Menuju konten utama

Kemenpora Optimistis dengan Masa Depan Karate Indonesia

Rekor MURI ini, menurut Kemenpora, adalah bukti Indonesia tak kekurangan bibit muda karateka.

Kemenpora Optimistis dengan Masa Depan Karate Indonesia
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengadakan acara sepeda santai, senam bersama, dan pemecahan rekor MURI dengan peragaan 5.000 karateka di Menara Pandang Siri, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (8/9/2019). FOTO/Kemenpora

tirto.id - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berhasil memecahkan rekor MURI jumlah peragaan karate serentak terbanyak di Indonesia. Dalam peringatan Hari Olahraga Nasional di kawasan Sungai Martapura, Banjarmasin, Minggu (8/9/2019) pagi, tercatat 5.502 karateka berpartisipasi dalam percobaan pemecahan rekor ini.

Angka tersebut melampaui rekor sebelumnya dengan jumlah 3.000 peserta yang tercatat di Bandung pada 2016 lalu.

“Antusiasme masyarakat besar sekali. Kami takjub karena jumlah pendaftar lebih dari lima ribu, padahal awal targetnya cuma lima ribu,” tutur Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta kepada Tirto.

5.502 karateka yang hadir pun berasal dari beragam kalangan dan usia, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Andrian (10), seorang karateka cilik yang berpatisipasi misal, hadir bersama sahabat-sahabatnya.

“Ada banyak teman dari satu perguruan. Teman-teman satu sekolah juga banyak yang ikut,” kata dia.

Dari pelaksanaan kegiatan yang banyak diikuti atlet cilik ini, Kemenpora berharap kelak muncul lebih banyak karateka yang bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

“Acara ini membuktikan bahwa bibit muda karate kita berlimpah. Ini pertanda bagus, ke depan harus bisa dimaksimalkan potensi-potensi yang ada,” ujar Raden Isnanta.

Di Asian Games 2018 lalu, cabang olahraga karate tercatat menyumbang satu emas yang diperoleh Rifik Ardiansyah Arrosyid dari kelas Kumite 60kg Putra. Ada pula sumbangsih tiga medali perunggu, masing-masing dari Cok Istri Agung Sanistyarani (Kumite 55kg Putri), Jintar Simanjuntak (Kumite 67kg Putra), serta Ahmad Zigi Zaresta Yuda (Kata Putra).

Angka medali Indonesia, yang saat itu jadi tuan rumah, masih kalah jauh dari Jepang. Total kontingen Negeri Matahari Terbit mampu menggondol empat emas dan dua perunggu. Secara kuantitatif, torehan negara-negara macam Iran, Taiwan, Cina, Kazakhstan, dan Kuwait juga lebih baik dari Indonesia.

Selain peragaan karate, agenda perayaan Haornas di Banjarmasin hari ini telah merampungkan kegiatan sepeda santai (gowes) serta senam sehat yang diadakan di halaman Kantor Wali Kota Banjarmasin. Menurut keterangan yang disampaikan Raden Isnanta, peserta gowes melebih angka 7.000.

Haornas ke-36 kali ini juga telah merampungkan kegiatan Simposium Kajian Lintas Perspektif e-Sports di Hotel Ratta Inn, Jumat (8/9/2019). Nantinya, Minggu (8/9/2019) malam, rangkaian acara bakal ditutup dengan malam puncak serta pemberian penghargaan untuk para atlet purna di Monumen Pandang Siring. Pemberian penghargaan ini rencananya bakal dihadiri langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi.

Tahun ini, perayaan Haornas di Banjarmasin mengambil tema ‘Ayo Olahraga, Di Mana Saja, Kapan Saja’. Tema ini bertujuan untuk menyampaikan makna bahwa olahraga adalah sesuatu yang mudah dan dapat dilakukan di mana saja.

“Yang terpenting, dari rangkaian kegiatan ini, kami ingin masyarakat semakin memahami bahwa olahraga tidak terpaku pada fasilitas dan tempat. Olahraga adalah sesuatu yang mudah,” ucap Raden Isnanta.

Baca juga artikel terkait HARI OLAHRAGA NASIONAL atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Reporter: Herdanang Ahmad Fauzan
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Agung DH