Menuju konten utama

Kenali Beda Pilek Karena Flu dan Alergi, Bagaimana Pengobatannya?

Ada perbedaan mendasar antara flu dan alergi. Flu disebabkan virus, sementara alergi disebabkan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap pemicu alergen.

Kenali Beda Pilek Karena Flu dan Alergi, Bagaimana Pengobatannya?
ilustrasi mengatasi flu di kantor. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Saat hidung terasa berair dan kadang-kadang tersumbat, kita mungkin akan mengira kita sedang mengalami flu. Tapi ternyata itu bisa saja adalah alergi. Maka penting untuk mengetahui perbedaan keduanya.

“Jika Anda tahu apa yang Anda sedang alami, Anda tidak akan minum obat yang tidak Anda butuhkan, yang tidak efektif, atau yang bahkan dapat membuat kondisi Anda bertambah buruk,” kata Teresa Hauguel, ahli penyakit menular dalam pernapasan NIH seperti dilansir NIH News in Helath.

Beda Flu dan Alergi

Flu disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat menyebabkan hidung beringus dan tersumbat, macet, batu, dan sakit tenggorokan. Flu juga dapat menyebabkan demam tinggi yang berlangsung selama 3-4 hari, bersama dengan sakit kepala, kelelahan, dan nyeri.

Alergi sedikit berbeda, karena mereka tidak disebabkan oleh virus. Alergi disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap pemicu atau alergen. Saat sistem kekebalan tubuh dipengaruhi alaergen maka saat itulah jaringan pernapasan kita yang halus bisa membengkak, dan hidung mungkin tersumbat dan berair.

"Alergi juga dapat menyebabkan mata gatal dan berair, yang biasanya tidak Anda alami karena pilek atau flu," tambah Hauguel.

Gejala alergi biasanya berlangsung selama kita terpapar alergen, yang mungkin sekitar 6 minggu selama musim serbuk sari di musim semi, musim panas, atau musim gugur. Pilek dan flu jarang bertahan lebih dari 2 minggu.

Pencegahan dan Pengobatan

Sarihusada menyarankan pengobatan untuk pilek yang disebabkan karena alergi adalah dengan menghindari pemicunya. Dua pemicu yang biasanya menebabkan alergi adalah pertama lingkungan seperti debu, bulu binatang, asap rokok, asap dapur, dan polusi. Kedua, makanan maupun minuman seperti makanan/minuman dingin, gula, cokelat, gorengan, susu, seafood, dan sebagainya.

Tapi jika sudah mengalami alergi, obat yang bisa digunakan adalah antihistamin atau dekongestan. Lebih jelasnya tetap baca baik-baik aturan pemakainnya.

Sementara untuk pilek dan flu kebanyakan sembuh sendiri tanpa perawatan medis. Untuk mengobati masuk angin atau flu lebih baik banyak istirahat dan minum banyak cairan. Obat-obatan yang bisa diminum yaitu penghilang rasa sakit seperti aspirin, acetaminophen, atau ibuprofen yang dapat mengurangi demam atau sakit.

Berhati-hatilah untuk menghindari "tumpang tindih obat" saat mengonsumsi obat yang mencantumkan 2 atau lebih bahan aktif pada label. Misalnya, jika kita menggunakan 2 obat berbeda yang mengandung asetaminofen, satu untuk hidung tersumbat dan yang lain untuk sakit kepala, kita mungkin mengonsumsi terlalu banyak asetaminofen.

“Baca label obat dengan cermat — peringatan, efek samping, dosis. Jika Anda memiliki pertanyaan, bicarakan dengan dokter atau apoteker Anda, terutama jika Anda memiliki anak yang sakit. Anda tidak ingin terlalu banyak obat, dan Anda tidak ingin mengambil risiko minum obat yang dapat berinteraksi dengan yang lain,"kata Hauguel.

Baca juga artikel terkait FLU atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Agung DH