Menuju konten utama

Kemendikbud Kerahkan TNI untuk Jadi Guru di Wilayah Perbatasan

Prajurit TNI memberi materi soal bela negara, membaca dan berhitung, pendidikan karakter, dan olahraga.

Kemendikbud Kerahkan TNI untuk Jadi Guru di Wilayah Perbatasan
Prajurit TNI mengajar mengaji anak-anak di masjid Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (23/7/2018). ANTARA FOTO/Siswowidodo

tirto.id - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengerahkan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat untuk jadi guru di wilayah perbatasan.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Supriano mengatakan keberadaan tentara bukan untuk menggantikan guru melainkan mengisi kekurangan guru di daerah perbatasan.

"Masalah utama pendidikan yang ada di daerah perbatasan adalah kekurangan guru, banyak guru yang enggan mengajar karena memang medannya berat dan juga jauh dari keluarga," ujar Supriano usai membuka bimbingan teknis penguatan kompetensi dalam proses pembelajaran bagi prajurit TNI di Batalyon 133/Yudha Sakti Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (5/11/2019).

Supriano mengatakan secara keilmuan para prajurit TNI tersebut sudah memilikinya karena merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), namun yang belum adalah bagaimana cara pengajaran yang baik.

Para prajurit TNI tersebut dapat memberikan materi bagi siswa di perbatasan yang mengalami kekurangan guru, seperti bela negara, membaca dan berhitung, pendidikan karakter, dan olahraga.

"Ini merupakan bagian dari Nawacita yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memberikan layanan pendidikan pada anak-anak di daerah pinggiran," jelas Supriono.

Kemendikbud bekerja sama dengan TNI AD mengirimkan sebanyak 900 prajurit di Malinau dan Nunukan pada Maret 2019. Dari hasil evaluasi, pelibatan TNI dalam proses pembelajaran di perbatasan membuat interaksi dengan masyarakat menjadi lebih baik. Masyarakat yang awalnya takut dengan tentara, kata Supriono, sekarang jauh lebih dekat secara emosional.

Supriano menambahkan saat ini, Indonesia kekurangan setidaknya 700 ribu ribu guru. Hal itu dikarenakan adanya moratorium penerimaan guru, padahal setiap tahun ada guru yang pensiun.

"Tahun lalu sudah buka penerimaan guru sekitar 66 ribu guru, kemudian ada lagi pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sebanyak 34 ribu guru," terang Supriano.

Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen Bakti Agus Fadjari mengatakan pelibatan TNI dalam proses belajar-mengajar di kelas merupakan upaya untuk membangun sumber daya manusia yang unggul di perbatasan.

"Peningkatan kualitas sumber daya manusia, merupakan tanggung jawab bersama. Apa yang dilakukan ini merupakan upaya untuk membangun SDM yang unggul," kata Bakti.

Bakti juga mengucapkan terimakasih kepada Kemendikbud yang memberikan penguatan kompetensi bagi prajurit yang akan bertugas di perbatasan.

"Kami akan terus bersinergi untuk bisa menjawab visi Presiden Jokowi dalam mewujudkan SDM Indonesia yang unggul," tambahnya.

Baca juga artikel terkait TNI MENGAJAR DI PERBATASAN

tirto.id - Pendidikan
Sumber: Antara
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan