Menuju konten utama

Kemendag Kembangkan Pengawasan Online Cegah Penimbunan Pangan

"Kita kembangkan dengan IT agar nanti posisi setiap gudang bisa dilaporkan berapa jumlah barang masuk dan dikeluarkan," kata Karyanto.

Kemendag Kembangkan Pengawasan Online Cegah Penimbunan Pangan
Pekerja mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (23/10/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

tirto.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengembangkan skema laporan online untuk mencegah penimbunan bahan pangan di gudang-gudang perusahaan. Dengan demikian, para pengusaha harus melaporkan ketersediaan pasokan di gudang-gudang yang mereka miliki secara real time.

Sekjen Kemendag, Karyanto Supri, menyampaikan, hal tersebut dilakukan agar suplai pangan bisa sampai ke pasar tepat waktu dan mencegah harga-harga melambung tinggi.

"Kita kembangkan dengan IT agar nanti posisi setiap gudang bisa dilaporkan berapa jumlah barang masuk dan dikeluarkan. Kalau di suatu tempat harga naik, di gudang tersebut numpuk, maka itu kami namakan penimbunan," ujar Karyanto di Hotel Artotel, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2018).

Pelaporan jumlah pasokan pangan di gudang-gudang penyimpanan sebenarnya diwajibkan oleh Kemendag kepada seluruh pengusaha. Namun, hampir di setiap kenaikan harga, Kemendag kerap menemukan pasokan di gudang-gudang masih berlimpah.

Hal ini mengindikasikan adanya praktik-praktik spekulan pangan yang kerap merugikan masyarakat. "Kalau spekulasi ada aturannya kita akan tindak tegas artinya bisa kita cabut izinnya sampai kita blacklist," tutur Karyanto.

Di samping pelaporan online yang tengah dikembangkan, hingga saat ini Kemendag telah menurunkan 250 orang ke berbagai daerah untuk memantau harga komoditas pokok.

Jika terjadi kekurangan pasokan, maka mereka harus mengidentifikasi penyebabnya dan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait agar harga bisa tetap stabil.

"Kita sudah minta petakan situasi harga dan kita terjun langsung. Jadi kalau ada surplus di suatu daerah kita minta geser agar tidak ada alasan pasokan kurang," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait HARGA BAHAN PANGAN atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto