Menuju konten utama
Alutsista

Kemhan Akui Rencana Pembelian 36 Pesawat F-15 Buatan Amerika

Kementerian Pertahanan membenarkan rencana pembelian 36 pesawat F-15 buatan AS. Saat ini masih dalam pembahasan.

Kemhan Akui Rencana Pembelian 36 Pesawat F-15 Buatan Amerika
Patung Bung Karno menunggang kuda berdiri di depan area kompleks kantor Kementerian Pertahanan, Medan Merdeka Barat, Jakarta, Minggu (6/6/2021). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.

tirto.id - Pemerintah Amerika Serikat resmi mengumumkan Indonesia berencana melakukan pembelian alat utama sistem senjata (Alutsista) senilai 13,9 miliar dolar AS. Dalam paket pembelian tersebut, pemerintah Indonesia pembelian pesawat F-15 sebanyak 36 unit.

“Pemerintah sudah membuat keputusan menyetujui permohonan Foregin Military Sale kepada Indonesia berupa pesawat F-15ID dan perlengakapannya dengan harga 13,9 miliar dolar AS. Badan Kerjasama Pertahanan dan Keamanan mengirimkan surat permohonan dan notofikasi kepada Kongress terkait pembelian tersebut hari ini," demikian bunyi keterangan resmi dari Defense Security and Cooperation Agency (DSCA), Kamis (10/2/2022) waktu setempat.

Selain pesawat, ada beberapa perlengkapan lain yang dibeli pemerintah Indonesia seperti 87 mesin F110-GE-129 or F100-PW-229, 45 AN/APG-82(v)1 Advanced Electronically Scanned Array (AESA) Radar, hingga alat-alat lain seperti Electronic Combat International Security Assistance Program (ECISAP) support; Joint Mission Planning Systems (JMPS); Night Vision Goggles (NVG) dan alat pendukung serta spare-parts lain.

Persetujuan penjualan alutsista dilakukan untuk memperkuat tujuan luar negeri dan tujuan nasional Amerika Serikat kepada negara rekanan. Menurut Amerika Serikat, pemberian dukungan merupakan upaya Amerika dalam memenuhi kepentingan nasional mereka.

Selain itu, pembelian alutsista juga disetujui demi memenuhi kemampuan Indonesia dalam menghadapi ancaman di masa depan pada bidang pertahanan udara dan maritim. Namun pemerintah AS mengklaim pembelian alutsista di bawah komando PT Boeing tidak akan mengganggu situasi militer regional.

“Permohonan pembelian perlengkapan dan dukungan yang diberikan tidak akan mengganggu keseimbangan militer regional," klaim pihak DSCA.

Kementerian Pertahanan pun membenarkan bahwa mereka tengah berencana membeli 36 pesawat F-15. Saat ini, pembelian tersebut masih dalam pembahasan.

“Untuk proses masih tahap penjajakan,” kata Karo Humas Kemhan Brigjen Taufik Sobri saat dikonfirmasi reporter Tirto, Jumat (11/2/2022).

Rencana pembelian pesawat F-15 sebelumnya sempat disampaikan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo mengaku ingin pesawat generasi 4,5 seperti Dassault Rafale buatan Perancis dan F-15 EX buatan Amerika Serikat.

“Kami menginginkan pesawat generasi 4,5 dan menginginkan yang 'heavy' atau medium ke atas. Karena kita saat ini sudah ada F-16 sudah ada Sukhoi buatan Rusia," kata Fadjar Prasetyo saat berbincang dengan media massa pada acara Press Tour dan Media Gathering, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (22/12/2021).

Ia pun mengakui bahwa pembelian tersebut merupakan hasil pemikiran Kementerian Pertahanan. Di saat yang sama mantan Pangkogabwilhan II ini memastikan TNI AU tidak lagi berpikir untuk punya Sukhoi SU-35.

“Sukhoi Su-35 dengan berat hati ya kita harus sudah meninggalkan perencanaan itu karena kan kembali lagi dari awal kita sebutkan bahwa pembangunan kekuatan udara sangat bergantung dari anggaran," jelas Fadjar.

Baca juga artikel terkait ALUTSISTA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz