Menuju konten utama

Kemesraan Setya Novanto dengan Gereja di NTT

Para politikus mendekati gereja di NTT, kantong umat Kristen dan Katolik, untuk mendapatkan dukungan politis. Tak terkecuali Setya Novanto.

Kemesraan Setya Novanto dengan Gereja di NTT
Ilustrasi: Setnov. Tirto/Sabit

tirto.id - Satu pagi, 8 Mei 2017, Setya Novanto berdiri di tengah pejabat daerah dan beberapa pendeta di halaman Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Syaloom, Airnona, Kupang. Novanto meresmikan bantuan sumur bor untuk gereja di sana.

“Pada hari ini tidak ada yang lebih berbahagia selain masyarakat yang telah mendapatkan persediaan air bersih,” kata Setnov.

Nilai proyek pembuatan sumur bor itu menghabiskan dana hingga Rp5,5 miliar. Proyek ini tak cuma dibuat untuk gereja. Ada lima lokasi lain, yang tersebar di tiga kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Semua dana proyek ini bukan dari kocek pribadi Novanto. Sebagai anggota DPR, Setnov menggandeng Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk proyek itu.

Perhatian Novanto terhadap gereja di NTT memang besar. Dalam beberapa proyek pembangunan gereja, Novanto menjalankan perannya sebagai "wakil rakyat." Ia melobi kementerian terkait untuk memberikan bantuan.

Sejak awal menjadi anggota DPR RI di NTT pada 1999, Novanto memang sudah akrab dengan gereja. Novanto sering berkunjung ke gereja-gereja, bahkan ke keuskupan.

“Dengan gereja, ya harus dekat, dong. Saya sering kunjungan ke gereja, ke keuskupan dengan uskup Petrus Turang, ya ke GMIT juga,” kata Novanto menjelang sidang di PN Jakarta Pusat, 8 Maret 2018.

Meski Novanto menolak mengatakan kedekatan dengan gereja itu sebagai tindakan politis, tetapi faktanya suara umat gereja memang menentukan kemenangan politikus di sana. Berdasarkan data BPS tahun 2016, sebanyak 52,79 persen warga NTT adalah pemeluk agama Katolik, 35,79 persen Kristen, 11,23 persen Islam; sisanya 0,19 persen Hindu dan 0,01 persen Buddha.

Khusus di Dapil II, tempat Novanto maju sebagai calon anggota legislatif di Senayan, didominasi oleh umat Kristen dan Katolik. Misalnya di kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), sebanyak 87,49 persen warganya adalah pemeluk Kristen dan 10,26 persen pemeluk Katolik. TTS menjadi kantong suara Novanto terbanyak; Setnov meraih 15.602 suara dalam Pemilihan Legislatif 2014.

Begitu pula di Kabupaten Kupang, pemeluk Kristen mencapai 85,28 persen dan Katolik 10,89 persen. Di ibu kota NTT ini Setnov meraup 10.706 suara elektorat.

Kedekatan dengan Gereja Katolik

Kedekatan Novanto dengan gereja bukan sebatas klaim seorang politikus. Novanto kerap berkunjung ke gereja dan berdialog dengan para pimpinan gereja. Ia berkali-kali diundang menjadi pembicara dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh gereja.

Pada Oktober 2014, usai kemenangannya dalam Pemilu 2014, Novanto melakukan roadshow spesial ke gereja-gereja dan petinggi gereja. Tujuannya mengucapkan terima kasih karena "rakyat NTT kembali memberikan kepercayaan" kepadanya untuk menjadi "wakil rakyat" di Senayan.

Salah satu tokoh gereja yang didatangi adalah Uskup Petrus Turang di Kupang. Uskup Petrus adalah salah seorang petinggi gereja Katolik, yang dekat dengan Novanto. Setnov pernah memberikan bantuan berupa traktor. Traktor ini diberikan ke Paroki Aryos Niki-Niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Setnov juga menyumbang pembangunan Stasi Santo Fransiskus Asisi di BTN Kolhua dan Gereja Katolik Santo Gregorius Agung Oeleta.

Soal kedekatan dengan Novanto, Uskup Petrus menolak untuk diwawancarai saya ketika saya datang ke Kupang pada akhir Februari dan awal Maret 2018. Penolakan ini disampaikan oleh Sekretaris Keusukupan Kupang, Romo Jermias Siono melalui pesan singkat.

“Untuk masalah pribadi Pak Novanto, Bapak Uskup tidak mau bahas,” kata Siono, 28 Februari 2018.

Meski demikian, Romo Siono mengatakan Novanto adalah salah satu wakil rakyat yang "terkenal dekat" dengan gereja. Bahkan, ketika diketahui Novanto telah berpindah agama, kedekatan ini tak ikut rusak.

“Pak Novanto itu baik, beliau banyak membantu, tidak hanya gereja, tapi juga masyarakat NTT. Kita orang NTT itu sangat toleran, dan tidak pernah pikir orang itu agamanya apa, asalkan dia baik, tentu kami terima,” kata Romo Siono kepada saya di Istana Keuskupan Agung Kupang, 27 Februari 2018.

Infografik HL Indepth Papa Setnov Jilid Dua

Selain memberikan bantuan, Novanto juga mudah mengatur jadwal untuk bertemu dengan umat Katolik. Bahkan untuk sekadar acara tanam pohon, Setnov bersedia hadir. Contohnya pada saat penanaman pohon Zaitun di Taman Ziarah Yesus Maria di Oebelo, Kupang, pada akhir 2014. Setnov datang ke sana dan ikut menanam pohon.

Ketika Novanto ditahan KPK pada akhir 2017, anak-anak panti asuhan Katolik Sonaf Moneka di Kota Kupang turut mendoakannya agar bisa dengan baik melewati cobaan tersebut. Romo Siono mengatakan, dalam tradisi Katolik, mendoakan orang yang sedang mendapat ujian adalah hal biasa.

“Saya kira banyak yang mendoakan Pak Novanto. Kita tidak mau singgung soal kasus, tapi sebagai sesama manusia, kita memang harus mendoakan,” ujarnya.

Bantuan untuk Kelompok Kristen

Novanto tak hanya memberikan bantuan kepada gereja Katolik. Gereja Kristen, khususnya GMIT, juga mendapat perhatian yang baik. Salah satu hasil Novanto yang kini masih terus dilakukan adalah pembangunan GMIT Center di Kota Kupang.

Pembangunan GMIT Center dimulai pada 2013, dengan menggunakan dana dari Kementerian Agama sebesar Rp3,5 miliar. Novanto pun diberi kesempatan untuk ambil bagian dalam peletakan batu pertama pembangunan GMIT Center.

Pembangunan gedung di Jl. Frans Seda ini diinisiasi oleh pendeta Robert Litelnoni, saat itu menjabat sebagai Ketua Sinonde GMIT. Pendeta Litelnoni dikenal cukup dekat dengan Novanto. Muhammad Ansor, Direktur Novanto Center, memberikan nama Pendeta Robert Litelnoni ketika saya meminta rekomendasi nama tokoh di NTT yang tahu benar bagaimana kerja Novanto.

“Pendeta Robert Litelnoni ... beliau mantan ketua Sinode GMIT, NTT,” kata Ansor melalui pesan singkat, 27 Februari 2018.

Kedekatan Novanto dengan pendeta Litelnoni dan pembangunan GMIT Center ini juga dibenarkan oleh Novanto sendiri. Meski samar-samar, Setnov mengaku kenal dengan pendeta Robert.

“Iya, benar (dengan Pak Robert). Saya rasa dulu kita lakukan itu,” kata Setnov sebelum persidangan di PN Jakarta Pusat, 12 Maret 2018, merujuk pembangunan GMIT Center yang sempat mangkrak tapi kembali dilanjutkan pada 2017.

Bantuan dari Novanto juga dirasakan oleh Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Kupang. Saat pembangunan gedung Student Center GMKI Kupang pada 2015, Novanto memberikan bantuan sebesar Rp25 juta. Ketua GMKI Cabang Kupang, Christo M. T. Kolimo, mengonfirmasi hal ini melalui pesan singkat.

“Untuk GMKI, sewaktu peletakan batu pertama Oktober 2015, Pak Setnov menyumbang Rp25 juta,” kata Kolimo.

GMKI tak memiliki kedekatan langsung dengan Novanto, tetapi ada Imanuel Blegur, seorang Senior GMKI yang dekat dengan Novanto. Selain menjadi ketua pembangunan gedung Student Center GMKI Kupang, Imanuel Blegur adalah kader partai Golkar. Kini ia mencalonkan diri sebagai calon Bupati Alor dengan rekomendasi dari Setya Novanto.

Kedekatan ini semua dikonfirmasi oleh Novanto. Meski banyak lupa detail, Setnov mengatakan tidak pernah perhitungan untuk urusan menyalurkan bantuan di NTT.

“Kalau untuk urusan sosial-keagamaan, ya tentu saya bantu,” ucap Setnov.

Baca juga artikel terkait SETYA NOVANTO atau tulisan lainnya dari Mawa Kresna

tirto.id - Politik
Reporter: Mawa Kresna
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Fahri Salam