Menuju konten utama

Kenaikan COVID-19 Usai Lebaran 2021 Lebih Tinggi Dibanding 2020

Wiku Adisasmito memperingatkan kenaikan kasus positif COVID-19 dapat bertahan hingga 2 bulan setelah Idulfitri.

Kenaikan COVID-19 Usai Lebaran 2021 Lebih Tinggi Dibanding 2020
Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah Prof Wiku Adisasmito di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (12/1/2021). (FOTO/Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Negara)

tirto.id - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mencatat kenaikan kasus positif COVID-19 usai lebaran Idulfitri 2021 lebih tinggi dibanding 2020.

"Pembelajaran pertama, setelah disandingkan pada minggu ke-4 ternyata kenaikan kasus usai Idulfitri tahun ini secara nasional mengalami kenaikan yang lebih tinggi yaitu 112,22 persen, sedangkan kenaikan kasus pada 2020 adalah sebesar 93,11 persen," kata Wiku dalam konferensi pers virtual di Graha BNPB Jakarta, Kamis (17/6/2021).

Menurut Wiku, kenaikan signifikan usai Idulfitri 2021 karena tingginya kenaikan kasus per minggunya, khususnya dari pekan ke-3 sampai pekan ke-4.

Berdasarkan data Satgas COVID-19, pada 31 Mei 2021 angka kasus aktif adalah 39.999 kasus, namun pada 7 Juni langsung melonjak hingga 55.320 kasus. Sedangkan pekan ketiga Idulfitri 2020 yaitu 15 Juni 2020 angka kasus aktif adalah 7.551 kasus dan pada pekan ke-4 adalah 8.078 kasus.

"Pembelajaran kedua, signifikansi kenaikan kasus minggu ke-4 lebih besar tahun lalu. Pada tahun lalu, Jawa Tengah mengalami kenaikan kasus hingga 758 persen sedangkan tahun ini sebesar 281,59 persen," ungkap Wiku.

Menurut Wiku, penyebabnya karena tahun lalu Indonesia masih berada di tahap awal pandemi dan masih menyesuaikan diri terhadap penanganan COVID-19.

"Namun jika dilihat lebih dalam, tahun ini meski kenaikan persentase tingkat provinsi tidak terlalu tinggi dibanding tahun lalu, tapi di beberapa kabupaten kota terdapat kenaikan kasus yang sangat signifikan dalam rentang waktu yang singkat contohnya di Bangkalan, Pati, Kudus, Jepara, Bandung dan kota Cimahi," tambah Wiku.

Pembelajaran ketiga, menurut Wiku, provinsi Bali dan Sulawesi Selatan yang tahun lalu masuk ke 5 besar daerah tertinggi, pada tahun ini posisinya digantikan oleh DI Yogyakarta dan Jawa Barat.

"Tahun ini kenaikan minggu ke-4 pasca Idul Fitri seluruhnya diisi oleh provinsi dari pulau Jawa. Mengingat 5 provinsi ini adalah daerah asal dan tujuan mudik, jadi dapat dikaitkan dengan fakta meski sudah diterapkan peniadaan mudik sebelum dan setelah Idulfitri," ungkap Wiku.

Mobilitas penduduk keluar Jabodetabek sebelum Idulfitri dan masuk ke Jabodetabek setelah Idulfitri mengalami peningkatan yang signifikan.

"Selain itu di dalam kota juga terjadi kenaikan mobilitas penduduk ke pusat perbelanjaan dan tempat wisata selama Idulfitri," kata Wiku.

Ia juga memperingatkan bahwa kenaikan kasus positif dapat bertahan hingga 2 bulan setelah Idulfitri.

"Adanya periode tambahan yaitu arus balik ke Jabodetabek pasca Idul Fitri dapat menyebabkan periode dampak yang ditimbulkan bertambah 1-2 minggu, dampak periode libur panjang biasanya 4-6 minggu dan dengan periode tambahan ini bisa saja dampak Idul Fitri ini bisa menjadi 7-8 minggu," ungkap Wiku.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 per 17 Juni 2021, kasus COVID-19 di Indonesia bertambah 12.624 kasus sehingga totalnya mencapai 1.950.276 kasus. Pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 7.350 menjadi 1.771,220 orang dan pasien meninggal dunia bertambah 277 sehingga totalnya 53.753 orang.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN KASUS CORONA USAI LEBARAN

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan