atau retensi kondom.

Kondom ini juga memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi daripada kondom pria. Kegagalan kondom berarti kemungkinan untuk tertular infeksi menular seksual atau menjadi hamil. Hingga 21 dari 100 wanita akan hamil dalam satu tahun penggunaan kondom perempuan ini.

Dalam proses berhubungan seks akan banyak masalah yang terjadi. Kondom perempuan terkadang mudah rusak atau terlepas dengan mudah dari vagina. Lalu yang bisa terjadi adalah penis tergelincir di antara vagina dan permukaan luar kondom.

Masalah lainnya adalah cincin luar kondom bisa terdorong ke vagina saat berhubungan seks. Kondom wanita juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman selama pemasangan, sensasi terbakar, gatal atau ruam.

Baca juga artikel terkait ALAT KONTRASEPSI atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Febriansyah
Editor: Yulaika Ramadhani