Menuju konten utama

Kemenkes Permudah Akses Obat dan Perbekkes untuk Jemaah Haji RI

Obat dan perbekalan kesehatan (perbekkes) akan didistribusikan dari KKHI ke setiap sektor dan kloter jemaah haji Indonesia.

Kemenkes Permudah Akses Obat dan Perbekkes untuk Jemaah Haji RI
Petugas Emergency Medical Team (EMT) PPIH Arab Saudi memberikan carian penurun panas kepada peserta ibadah haji yang sakit setibanya di hotel kawasan Syisyah, Mekah, Arab Saudi, Selasa (6/6/2023). PPIH Arab Saudi akan memberikan layanan bimbingan ibadah dan pendampingan bagi jamaah yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) maupun di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mempermudah akses obat dan perbekalan kesehatan (perbekkes) bagi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.

"Untuk distribusi obat dan Perbekkes dari depo-depo yang ada di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) ke kloter-kloter,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo dikutip dari Antara, Sabtu (10/6/2023).

Pada penyelenggaraan haji sebelumnya, kebutuhan obat dan perbekkes di sektor dan kloter dilakukan dengan sistem permintaan pasien. Pada sistem ini, tenaga kesehatan haji (TKH) mengambil obat dan Perbekkes di depo obat yang berada di KKHI.

Sistem permintaan obat dinilai kurang efisien karena membuat TKH berbondong-bondong ke KKHI untuk mengambil obat. Akibatnya saat pengambilan obat dan perbekkes, TKH akan meninggalkan jemaah haji dalam waktu yang lama.

Sistem tersebut juga mendapatkan banyak keluhan dari TKH terkait transportasi menuju depo obat di KKHI.

“Sekarang dari KKHI yang berperan sebagai depo, obat dan perbekkes dari masing-masing Daker kita dorong ke sektor dan kemudian dari sektor akan didorong ke kloter,” kata Liliek.

Dengan mendekatkan akses obat ke lokasi pemondokan calon haji, TKH tidak terlalu lama meninggalkan jamaah haji dan bisa lebih fokus untuk memberikan pelayanan di kloternya.

Di Makkah terdapat 11 sektor pemondokan dan di Madinah terdapat lima sektor pemondokan calon haji. Di Setiap sektor terdapat satu pemondokan yang berperan sebagai kantor sektor. Kantor sektor inilah lokasi tujuan distribusi obat dan perbekkes haji.

Selain dari sistem distribusi obat dan perbekkes, mulai tahun ini penyelenggaraan haji menggunakan sistem informasi bernama SOBATHAJI untuk monitoring persediaan obat dan perbekkes yang ada di kloter, apotek, dan depo obat di setiap Daker.

SOBATHAJI adalah Sistem Manajemen Obat dan Perbekalan Kesehatan Haji. Aplikasi ini berbasis web mobile responsif yang khusus untuk menangani manajemen obat dan perbekalan kesehatan untuk operasional haji.

Aplikasi ini dapat digunakan di Indonesia dan Arab Saudi mulai dari praoperasional, operasional, hingga pascaoperasional haji. SOBATHAJI dikembangkan oleh Pusat Kesehatan Haji Kemenkes bersama Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kemenkes.

Aplikasi SOBATHAJI dibangun berdasarkan pengalaman selama bertahun-tahun dalam manajemen obat dan perbekalan kesehatan haji. Aplikasi ini diharapkan mampu menjawab permasalahan terkait manajemen obat dan perbekalan kesehatan haji.

TKH di kloter bisa mengakses SOBATHAJI melalui sobathaji.kemkes.go.id dengan menggunakan user dan password yang sudah diberikan sebelumnya. TKH dapat melakukan permintaan obat dan perbekkes melalui aplikasi tersebut.

Setelah input, depo secara berkala akan melakukan pengecekan permintaan yang sudah masuk di SOBATHAJI yang dilanjutkan penyiapan paket obat dan distribusi.

“Teman-teman kloter tidak usah jauh-jauh meminta ke depo, tapi kami bisa langsung menerima permintaan dan segera melakukan dropping obat-obatan tersebut. Sehingga bisa lebih efisien untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji,” katanya.

Aplikasi ini tidak hanya mendekatkan akses TKH terhadap obat dan perbekkes, namun juga memudahkan monitoring pada persediaan dan distribusi obat serta perbekkes dalam penyelenggaraan kesehatan haji.

Baca juga artikel terkait IBADAH HAJI 2023

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan