Menuju konten utama

Kemendag: Impor Gandum Naik Belum Tentu karena Jagung Dibatasi

Kemendag membernarkan adanya kenaikan impor gandung akhir-akhir ini.

Kemendag: Impor Gandum Naik Belum Tentu karena Jagung Dibatasi
Ilustrasi gandum. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Oke Nurwan membenarkan adanya kenaikkan impor gandum, namun ia menyebut kenaikkan impor belum tentu karena adanya kebijakan pembatasan impor jagung.

"Saya gak berani menyatakan begitu tapi kenyataannya impor gandum naik. Jadi memang ada kenaikan tapi belum tentu terkait [pembatasan impor] jagung," ucap Nurwan saat dihubungi Reporter Tirto pada Rabu (6/2/2019).

Padahal temuan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) mengenai dampak kebijakan pembatasan impor jagung dapat meningkatkan impor gandum sebagai substitusi pakan bagi ternak.

Namun demikian Nurman tak mau berkomentar banyak terkait temuan itu. Kendati lembaganya memiliki andil mengenai persetujuan impor itu, Kementan dianggap lebih cocok memberikan penjelasannya. Terutama perihal digunakannya gandum sebagai pakan ternak.

Walaupun demikian ia membenarkan bila Indonesia mengalami peningkatan impor gandum. Pasalnya belum ada pengaturan secara ketat untuk membatasi impor komoditas ini.

Menurut Nurwan penurunan impor jagung yang terjadi akhir-akhir ini memang tergolong signifikan. Bahkan ia menyebutkan hampir tidak ada impor jagung selama 2018.

Hal itu menyusul kebijakan pemerintah untuk membatasi impor bagi keperluan pakan ternak. Sebaliknya, keran impor tetap dibuka untuk kebutuhan industri.

"Berkurang cukup signifikan tapi jagung itu relatif tidak ada impor," ucap Nurwan.

Selama kurun waktu 2018 hingga Februari 2019, Indonesia tercatat hanya mengimpor sekitar 130.000 ton jagung. Namun, belakangan rapat koordinasi terbatas pada 25 Januari 2019 lalu, impor jagung kembali ditambah 150.000 ton.

Sebelumnya ORI dalam paparan bertajuk Peringatan Dini Ombudsman terhadap Impor Empat Komoditas Pangan, terdapat dugaan yang mengarah pada efek samping pembatasan impor jagung.

Anggota Ombudsman RI, Ahmad Alamsyah Saragih mengatajan terjadi politik pengalihan impor kepada komoditas lain yang dinilai tidak terlalu sensitif.

Hal itu menyusul penurunan impor jagung dari 3,3 juta ton pada 2015 menjadi 1,3 juta ton pada 2016. Namun, impor gandum pakan diperkirakan mencapai 2,2 juta ton pada tahun 2016 dan 3,1 juta ton pada tahun 2017.

Pada hari yang sama Jokowi melalui instagramnya sempat membanggakan pencapaian impor jagung Indonesia di 2018. Ia mengaitkan keberhasilan itu dengan peningkatan produksi jagung.

"Sepanjang 2014-2018, produktivitas jagung kita meningkat. Impor turun tajam dari 3,6 juta ton jadi hanya 180 ribu ton saja. Impor berkurang hampir 3,4 juta ton!," ujar Jokowi lewat akun Twitter @Jokowi, dikutip Senin (4/2/2019).

Baca juga artikel terkait IMPOR GANDUM atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi