Menuju konten utama
Analisis Moeldoko:

Keluarga Teroris Sulit Dideteksi Sebab Pakai Komunikasi Verbal

Jenderal (Purn) Moeldoko menilai deteksi gerak-gerik keluarga teroris sulit dilakukan aparat. 

Keluarga Teroris Sulit Dideteksi Sebab Pakai Komunikasi Verbal
Kondisi rumah keluarga Dita masih dijaga aparat kepolisian bersenjata setelah olah TKP dan peledakan sebuah bom, Minggu (13/5). Tirto.id/Tony Firman

tirto.id - Aparat kesulitan mendeteksi pergerakan keluarga teroris karena menggunakan komunikasi verbal dalam perencanaan teror. Seperti disampaikan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko, kesulitan muncul karena mereka kerap berkoordinasi tanpa bantuan alat komunikasi.

"Mereka tidak perlu menggunakan alat-alat komunikasi, sehingga sulit untuk dideteksi [...] Tapi kalau selnya tersebar dia harus berkomunikasi, nah itu mudah dideteksi," ujar Moeldoko di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Aksi teror oleh keluarga dilakukan di Surabaya dan Sidoarjo pada Minggu (13/5) dan Senin (14/5). Saat itu keluarga meledakkan bom di tiga gereja di Surabaya. Sedangkan keluarga Anton Ferdiantono tewas pada Ahad malam terkena bom di kediamannya di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo sebelum melakukan aksi teror.

Moeldoko mengakui gerak kelompok teror sekeluarga menggunakan metode baru. Cara yang dimaksud adalah dengan langsung menuju tempat tujuan dan meledakkan diri saat dihalangi.

"Ini metode baru yang perlu diantisipasi, melampaui daripada apa yang dipikirkan oleh pelaku," ujar Moeldoko.

Eks Panglima TNI itu juga menyebut pemerintah akan membahas penanganan warga negara Indonesia (WNI) yang pernah pergi ke Suriah. Moeldoko berkata rapat itu akan digelar pekan ini.

Penanganan WNI yang sempat ke Suriah perlu dilakukan karena ada ratusan orang pernah pergi ke negara itu. Rapat akan membahas penanganan mereka, serta mengingatkan agar jajaran imigrasi waspada terhadap WNI dari Suriah.

Rapat itu akan melibatkan Menlu, Menkumham, Kepolisian, BIN, dan TNI.

"Nanti ada kesepakatan, misal namanya si A ada datanya pernah pergi ke Suriah tanggal sekian, pulang. Nama, foto, bisa segera diedarkan imigrasi kepada seluruh jajarannya. sehingga semuanya aware dengan situasi itu," kata Moeldoko.

Baca juga artikel terkait BOM SURABAYA atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Hukum
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Agung DH