Menuju konten utama

Kementan Bantah Pedagang Buang Sayur di Malang karena Harga Jatuh

Kementan menyebut aksi itu terjadi karena sayuran pedagang tidak laku di tengah pandemi Corona

Kementan Bantah Pedagang Buang Sayur di Malang karena Harga Jatuh
Pedagang menunggui barang jualannya saat penerapan sistem lapak ganjil genap di Pasar Klojen, Malang, Jawa Timur, Kamis (14/5/2020). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto /nz

tirto.id - Kementerian Pertanian (Kementan) RI membantah isu anjloknya harga dibalik viralnya video aksi buang sayur oleh pedagang di Malang. Kementan menyebut aksi itu terjadi karena sayuran pedagang tidak laku di tengah pandemi Corona atau COVID-19.

"Jadi itu buang sayur karena pasarnya itu tutup di sana (Jawa Timur). Jadi mereka enggak bisa jual sayurannya, jadi terpaksa sayur mereka dibuang-buang," ucap Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Minggu (17/5/2020).

Meski demikian, Prihasto membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurut informasi yang ia terima, aksi viral itu terjadi di desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kawasan itu katanya menjadi sentra perdagangan komoditas sayuran hasil dari pertanian warga sekitar.

Menurut Kementan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai dilaksanakan pada Minggu (17/05/2020) di Kota Malang Raya. Menjelang penerapan PSBB, aksi para pedagang ini kebetulan viral di dunia maya. Sebabnya pasar tidak bisa beroperasi sehingga pedagang tidak bisa menjual produk sayurnya.

Dalam aksinya, para pedagang membuang produk sayuran alih-alih menjualnya. Dalam video terdapat seorang pedagang membuang sayur sawi ke sungai. Sebagian sayuran dibagikan gratis kepada pengguna jalan yang melintas.

“Namun kendala ini sudah diselesaikan, kita sudah selesaikan itu. Jadi sekali lagi, itu karena pasarnya tutup karena lagi lockdown," ucap Prihasto.

Baca juga artikel terkait HARGA SAYURAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan