Menuju konten utama

Kemenkes: Temuan Varian Delta COVID Paling Banyak di DKI Jakarta

Varian yang paling banyak ditemukan adalah varian delta atau B1617 yang mayoritas ditemukan di Jawa Tengah dan DKI Jakarta.

Kemenkes: Temuan Varian Delta COVID Paling Banyak di DKI Jakarta
Warga beraktivitas di zona merah COVID-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Penyebaran variant of concern (VoC) COVID-19 sudah terjadi di 14 provinsi di Indonesia. Varian yang paling banyak ditemukan adalah varian Delta atau B1617 yang mayoritas ditemukan di Jawa Tengah dan DKI Jakarta.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan sudah ada 309 temuan VoC di 14 provinsi di Indonesia per 22 Juni 2021. Sebanyak 309 VOC itu terdiri dari 49 varian Alfa atau B117 yang pertama kali ditemukan di Inggris dan enam varian Beta atau B1351 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Sedangkan sisanya “varian Delta 254 di 9 provinsi,” bunyi petikan data yang disampaikan Nadia kepada reporter Tirto, Sabtu (26/6/2021).

Sebanyak 254 varian delta itu rinciannya masing-masing tiga kasus di Sumatra Selatan; Kalimantan Tengah; Kalimantan Timur. Lalu satu kasus di Gorontalo dan dua kasus di Banten.

Kemudian di Jawa Timur ada 18, yang 8 di antaranya dari Kabupaten Bangkalan. Lalu di Jawa Barat ditemukan 48, yang 47 di antaranya ditemukan di Kabupaten Karawang.

Sedangkan temuan paling banyak ada di DKI Jakarta yakni 96 kasus. Kemudian disusul Jawa Tengah dengan temuan 80 kasus, yang didominasi kasus asal Kabupaten Kudus.

Sedangkan varian Alfa penyebarannya masing-masing satu kasus di Riau, Kepulauan Riau; Sumatra Selatan; Jawa Tengah; Kalimantan Selatan dan Bali. Kemudian masing-masing dua kasus di Sumatra Utara dan Jawa Timur.

Di Jawa Barat, enam kasus dan sisanya ada 33 kasus yang ditemukan di DKI Jakarta.

Untuk varian beta masing-masing temukan satu kasus di Bali dan Jawa Timur, kemudian empat kasus ditemukan di DKI Jakarta.

Temuan kasus VoC ini berdasarkan data hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) yang dilakukan oleh jejaring laboratorium anggota surveilans genomik per 22 Juni 2021 pukul 18.00 terhadap 2.338 sampel.

Dengan terus bertambahnya temuan VoC yang memiliki karakter lebih cepat menular ini, Nadia mengimbau agar masyarakat tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas.

Nadia Tarmizi menyebut varian Delta bisa menular dalam hitungan detik sebagaimana temuan di Australia.

"Ini dari hasil telusur di Australia. Tapi kita ketahui varian Delta 6 kali lebih cepat menular dari varian Alfa. Kalau varian Delta itu cukup 5-15 detik tanpa masker, sedangkan varian Alfa 15-20 menit," kata Nadia.

Baca juga artikel terkait VARIAN BARU CORONA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri