Menuju konten utama

Kenali 6 Tanda Bahaya Keterlambatan Perkembangan pada Anak

Mengenal berbagai tanda bahaya keterlambatan perkembangan pada anak, motorik hingga kognitif.

Ilustrasi anak berjalan. foto/istockphoto

tirto.id - Melihat anak tumbuh dengan baik tanpa ada kekurangan sedikitpun adalah hal yang paling membahagiakan bagi orang tua.

Biasanya perkembangan anak terdiri atas motorik kasar, motorik halus, bahasa atau bicara, dan personal sosial atau kemandirian.

Keterlambatan perkembangan biasanya digunakan untuk anak-anak usia di bawah 5 tahun, karena saat itulah memasuki usia emas (golden age) atau usia di mana anak mulai berkembang.

Penyebab keterlambatan perkembangan umum disebabkan oleh gangguan genetic atau kromosom seperti down Syndrom, gangguan atau infeksi susunan saraf seperti palsi serebral atau CP, Spina Bifina, Sindrom Rubella.

Selanjutnya, riwayat bayi risiko tinggi seperti bayi prematur atau kurang bulan, bayi berat lahir rendah, bayi yang mengalami sakit berat pada awal kehidupan sehingga memerlukan perawatan intensif dan lainnya.

Agar dapat mengetahui apakah perkembangan anak telah berjalan normal atau tidak, maka perlu dilakukan pemantauan dengan alat khusus. Namun, sebelum itu alangkah baiknya agar orang tua mengetahui bagaimana tanda bahaya (red flag) dalam perkembangan anak, agar memudahkan untuk memantau bagaimana sang anak berkembang.

Berikut ini adalah tanda bahaya (red flag) dalam masa perkembangan anak yang dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia:

1. Tanda bahaya perkembangan motorik kasar

- Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan.

- Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan

- Hiper / hipotonia atau gangguan tonus otot

- Hiper / hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh

- Adanya gerakan yang tidak terkontrol

2. Tanda bahaya gangguan motorik halus

- Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan

- Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun

- Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut) masih sangat dominan setelah usia 14 bulan

- Perhatian penglihatan yang inkonsisten

3. Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)

- Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu benda pada usia 20 bulan

- Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24 bulan

- Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan

4. Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)

- Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi, misalnya saat dipanggil tidak selalu member respons

- Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan

- Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan

5. Tanda bahaya gangguan sosio-emosional

- 6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain

- 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah

- 12 bulan: tidak merespon panggilan namanya

- 15 bulan: belum ada kata

- 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura

- 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti

- Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan bersosialisasi / interaksi

6. Tanda bahaya gangguan kognitif

- 2 bulan: kurangnya fixation

- 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda

- 6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara

- 9 bulan: belum babbling seperti mama, baba

- 24 bulan: belum ada kata berarti

- 36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata

Sekitar 5 sampai 10 persen anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Serta 1-3 persen anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum. Karena itulah penting dilakukan pemantauan saat anak mulai tumbuh dan berkembang.

Baca juga artikel terkait TANDA BAHAYA KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK atau tulisan lainnya dari Endah murniaseh

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Endah murniaseh
Penulis: Endah murniaseh
Editor: Yandri Daniel Damaledo
-->