Menuju konten utama

Kenaikan Suka Bunga BI Dinilai Perlu, Ini Alasannya

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih menilai kenaikan suku bunga acuan BI menjadi momentum positif untuk perbankan.

Kenaikan Suka Bunga BI Dinilai Perlu, Ini Alasannya
Ilustrasi suku bunga acuan. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan untuk keempat kalinya secara berturut-turut dalan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di November 2022. Suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) kini berada di level 5,25 persen, atau naik 50 bps dari RDG bulan lalu.

Sementara suku bunga Deposit Facility menjadi 4,50 persen, serta suku bunga Lending Facility pada level 6,00 persen. Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menilai, kebijakan yang dilakukan BI diperlukan. Walaupun jika melihat tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen IHK (IHK) di Indonesia telah mengalami perlambatan di Oktober sebesar 5,71 persen, lebih rendah dari September 5,95 persen.

"Namun masih di atas target inflasi BI yaitu 2 persen- 4 persen," katanya kepada Tirto, Jumat (18/11/2022).

Ratih menuturkan alasan lainnya BI menaikkan suku bunga adalah untuk menahan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cukup dalam. Hal itu dikarenakan The Fed terus melakukan langkah agresif dan masih akan menaikan suku bunga pada beberapa periode ke depan.

Untuk saat ini Fed Funds Rate (FFR) berada pada kisaran 3,75 persen - 4 persen. Meski inflasi Amerika Serikat pada Oktober lalu sudah mereda di level 7,7 persen, lebih rendah dari perkiraan konsensus ataupun periode sebelumnya di level 8,2 persen, namun angka ini masih jauh dari target inflasi sebesar 2 persen.

"Oleh karena itu, The Fed diproyeksikan masih menaikan suku bunga pada FOMC di bulan Desember mendatang," katanya.

Sementara itu, dia menilai untuk perbankan kenaikan suku bunga acuan menjadi momentum positif. Ditambah pertumbuhan penyaluran kredit secara keseluruhan masih tumbuh 11,95 persen (YoY) pada Oktober 2022, lebih tinggi dibandingkan bulan September sebesar 11 persen (YoY), walaupun kenaikan suku bunga dilakukan berturut-turut.

Lebih lanjut, dia menilai PT Bank Central Asia atau BBCA bisa dikatakan perbankan yang menarik di tengah kenaikan suku bunga. Jika dilihat pada kinerja keuangan per 9 September 2022, BBCA memiliki jumlah Current Account Saving Account (CASA) 81 persen dari total Third Party Funds (DPK). Perolehan tersebut membuat BBCA dapat meminimalisir Cost of Fund (CoF).

"Bersamaan dengan hal itu Net Interest Margin (NIM) di tengah kenaikan suku bunga bisa terakselerasi, serta Loan To Deposit Ratio (LDR) yang saat ini berada di level 63 persen juga berpotensi mengalami peningkatan," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA ACUAN BI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin