Menuju konten utama

Kelas Pintar Samsung Bantu Basmi Buta Huruf di Papua

SSLC merupakan bentuk dukungan Samsung terhadap poin ke-6 dalam rencana pembangunan Presiden Joko Widodo, Nawacita.

Kelas Pintar Samsung Bantu Basmi Buta Huruf di Papua
Suasana belajar di dalam Samsung Smart Learning Class di SD YPK Waupnor, Biak, Papua, kamis (4/10/2018). FOTO/Dok. Samsung

tirto.id - Samsung mendirikan Samsung Smart Learning Class (SSLC) di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK) Waupnor di Biak, Kabupaten Biak Numfor, Papua, Kamis (4/10/2018). Kelas pintar berbasis teknologi ini untuk mendukung penuntasan buta huruf melalui penggunaan teknologi dan materi ajar digital.

"Program SSLC adalah salah satu bentuk komitmen Samsung dalam berkontribusi pada pendidikan di Indonesia," kata Vice President Samsung Electronics Indonesia Kang Hyun Lee dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Jumat (5/10) siang.

Di awal tahun 2018, Samsung memperkenalkan program kepedulian untuk kemajuan dunia pendidikan bertema "Edukasi Awal Inspirasi" kepada para guru dan murid. Mereka mengoptimalkan teknologi untuk memberikan pengalaman belajar mengajar yang lebih inovatif, kreatif, menarik, dan menyenangkan.

Tak Hanya Menargetkan Siswa

Berlokasi di Kabupaten Biak Numfor yang merupakan satu dari 28 kabupaten di Papua, Biak masih menghadapi berbagai tantangan dalam hal pembangunan kualitas manusia, salah satunya adalah tingkat melek huruf dan pemahaman akan apa yang dibacanya yang masih rendah.

Dengan fasilitas ruang kelas berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang didukung dengan perangkat-perangkat digital, rangkaian program seputar SSLC tidak hanya menargetkan siswa, namun juga guru, orangtua, pemerintah daerah, dan juga komunitas-komunitas.

Melalui program ini, mereka diharapkan dapat memanfaatkan teknologi agar proses belajar mengajar di kelas lebih menarik bagi para siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kompetensi guru.

"Berangkat dari komitmen tersebut dan memanfaatkan berbagai produk yang dapat digunakan secara fungsional untuk tujuan pendidikan seperti tablet, smartphone, Gear VR bahkan Smart TV, kami berharap SSLC di Biak ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk siswa di SD YPK Waupnor saja, namun juga sekolah di sekelilingnya dan masyarakat luas lainnya," ujar Lee.

Fasilitas SSLC dan program-programnya merupakan bentuk dukungan Samsung terhadap poin ke-6 dalam rencana pembangunan Presiden Joko Widodo, Nawacita, yang menyebutkan mengenai peningkatan produktivitas dan daya saing dengan membangun sains regional dan taman tekno, akademi, dan sekolah kejuruan.

Sebelumya, SSLC telah hadir di lima sekolah yaitu, SMA Negeri Unggulan MH Thamrin Jakarta, SMA Pangudi Luhur Jakarta, Brawijaya Smart School Malang, SMA Plus Negeri 17 Palembang, dan SMA Islam Al-Azhar 12 Makassar. Kini Samsung menargetkan Papua, khususnya Biak, dengan melihat beberapa latar belakang, salah satunya angka Indeks Pembangunan Manusia Biak yang belum ideal apabila dibandingkan dengan angka nasional.

Mengapa Biak?

Menurut Badan Pusat Statistik Biak, dalam laporan baseline Wahana Visi Indonesia di tahun 2015, indeks kemiskinan Biak mencapai 76% dengan Indeks Pembangunan Manusia 57,22%. Kondisi ini diikuti oleh tingkat partisipasi rendah sekolah dasar yang mencapai 96,84% dan tingkat melek huruf anak-anak 11 tahun yang mampu membaca dengan pemahaman yang baik pada 31,25%. Untuk alasan ini jugalah kali ini SSLC hadir di tingkat SD, agar dapat membantu membuat anak-anak melek huruf sejak dini.

“Kami menghargai upaya siapa pun yang ingin terlibat bersama-sama pemerintah memajukan pendidikan di kawasan 3T [Terdepan, Terluar, dan Tertinggal]. Kehadiran Samsung yang membantu mengenalkan teknologi informasi diharapkan dapat lebih cepat memacu perkembangan pendidikan di Biak dan wilayah lainnya,” tutur Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Para guru yang sebelumnya telah melalui pelatihan, akan menyampaikan modul pengajaran dan materi secara kreatif menggunakan TIK. Para siswa akan menerima pengajaran dari perangkat lunak atau aplikasi pembelajaran yang kreatif dan edukatif yang dapat berkontribusi pada kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan berhitung, terutama untuk kelompok sasaran yang diawasi, yaitu kelas enam Sekolah Dasar.

Terdapat 31 unit Samsung Galaxy Tab A with S-Pen, dua unit Gear VR dan dua unit Samsung Galaxy A8, dua unit Samsung Smart TV 55” serta dua unit Samsung AC di dalam SSLC. Sebagai pengukuran kesuksesan program, Samsung juga akan memberikan pelatihan TIK dan mengembangkan tim Dukungan TI untuk memantau dan melihat umpan balik tentang implementasi program.

Sebagai program yang melibatkan pemerintah, proses evaluasi ini juga akan dilakukan bersama-sama dengan dinas pendidikan daerah. Samsung juga menyediakan enam unit Galaxy Tab A with S-Pen untuk digunakan WVI dalam proses monitoring dan evaluasi.

Kemitraan dengan Wahana Visi Indonesia

Dalam pelaksanaan program ini, Samsung bermitra dengan Wahana Visi Indonesia yang telah bergerak untuk pendidikan di Biak sejak tahun 2014. SSLC di SD YPK Waupnor juga melibatkan pemerintah Kabupaten Biak Numfor, sehingga pemerintah daerah dapat melakukan replikasi dan membuat program ini menjadi berkelanjutan.

“Dalam setiap melaksanakan program, kami senantiasa berkoordinasi pemerintah setempat dan masyarakat untuk memastikan kebutuhan masyarakat dan keberlanjutan program. Wahana Visi Indonesia menjadikan pendidikan sebagai salah satu fokus dalam upaya mewujudkan kesejahteraan anak-anak," kata CEO & Direktur Nasional Wahana Visi Indonesia Doseba Sinay.

"Menjadi mitra Samsung dalam pelaksanaan program SSLC di Biak diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah dan dapat digunakan oleh masyarakat di sekitar sehingga mereka dapat memanfaatkan pusat pembelajaran untuk mengakses informasi sebanyak mungkin,” tutupnya.

Baca juga artikel terkait SAMSUNG atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Ibnu Azis