Menuju konten utama

Kementerian Diimbau Jual Ayam dari Peternakan Agar Harga Stabil

Dalam satu pekan, sudah ada 200 ekor ayam yang dijual dalam bazar Kementerian Perdagangan. 

Kementerian Diimbau Jual Ayam dari Peternakan Agar Harga Stabil
Aktivitas jual beli di Pasar Agung, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/ama.

tirto.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengimbau kantor-kantor instansi pemerintah untuk menjual ayam dari peternak agar kelebihan pasokan bisa dikurangi dan harga kembali naik.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Tjahja Widayanti, usai rapat pangan di Kementerian Perkonomian, Jakarta Pusat, siang tadi (1/7/2019).

"Kita minta kementerian-kementerian juga menjual di kantor kementerian. Gitu. Kementerian Perdagangan kah, pertanian kah. Jadi mereka lakukan bazar. Enggak pakai anggaran. Kan mereka jualan aja di depan kantor," ujar Tjahja.

Kemendag sendiri, lanjut Tjahja, sudah melakukan bazar agar kelebihan pasokan yang bikin harga di tingkat peternak jatuh itu dapat berkurang. Dalam satu pekan, sudah ada 200 ekor ayam yang dijual dalam bazar.

"Sampai nanti harga kembali (dijualnya). Sekarang kan juga sudah kembali, Satgas pangan bilang sudah Rp16 ribu. Kan ini imbauan tergantung dari kementerian itu sendiri kapan melaksanakannya," imbuhnya.

Diwawancarai terpisah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan, sejak kemarin pemerintah juga telah mengurangi pasokan bibit ayam agar suplai bisa dikendalikan.

"Logikanya, jika kita potong telur atau kurangi hedging egg dampaknya mestinya bulan depan. Tapi, sekarang satu hari aja sudah naik, nah itu jawab aja," tutur Ketut.

Ke depannya, lanjut Ketut, Kementerian Pertanian bakal terus mengendalikan rantai pasokan baik di tingkat peternak, pasar, maupun makelar. Di sisi makelar atau broker, pemerintah bakal mulai melakukan pendataan dan mengatur jumlahnya agar pasokan dan penjualan di tingkat peternak dan pasar mudah dikendalikan.

"Saya maunya broker yang ada harus resmi, sehingga ketika ada gejolak mudah menelusurinya. Kedua, sebenarnya sebelum ada impor mestinya integrator mengajukan analisa kebutuhan perusahaannya, karena selama ini yang disalahkan selalu pemerintah," jelasnya.

Baca juga artikel terkait HARGA DAGING AYAM atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto