Menuju konten utama

Kemenkeu Klaim Hasil Rekrutmen CPNS Tak Ada Kecurangan

Menurut Sekretaris Jenderal Kemenkeu Hadiyanto, proses rekrutmen CPNS Kemenkeu sudah dirancang sedemikian rupa melalui sejumlah tahapan yang sangat ketat.

Kemenkeu Klaim Hasil Rekrutmen CPNS Tak Ada Kecurangan
Peserta mengikuti ujian menggunakan Computer Assisted Tes (CAT) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Sosial di Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional II Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (28/10/2017). ANTARA FOTO/Umarul Faruq

tirto.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membantah adanya kecurangan dalam proses rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungannya. Menurut Sekretaris Jenderal Kemenkeu Hadiyanto, proses rekrutmen CPNS Kemenkeu sudah dirancang sedemikian rupa melalui sejumlah tahapan yang sangat ketat.

Adapun Hadiyanto berdalih kalau jumlah kelulusan SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) yang sesuai nilai ambang batas (passing grade) merupakan data yang dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Oleh karena proses rekrutmen yang tersentralisasi itulah, maka Hadiyanto pun mengklaim proses pengumuman kelulusan sepenuhnya merupakan keputusan dari BKN.

“Tidak ada satu calon peserta pun yang dirugikan dari proses ini. Apabila ditengarai ada praktik kecurangan, tidak transparan, maupun anggapan buruk terkait integritas, itu tidak ada,” ujar Hadiyanto dalam jumpa pers di kantornya pada Kamis (2/11/2017) siang.

Lebih lanjut, Hadiyanto menilai kalau selama ini ada kesalahan dalam tata cara membaca pengumuman. Dengan cara penyajian yang diurutkan berdasarkan abjad nama, lokasi, dan kualifikasi pendidikannya, Hadiyanto mengklaim kalau perhatian pada kluster yang berdasarkan formasi dan kualifikasi kerap luput dari perhatian.

Hadiyanto lantas mencontohkan untuk jabatan analis berkas sengketa, kualifikasi yang ditetapkan ada tiga, yakni S1 Akuntansi, S1 Hukum, dan S1 Ilmu Perpustakaan.

“Dengan komposisi masing-masingnya sepuluh, lima dan satu (posisi), maka jumlah yang dapat ikut ke tahap selanjutnya (tes SKD) dikalikan tiga,” ujar Hadiyanto.

“Kalau yang melamar sebagai analis berkas sengketa dari Akuntansi ada sepuluh, maka akan ada 30 orang yang ikut. Dari Ilmu Perpustakaan berarti ada tiga orang. Lalu tidak tertutup kemungkinan seseorang yang melamar dari Ilmu Perpustakaan memiliki passing grade lebih tinggi dari yang Akuntansi,” tambah Hadiyanto.

Untuk nilai ambang batas yang ditetapkan dalam proses rekrutmen CPNS Kemenkeu sendiri adalah 298, yang mana angka itu terdiri dari tiga komponen. Hadiyanto menyebutkan ketiga komponen yang mempengaruhi ialah tes karakteristik pribadi, tes intelejensia umum, serta tes wawasan dan kebangsaan.

Dari peserta CPNS yang lolos seleksi administrasi sebanyak 77.001 orang, jumlah peserta yang mengikuti SKD tercatat sebanyak 57.714 orang. Pada tahapan seleksi selanjutnya, yang lolos memenuhi nilai ambang batas ada sebanyak 12.882.

“Apabila dicocokkan dengan formasi jabatan, maka yang lulus SKD sampai kemarin adalah 3.709 peserta,” ungkap Hadiyanto.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga telah menanggapi soal kecurangan dalam proses rekrutmen CPNS Kemenkeu.

Meski telah meminta adanya pengecekan dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan BKN, namun Sri Mulyani mengklaim proses rekrutmen dilakukan sesuai standar yang telah ditentukan.

“Tentu kami akan menginvestigasi kekecewaan masukan dan berbagai informasi yang muncul dari netizen. Selain itu, kami juga mendengar dari berbagai sumber lainnya,” kata Sri Mulyani di Jakarta, hari ini.

Baca juga artikel terkait CPNS 2017 atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri