Menuju konten utama

Kembangkan Obat Antivirus Corona, UGM: Target Siap Dipasarkan 2022

Saat ini obat antivirus Covid-19 tersebut sedang dalam pengembangan dan menunggu izin dari BPOM dan Komite Etik untuk dilakukan uji klinis.

Kembangkan Obat Antivirus Corona, UGM: Target Siap Dipasarkan 2022
Ilustrasi Corona. foto/istockphto

tirto.id - Sudah hampir satu tahun pandemi Covid-19 melanda dunia. Saat ini vaksin Covid-19 juga sudah tersedia di Indonesia, meski belum didistribusikan dan sedang menunggu persetujuan BPOM.

Guna mengatasi Covid-19, Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan PT Filipina Antiviral Indonesia (FAI) untuk mengembangkan obat antivirus Covid-19.

Saat ini obat tersebut sedang dalam pengembangan dan menunggu izin dari BPOM dan Komite Etik untuk dilakukan uji klinis. Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Prof. Paripurna Sugarda, mengatakan, rencananya obat anti virus Covid-19 ini ditargetkan akan siap dipasarkan pada 2022.

Paripurna menuturkan kerja sama pengembangan obat menggandeng FAI karena perusahaan filantropi ini menyediakan pendanaan bagi peneliti UGM untuk mengembangkan obat dalam membantu penanggulangan pandemi Covid-19.

“Kerja sama ini awalnya untuk mengembangan obat antiradang namun juga dikembngakan untuk antivirus Covid-19 juga,” katanya.

Melalui kerja sama dengan mitra industri ini menurut Paripurna,maka UGM nantinya tidak hanya memproduksi alat diagnosis Covid-19 berbasis antigen RI-GHA maupun GeNose yang mendeteksi Covid-19 dari hembusan nafas,nantinya UGM akan memproduksi obat anti virus juga.

”Kita tidak hanya memproduksi alat deteksi positif Covid tapi juga bisa memproduksi vaksin juga bahkan kita bisa memproduksi obat Covid-19,” katanya.

Lebih lanjut, Paripurna menjelaskan bahwa sejauh ini pengembangan obat antivirus covis-19 ini masih menunggu izin penelitian dan uji klinis dari BPOM dan Komite Etik Penelitian dan Pengembangan. Apabila sudah mengantongi izin,pihaknya sudah menggandeng PT Kimia Farma untuk kerja sama dalam pengembangan lebih lanjut.

“Untuk pengembangnya kita juga kerja sama dengan beberapa rumah sakit di Indonesia,” katanya.

Direktur Utama PT FAI, Mario Pacurso Marcos menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik terlaksananya kerja sama dengan pihak UGM ini dalam pengembangan obat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Ia percaya bahwa UGM dengan kapasitas peneliti yang dimilikinya mampu menghasilkan obat anti inflamasi dan obat anti virus Covid-19 yang berstandar internasional.

“Saya harap kerja sama ini mendorong peningkatan kapasitas SDM di Indonesia maupun Filipina,” katanya.

Jarir At Thobari,Ph.D., salah satu anggota tim peneliti dari FKKMK UGM mengatakan pengembangan obat antiinflamasi dan antivirus sengaja dipilih dikarenakan di tanah air masih sedikit yang sudah mengembangkan.

“Beberapa obat antiviral masih sangat sedikit diteliti dan diproduksi langsung,” katanya.

Hingga saat ini untuk penelitian dan pengembangan obat anti inflamasi dan antivirus ini bahan formula untuk pembuatan obat ini masih bergantung dari luar namun ia optimis bahan baku obat ini nantinya sudah bisa sediakan dari tanah air setelah dikembangkan dan diproduksi sendiri. Adapun tahapan uji klinis akan mulai dilakukan pada tahun depan.

“Awal tahun depan, kita sudah bisa melakukan proses (uji klinis) tersebut,” paparnya.

--------------------------------------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH