Menuju konten utama

Kementerian Agama: Tegur Penceramah yang Mengadu Domba

Masyarakat secara keseluruhan hendaknya menegur ketika menjumpai penceramah yang isinya mengadu domba, menebar fitnah, menebar provokasi.

Kementerian Agama: Tegur Penceramah yang Mengadu Domba
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Kementerian Agama (Kemenag) mengingatkan pengelola rumah ibadah tidak menggunakan jasa penceramah yang kerap membawa isu politik ke ranah agama. Peringatan diberikan karena hingga kini Kemenag masih menemukan adanya aktivitas berbau politik di beberapa rumah ibadah.

"Seruan itu tidak hanya bagi para penceramah, bagi para pengelola rumah ibadah, tapi masyarakat secara keseluruhan hendaknya menegur ketika menjumpai penceramah yang isinya mengadu domba, menebar fitnah, menebar provokasi," ujar Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (18/4/2018).

Seruan tentang ketentuan ceramah di rumah ibadah, yang memuat larangan menyinggung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), sudah dikeluarkan Lukman sejak kuartal pertama 2017. Objek seruan itu adalah penceramah, pengurus rumah ibadah, dan umat beragama.

Menurut Lukman, semua agama sebenarnya memiliki kesamaan ajaran yakni menghormati kemajemukan dan menjaga hidup damai. Namun, kesamaan itu kerap dirusak dengan benturan antarumat yang dilakukan beberapa oknum.

"Ini kan tahun dimana pilkada tidak kurang dari 171 daerah, dan potensi benturan itu semakin besar karena berbagai macam aspirasi politik dikontestasikan di ruang publik sehingga berpotensi menimbulkan gesekan," ujar Lukman.

Imbauan serupa juga disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. Menurutnya, jika masyarakat tak saling berkonflik dan menghina, Indonesia bisa menjadi salah satu negara adidaya di 2030.

"Sebuah lembaga internasional soal ekonomi mengatakan di 2030 Indonesia akan menjadi lima raksasa ekonomi dunia [...] kalau kita tidak cekcok dan saling hina, bisa mencapai itu," ujar Wiranto.

Politikus Hanura itu meminta pemuka agama selalu mengajak umatnya menjaga kerukunan. Ia juga mengimbau pemuka agama tidak menakut-nakuti masyarakat jelang dimulainya tahapan pemilu 2019.

"Kita arahkan rakyat untuk gembira sukacita. Kan nanti rakyat yang memilih, jangan takut-takuti rakyat," ujar Wiranto.

Baca juga artikel terkait PILKADA SERENTAK 2018 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yantina Debora