Menuju konten utama

Kemenkes Minta Warga Aktif Kendalikan COVID-19 saat Libur Sekolah

Kemenkes mengajak warga ikut berperan mengendalikan COVID-19 saat libur sekolah karena diprediksi terjadi kenaikan kasus.

Kemenkes Minta Warga Aktif Kendalikan COVID-19 saat Libur Sekolah
Penumpang berjalan di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Jumat (6/5/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.

tirto.id - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril memprediksi adanya potensi lonjakan kasus COVID-19 seusai libur sekolah. Pemerintah akan berupaya mengendalikannya.

“Kalau potensi selalu ada. Tanggung jawab kita melakukan pengendalian,” kata Syahril kepada Tirto, Minggu (3/7/2022).

Selain dari pemerintah, Syahril juga meminta masyarakat berperan aktif mengendalikan penyebaran COVID-19 saat libur sekolah. Upaya itu bisa dengan meningkatkan disiplin protokol kesehatan (prokes) hingga vaksinasi COVID-19 hingga dosis ketiga (booster). Misalnya, jika ada pertemuan berskala besar, para pesertanya harus sudah mendapatkan booster.

“Peningkatan tracing [penelusuran kontak erat] dan testing [upaya melakukan tes COVID-19], gerakan peningkatan vaksinasi dengan sentra-sentra vaksinasi,” jelasnya.

Dihubungi terpisah, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan potensi lonjakan kasus COVID-19 setelah libur sekolah pasti ada. Dia memprediksi kasus COVID-19 akan terus naik hingga akhir Juli 2022 mendatang.

“Jadi, tentu sesudah libur sekolah karena adanya faktor keramaian, orang liburan, wisata, ya pasti ada potensi kenaikan. Tetapi, sesungguhnya kalau dikhususkan libur sekolah menjadi samar,” ujar Hermawan saat dihubungi Tirto pada Jumat (1/7/2022).

Menurut dia, tiga bulan terakhir ada pelonggaran dalam aktivitas di masyarakat. Seperti dalam hal bekerja, hajatan, konser, dan aktivitas publik lainnya begitu terbuka.

Selain faktor kelonggaran pembatasan kegiatan di masyarakat, juga ada subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang menyebabkan kasus COVID-19 terus naik.

“Dan sekarang kalau kita lihat, bisa jadi puncaknya akan terjadi hingga akhir Juli nanti,” tutur Hermawan.

Lanjut dia, adapun ketidaktaatan masyarakat terhadap prokes itu sudah terjadi sejak April hingga Juni 2022. Apalagi ditambah dengan laju vaksinasi COVID-19 yang lambat dan juga adanya kebijakan yang terus masih memungkinkan orang untuk berkumpul dan menyebabkan keramaian, serta kurangnya pengawasan atas prokes.

“Memang kalau kita lihat kasus COVID-19 ini memang sudah melonjak. Jadi potensi khusus libur sekolah itu bertambah, karena juga samar dengan aktivitas yang sudah longgar sebelumnya,” kata Hermawan.

Baca juga artikel terkait COVID-19 atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Bayu Septianto