Menuju konten utama

Kemenkes: Total Kasus Subvarian BA4 & BA5 Capai 1.179 Kasus

Dari total kasus tersebut, sebanyak 99 kasus merupakan BA.4 dan 1.080 kasus BA.5, terbanyak di DKI Jakarta.

Kemenkes: Total Kasus Subvarian BA4 & BA5 Capai 1.179 Kasus
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga atau booster COVID-19 kepada warga di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/1/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa sampai hari ini, Selasa, 5 Juli 2022, total kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia masih sama dengan kemarin, 4 Juli 2022, yaitu sebanyak 1.179 kasus. Terdiri 99 kasus BA.4 dan 1.080 kasus BA.5.

“Masih seperti ini. Nanti kalau sudah ada update, di-publish,” kata Juru Bicara atau Jubir Kemenkes, Mohammad Syahril kepada Tirto, Selasa (5/7/2022).

Dia pun mengatakan kepada Tirto kemarin, Senin (4/7/2022) bahwa total kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 paling banyak ditemukan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. “Paling banyak DKI,” singkat Syahril.

Kemudian dia menyebut total kasus kedua subvarian Omicron itu juga banyak ditemukan di Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat (Jabar), Provinsi Bali, serta Provinsi Jawa Timur (Jatim). Akan tetapi, dia tidak membeberkan jumlah kasusnya dari provinsi-provinsi tersebut.

“Terbanyak DKI, Banten, Jabar, Bali, Jatim,” kata Syahril.

Sebelumnya, Kemenkes mengatakan bahwa mereka memiliki sejumlah langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di bulan Juli 2022 ini. Salah satunya yaitu dengan menggalakkan tindakan melakukan tes COVID-19 (testing) dan penelusuran kontak erat (tracing).

“Kementerian Kesehatan telah membuat surat edaran kepada seluruh pemerintah daerah [pemda], dinas kesehatan, serta rumah sakit yang berisikan perintah serta panduan bagi pemda, dinas kesehatan, dan rumah sakit agar mempersiapkan sarana dan prasarana layanan kesehatan menghadapi potensi lonjakan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5,” jelas Syahril kepada Tirto, Senin (4/7/2022) siang.

Lanjut dia, Kemenkes juga terus memonitor perkembangannya, kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah sakit (RS). Mulai dari tenaga kesehatan, tempat tidur isolasi, obat-obatan, hingga alat pelindung diri (APD). “Testing dan tracing juga terus digalakkan Kementerian Kesehatan,” kata Syahril.

Selain itu, dia menyebut bahwa vaksinasi COVID-19 dosis lengkap atau dosis kedua dan dosis ketiga (booster) juga dikejar cakupannya oleh pemerintah. Terutama untuk mengejar cakupan booster sampai minimal 50 persen dari target populasi umum dan 70 persen di populasi rawan atau berisiko.

Baca juga artikel terkait SUBVARIAN OMICRON atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri