Menuju konten utama

Keluarga Dufi Meminta Spekulasi Pembunuhan Korban Dihentikan

Kasus pembunuhan Dufi memunculkan beragam spekulasi. Keluarga gusar dengan spekulasi yang dilontarkan orang tak bertanggung jawab.

Keluarga Dufi Meminta Spekulasi Pembunuhan Korban Dihentikan
Ilustrasi otopsi mayat. FOTO/Istock

tirto.id - Kasus kematian salah seorang karyawan TV Muhammadiyah, Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi, mulai memunculkan berbagai spekulasi. Sejumlah dugaan penyebab kematian muncul seiring dengan penyelidikan yang dilakukan polisi.

Dufi adalah bekas wartawan di sejumlah media. Ia ditemukan tewas dengan banyak luka di sekujur tubuh dalam sebuah drum, Ahad (18/11), sekitar pukul 6 pagi.

Jasad Dufi ditemukan Santi, seorang pemulung yang sedang mengais sampah di Kampung Narogong, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Saat dihubungi reporter Tirto, kakak kandung Dufi, Fadhilah Zaidie atau yang akrab disapa Fadil, mengaku keluarga kerap mendengar berbagai spekulasi soal penyebab kematian pria 43 tahun itu.

Salah satu spekulasi yang muncul adalah kematian Dufi dikaitkan dengan pemberitaan mobil Esemka di Stasiun Televisi Muhammadiyah. Kabar itu diterima Fadil dari Pemimpin Redaksi Radio MNC Trijaya, Gaib Maruto Sigit.

Fadil pun kaget bukan kepalang. “Saya cuma bisa istighfar, enggak sampai segitunya, lah,” kata Fadil, Selasa (20/11/2018).

Kemunculan spekulasi seperti ini memicu wartawan datang ke rumah almarhum. Situasi ini membuat keluarga terganggu, apalagi kondisi istri Dufi, Bayu Yuniarti Hendriani, masih syok.

Menurut Fadil, keluarga berharap semua pihak meredam spekulasi soal kematian adiknya. Ia tak ingin kasus ini dibesar-besarkan dengan bermacam dugaan yang digulirkan hingga polisi berhasil menemukan pelaku dan motif pembunuhan Dufi.

“Redam dulu spekulasi sampai polisi yang temukan pelaku,” kata dia.

Keluarga, kata dia, juga berharap polisi segera mengungkap kasus dengan tuntas supaya kesimpangsiuran informasi segera berakhir. “Kami juga mohon doa, semoga korban khusnul khotimah,” ujar Fadil.

Komunikasi Terakhir Sebelum Meninggal

Sebelum meninggal, Fadil bercerita, korban sempat berkomunikasi dengan istrinya. Komunikasi itu dilakukan melalui aplikasi pesan WhatsApp, sebelum salat Jumat (16/11), sekitar pukul 11.30.

Saat itu, korban menyebutkan sudah memarkirkan mobilnya di parkiran Stasiun Rawa Buntu dan hendak berangkat ke kantor di bilangan Senayan, Jakarta Pusat, menggunakan KRL. Selepas itu, korban tak bisa lagi dihubungi.

“Saat dikontak lewat WhatsApp, sudah centang satu dan tidak bisa dihubungi. Saat itu istri menduga Dufi sedang bersiap untuk Salat Jumat,” kata Fadil.

Korban tak memberikan jawaban selepas salat Jumat hingga malam hari. Telepon dan pesan WhatsApp yang dikirim keluarga tak dibalas korban. Namun, keluarga tak lantas curiga lantaran korban dikenal sering lembur untuk menyelesaikan pekerjaan.

“Jadi keluarga enggak lapor ke polisi,” kata Fadil.

Dua hari berselang, keluarga mendapat kabar Dufi sudah meninggal, Ahad siang, sekitar pukul 13.00. Kabar tersebut langsung disampaikan Kapolsek Klapanunggal AKP Bimantoro Kurniawan yang mendatangi kediaman korban.

Hingga saat ini, Fadil mengaku, belum mendapat kabar terbaru terkait penanganan kasus. Informasi terakhir yang mereka dengar dari polisi adalah mobil yang diparkir korban di parkiran Stasiun Rawa Buntu, sudah tidak ada.

Meski begitu, Fadil meminta semua pihak tak mereka-reka kasus hingga polisi memberikan keterangan resmi. “Kami pun masih menunggu info kepolisian,” kata Fadil menegaskan.

Baca juga artikel terkait KASUS PEMBUNUHAN atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Hukum
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Mufti Sholih