Menuju konten utama

Keluarga Palestina di Antara Tembok Israel dan Permukiman Yahudi

Tembok beton yang dibangun pemerintah Israel serta permukiman Yahuni menghimpit rumah warga Palestina.

Keluarga Palestina di Antara Tembok Israel dan Permukiman Yahudi
Seorang anak perempuan Palestina duduk di sebuah sofa setelah pasukan Israel menghancurkan konstruksi Palestina di desa Al-Eizariya, di Tepi Barat, timur Yerusalem, Selasa (20/2/2018). ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad

tirto.id - Warga Palestina Hossam Hamid dan keluarganya merasa "terjepit" di antara tembok beton yang dibangun Israel dan satu permukiman Yahudi. Rumah mereka di Kota Al-Beira di dekat Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.

Rumah Hamid, yang berada di Kamp Pengungsi Jalazon, terletak di antara Permukiman Yahudi Bet El dan tembok baru sepanjang 700 meter yang mulai dibangun Israel pada November.

Pemimpin Yahudi telah mempercepat pembangunan penghalang beton, terutama setelah keputusan AS pada Desember untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Israel menyatakan tembok itu bertujuan "melindungi pemukim Bet El dari kemungkinan serangan oleh orang Palestina".

"Itu adalah pelanggaran baru yang tidak adil dan tidak sah terhadap kami," kata Hamid dengan nada suara tinggi kepada Xinhua.

"Orang Israel lah yang menyerang kami, bukan sebaliknya."

Hamid mengatakan keluarganya telah menempati rumah tersebut sejak 1978, bertahun-tahun sebelum berdirinya permukiman Yahudi di wilayah itu.

"Hidup mulai memburuk setelah permukiman itu didirikan," ia mencela.

Sejak Israel membangun permukiman Yahudi, keluarga tersebut tak bisa lagi melakukan pekerjaan pembangunan di kebun mereka atau memperluas rumah mereka, yang menampung 22 orang.

"Kami sekarang terperangkap antara tembok dan permukiman," kata Hamid.

Selama pembangunan tembok tersebut, pasukan Israel menghalangi keluarga Hamid pindah dari rumahnya. Pasukan Israel membuat lubang di tembok rumahnya sebagai satu-satunya pintu masuk buat mereka.

Mahmoud Mubarak, Ketua Komite Rakyat bagi Layanan Kamp Pengungsi Jalazon, mengatakan kepada Xinhua bahwa kondisi keluarga Hamid telah sangat sulit akibat pembangunan tembok Israel itu.

Mubarak menjelaskan semua rumah di dekat atau menghadap ke Permukiman Bet El secara berkala diserang oleh pemukim Yahudi di bawah perlindungan militer Israel.

"Bahaya dari dilanjutkannya pembangunan tembok berada pada kemungkinan perampasan lebih banyak tanah milik orang Palestina," kata Ketua Komite Rakyat tersebut.

Tepi Barat, yang diduduki Israel pada 1967, adalah tempat tinggal bagi sebanyak setengah juta pemukim Yahudi, dan 2,7 juta orang Palestina.

Namun ketegangan antara orang Palestina dan pemukim Yahudi seringkali berujung kerusuhan.

Baca juga artikel terkait KONFLIK ISRAEL PALESTINA

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora