Menuju konten utama

Kemenperin: Industri Non-migas Tumbuh 8,4 Persen 2019

Pemerintah melalui Kementrian Perindustrian (Kemenperin) memasang target peningkatan pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 8,4 persen pada tahun 2019.

Kemenperin: Industri Non-migas Tumbuh 8,4 Persen 2019
Menteri Perindustrian Saleh Husin (kiri) saat meninjau fasilitas Naphta Cracker baru di Cilegon, Banten. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

tirto.id - Pemerintah melalui Kementrian Perindustrian (Kemenperin) memasang target peningkatan pertumbuhan industri pengolahan non-migas sebesar 8,4 persen pada tahun 2019.

“Ini harus dilakukan demi penguatan struktur industri melalui pembangunan industri hulu yang diintegrasikan dengan industri antara dan industri hilirnya,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam Rapat Kerja Kemenperin di Jakarta, Selasa (16/2/2016).

Lebih lanjut, Saleh mengatakan bahwa dengan target tersebut, diharapkan kontribusi industri pengolahan non-migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dapat meningkat menjadi sebesar 19,4 persen. Dengan demikian, sektor industri akan menyerap tenaga kerja di sebesar 17,8 juta orang pada tahun 2019.

Peningkatan nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral, serta migas dan batubara, lanjut Saleh, akan menjadi kebijakan pengembangan industri nasional.

Sumber daya industri juga akan didorong demi memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri rata-rata 600 ribu orang per tahun, penumbuhan 20 ribu wirausaha baru untuk industri kecil dan 4500 usaha baru untuk industri skala menengah serta sertifikasi tenaga kerja dan calon tenaga kerja.

Saat ini, Kemenperin telah menetapkan 10 industri prioritas yang meliputi industri pangan; farmasi, kosmetik, alat kesehatan; tekstil, kulit, alas kaki dan aneka; alat transportasi; dan elektronika dan telematika.

Selain itu, industri pembangkit energi; barang modal, komponen, bahan penolong dan jasa industri; industri hulu agro logam dasar dan bahan galian bukan logam; serta kimia dasar berbasis migas dan batubara.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI atau tulisan lainnya

Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara