Menuju konten utama
Libur Natal dan Tahun Baru

Kemenhub: Kami Perketat Pengecekan Kesiapan Pesawat

"Pesawat bermasalah dan tidak ada rilis dari Boeing tentang kerusakan itu, akan kami grounded. Tidak ada kompromi bagi kami"

Kemenhub: Kami Perketat Pengecekan Kesiapan Pesawat
Ilustrasi sebuah pesawat terbang jenis Airbus a320 bersiap di landasan pacu saat akan lepas landas di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Aji Styawan/foc.

tirto.id - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2019, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), memperketat pengecekan kesiapan pesawat yang akan terbang.

Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub, Avirianto mengatakan pihaknya akan memberikan larangan terbang pada pesawat yang bermasalah.

"Kami perketat. Kalau pesawat bermasalah dan tidak ada rilis dari Boeing tentang kerusakan itu, akan kami grounded. Tidak ada kompromi bagi kami," ucap Avirianto pada Kamis (20/12/2018).

Inspeksi yang dilakukan oleh Dirjen Perhubungan Udara mencangkup ramp check. Avirianto mengatakan hingga saat ini pihaknya sudah melakukan 455 kali pengecekan terhadap 312 pesawat, sebab terdapat beberapa pesawat yang dicek 3-4 kali untuk menjamin kepercayaan penumpang.

"Di sini ada pengulangan pemeriksaan ya sehingga benar-benar melakukan inspeksi dengan cukup ketat," ucap Avirianto.

Antisipasi yang juga dilakukan Kemenhub adalah melakukan pemeriksaan kru pesawat baik di kabin maupun di ruang kemudi.

Avirianto menyatakan mereka yang bertugas harus berada dalam kondisi sehat dan sigap. Karena itu, bila terdapat kru yang telah letih, maka akan dilakukan perubahan jadwal dan menggantinya dengan standby crew.

Selain itu, Avirianto juga mengatakan telah mengimplementasikan kebijakan pelatihan tambahan bagi pilot pesawat Boeing 737 Max 8.

Operator pesawat yang akan bertugas diwajibkan mengikuti pelatihan tambahan untuk mengantisipasi kecelakaan pesawat maupun malfungsi instrumen pesawat.

Meskipun tambahan pemeriksaan pesawat dapat memperlambat keberangkatan, Avirianto mengaku tidak khawatir lantaran ia memilih untuk mengutamakan keselamatan penumpang.

"Sejak kecelakaan itu kan penumpang kita jadi sensitif. Ada gangguan sedikit langsung minta ganti pesawat. Tapi itu tidak masalah karena malah safety," ucap Avirianto.

Capaian On Time Performance (OTP) penerbangan Indonesia yang ditargetkan 87 persen, baru tercapai 78,53 persen per November 2018.

Baca juga artikel terkait LIBUR NATAL DAN TAHUN BARU atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Yantina Debora