Menuju konten utama

Kementerian PUPR Bantu Pemprov DKI Bangun IPAL di Jakarta

Kementerian PUPR bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) akan membantu Pemprov DKI Jakarta membangun instalasi pengolahan air limbah domestik dan jaringan perpipaan di Jakarta.

Kementerian PUPR Bantu Pemprov DKI Bangun IPAL di Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Kementerian PUPR bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) akan membantu Pemprov DKI Jakarta membangun instalasi pengolahan air limbah domestik dan jaringan perpipaan di Jakarta.

Proyek yang diberi nama Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) ini diharapkan bisa meningkatkan akses sanitasi di Jakarta, sekaligus melindungi kualitas air dari pencemaran limbah domestik seperti mandi, cuci, kakus dan aktivitas rumah tangga lainnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan masalah sanitasi bukan semata masalah ketersediaan infrastruktur, namun juga bergantung pada pola perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.

"Persepsi masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan masih belum menjadi kebutuhan. Praktik buang air besar sembarangan juga masih terjadi di beberapa tempat," kata Menteri Basuki dalam keterangan resmi yang diterima Tirto, Jumat (11/10/2019).

Pembangunan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Jakarta akan terdiri dari dua zona pelayanan, yakni zona 1 dan zona 6. Di zona 1, proyek akan dibiayai dari APBD DKI dan Kementerian PUPR melalui bantuan Pemerintah Jepang.

Total nilai investasi untuk pembangunan IPAL zona 1 mencapai Rp9,87 triliun. Rinciannya, sebesar Rp7,7 triliun dari Kementerian PUPR dan Rp2,17 triliun dari APBD DKI. Adapun, investasi tersebut sudah termasuk pembangunan jaringan perpipaan dengan sistem interseptor.

IPAL zona 1 mulai dibangun pada Februari 2021 di kawasan Pluit dengan luas lahan 3,9 hektare dengan kapasitas sebesar 240.000 m3/hari untuk melayani 220.000 Sambungan Rumah (SR) atau 989.389 jiwa.

"Cakupan layanannya meliputi 41 kelurahan yang tersebar di 8 Kecamatan yakni Kecamatan Menteng, Tanah Abang, Gambir, Sawah Besar, Taman Sari, Tambora, Pademangan, dan Penjaringan. Saat ini telah diselesaikan detail engineering desain," sebut Basuki.

Untuk zona 6, lanjut Basuki, IPAL akan dibangun di kawasan Duri Kosambi dengan kapasitas 282.500 m3/hari menggunakan teknologi pengolahan A2O yang dikombinasikan dengan Integrated Fixbed Film Acivated Sludge (IFAS).

Penerima manfaat diperkirakan mencapai 180.800 jiwa yang berlokasi di 2 Kecamatan di Jakarta Pusat, yakni Gambir dan Tanah Abang; 8 kecamatan di Jakarta Barat yakni Cengkareng, Grogol, Petamburan, Kebon Jeruk, Kalideres, Palmerah, Kembangan, dan Tambora; Kecamatan Kebayoran Lama di Jakarta Selatan dan Kecamatan Penjaringan di Jakarta Utara.

Kebutuhan biaya Pembangunan IPAL zona 6 diperkirakan mencapai Rp4,6 triliun, disumbang dari dari Kementerian PUPR melalui JICA sebesar Rp3,75 triliun, dan Rp850 miliar dari APBD DKI Jakarta.

Pembangunan IPAL zona 6 terdiri atas 4 fase. Untuk fase pertama terdapat total 4 paket pekerjaan, yakni Paket 1 pembangunan IPAL, termasuk Stasiun Pompa dan ICB). Kemudian, Paket 2 pengerjaan trunk sewer.

Lalu, Paket 3 pengerjaan pipa servis, pipa lateral, dan pipa persil dalam model area, dan Paket 4 pengerjaan pipa servis, pipa lateral, dan pipa persil luar model area. Adapun, basic and detailed design mulai dilaksanakan pada Agustus 2020 dan diikuti dengan pekerjaan konstruksi.

Baca juga artikel terkait IPAL atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Ringkang Gumiwang