Menuju konten utama

Kemenperin Gandeng Jepang untuk Perkuat IKM

Kementerian Perindustrian membentuk 4 kerja sama pengembangan kapasitas teknis industri dengan Jepang pada 2017. 

Kemenperin Gandeng Jepang untuk Perkuat IKM
Seorang perajin menghaluskan kayu miniatur jamur saat proses pembuatan hiasan miniatur jamur di Jambukulon, Ceper, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (11/10). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho.

tirto.id - Direktur Jendral Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Haryanto menyatakan Indonesia menjalin 4 kerja sama pengembangan kapasitas teknis industri dengan Jepang pada 2017. Dua di antara kerja sama itu menyasar program penguatan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Indonesia.

"Melalui The Japan External Trade Organization (JETRO), sedang direncanakan untuk membangun bilateral value change antara IKM di Indonesia dengan Jepang," kata Harjanto pada Rabu (18/1/2017) seperti dikutip Antara.

Harjanto memerinci kerja sama yang pertama ialah pembentukan forum bisnis untuk mendongkrak pertumbuhan investasi asal Jepang di Indonesia pada kuartal I tahun 2017. Forum tersebut juga akan didorong untuk mendukung pengembangan Program E-Smart IKM yang tengah digarap Kementeria Perindustrian.

Sementara kerja sama selanjutnya ialah peningkatan kualitas IKM di Ceper, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Tujuannya agar IKM-IKM di dua lokasi itu lebih berdaya saing dan memiliki akses pasar yang luas melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). Untuk IKM logam di Ceper, kerja sama Indonesia dan Jepang akan membentuk pendampingan untuk pemenuhan standard sertifikasi SNI dan bimbingan teknis pembuatan blokrem komposit.

Kerja sama ketiga ialah pembentukan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) terkait pemanfaatan energi terbarukan yang akan digunakan instalasi pengirim dan penerima sinyal komunikasi (Base Transceiver Station/BTS) di pulau-pulau terpencil.

Terakhir, kerja sama dalam hal pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasional yang akan menjadi program prioritas terpenting. Untuk kerja sama di bidang vokasi ini, telah ada kerja sama antara SMTI (Sekolah Menengah Teknologi Industri) Yogyakarta dengan National Institute of Technology, Akashi College, Jepang.

Saat berkunjung ke Indonesia pada Minggu (15/1/2017), Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menyatakan negaranya tertarik untuk berinvestasi di sektor infrakstruktur di Indonesia. Sebagian tawaran invetasi Jepang terkait dengan bidang transportasi, energi, irigasi hingga konservasi pantai.

"Jepang akan bekerja sama di bidang perkeretaapian, pembangkit listrik dan lain-lain melalui pembangunan infrastruktur berkualitas tinggi yang merupakan keunggulan Jepang. Selain itu (Jepang) akan berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia. Jepang memutuskan akan menciptakan kesempatan bisnis dengan nilai total sekitar 74 miliar yen (sekitar Rp8,6 triliun) untuk bidang irigasi dan konservasi pantai," kata Abe.

Baca juga artikel terkait KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom