Menuju konten utama

Kemendag Sebut Larangan Mudik Ubah Peta Kebutuhan Daging 2021

Beban peningkatan konsumsi daging diperkirakan akan terkonsentrasi di Jabodetabek dan Bandung saat mudik 2021 dilarang.

Kemendag Sebut Larangan Mudik Ubah Peta Kebutuhan Daging 2021
Pedagang daging sapi menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (13/2/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

tirto.id - Kementerian Perdagangan memperkirakan larangan mudik bakal berpengaruh pada pemusatan kebutuhan daging jelang lebaran atau Idulfitri 2021. Beban peningkatan konsumsi daging diperkirakan akan terkonsentrasi di Jabodetabek dan Bandung, alih-alih tersebar di sejumlah daerah seiring banyaknya orang yang kembali ke kampung halaman.

“Kalau enggak ada liburan bebannya banyak di Jakarta nih. Saya waktu rapat sama Kemenhub juga ikut menghitung. Kalau tidak terjadi pergerakan yang mudik, maka beban di Jakarta akan tetap naik,” ucap Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra dalam diskusi 'Mahalnya Harga Daging Sapi dan Kerbau, Apa Solusinya?' Senin (29/3/2021).

Syailendra menyatakan situasi ini membuat pemerintah akan memfokuskan perhatian di Jabodetabek dan Bandung. Sebaliknya di daerah akan relatif lebih stabil karena kebutuhan daging tak akan naik signifikan. Di sisi lain, ia juga mengklaim harga daging sapi di daerah relatif murah yaitu di kisaran Rp100.000 sampai Rp105.000/kg.

Rendahnya harga daging di daerah ini juga akan didukung oleh banyaknya pasokan sapi hidup milik peternak rakyat. Ia mengklaim banyaknya sapi itu tidak membuatnya khawatir karena menjadi bukti pasokan daging lebih dari cukup di daerah.

"Di daerah sapi banyak. Jadi saya sampaikan gak takut dengan sapi,” ucap Syailendra.

Sementara kebutuhan daging Jabodetabek dan Bandung Raya selama Maret-Mei 2021 masing-masing akan mencapai 14.828 ton, 17.052 ton, dan 21.827 ton. Cukup-tidaknya stok 3 bulan itu akan bergantung pada keberhasilan rencana impor yang terdiri dari 2 skenario.

Skenario pertama Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia (Aspidi), Asosiasi Pengusaha Protein Hewani Indonesia (APPHI), Bulog, dan Berdikari mampu mencapai 15.980 ton pada Maret 2021, 13.881 ton pada April 2021 dan 13.445 ton pada Mei 2021. Jika berhasil, maka total stok Maret-Mei 2021 akan mencapai 41.556 ton, 44.398 ton, dan 45.367 ton sehingga terjadi surplus 26.728 ton, 27.346 ton, dan 23.540 ton.

Skenario kedua, realisasi impor Maret 2021 hanya 7.990 ton, 6.941 ton April 2021 dan 6.723 ton di Mei 2021. Dengan demikian, total pasokan Maret-Mei 2021 hanya mencapai 22.255 ton, 18.156 ton, dan 12.403 ton sehingga terjadi surplus 7.427 ton Maret dan 1.104 ton April. Namun pada Mei 2021, Jabodetabek dan Bandung akan defisit 9.424 ton.

Baca juga artikel terkait DAGING SAPI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz