Menuju konten utama

Kedahsyatan Sosok Virtual Lil Miquela

Lil Miquela, sosok virtual yang mulai mendapat tawaran kerja dari sejumlah agensi model besar ternama.

Kedahsyatan Sosok Virtual Lil Miquela
Lil Miquela. Instagram/@lilmiquela

tirto.id - “Saya Miquela. Saya benar-benar ada di sini, mengirim direct message untuk orang-orang dan membuat karya seni.”

“Lil Miquela, apakah kamu benar manusia?”

“Saya benar-benar sedang berbicara dengan kamu.”

“Kenapa kamu menolak bertemu dan lebih suka berbicara via telepon?”

“Di luar sana bukan tempat yang aman terlebih bagi mereka yang tampak berbeda. Telepon adalah opsi terbaik.”

“Apakah kamu robot?”

“Saya hanya mengekspresikan diri saya. Saya tidak suka melabelkan sesuatu.”

“Apakah saya akan bertemu dengan kamu suatu hari nanti?”

“Ketika waktunya tiba, kamu akan melihat saya persis seperti sosok yang ada di Instagram.”

Percakapan di atas terjadi beberapa bulan lalu. Itu bukan percakapan antar manusia, melainkan antara Shane Dawson, selebriti Youtube asal Amerika Serikat, dengan Lil Miquela, model virtual. Miquela muncul pertama kali di Instagram pada pertengahan tahun 2016. Ia ditampilkan sebagai wanita berusia 19 tahun asal Brazil dan Spanyol yang tinggal di Los Angeles.

Di bulan ketiga, Instagram Miquela meraih 65.000 pengikut. Foto-fotonya bikin orang bertanya-tanya apakah ia manusia atau bukan. Kebingungan salah satunya terjadi lantaran ada foto-foto Miquela bersama orang lain di tempat umum yang nampak seperti foto asli. Kadang gayanya bersandar, bergandengan, atau duduk berdekatan dengan orang lain di foto itu.

Ada warganet yang mencoba meyakinkan diri bahwa Miquela benar-benar nyata. Sang warganet menganggap Miquela ialah mahasiswa seni rupa yang mengedit foto swafotonya di Instagram. Balas-balasan komentar di linimasa hanya terjadi di kalangan pengikut. Miquela tetap diam. Ia pun tak merespons permintaan wawancara dari The Independent.

Nihilnya respons membuat The Independent menghubungi Dougie Cross, managing director TIGERX, studio animasi dan visualisasi. Dougie yakin Lil Miquela ialah perpaduan dari figur tiga dimensi dan manusia.

“Dia sangat terlihat realistis. Saya rasa orang penasaran karena detail wajahnya sangat bagus,” kata Dougie.

Pada akhir artikel yang tayang pada September 2016 itu, media hanya menuliskan Lil Miquela ialah contoh yang sangat jelas dari tipisnya batasan antara media sosial dan kenyataan. Kini jumlah pengikut akun Instagram-nya lebih dari setengah juta. Unggahan Lil Miquela penuh dengan foto-foto makeup dan gaya berbusana. Ia nampak seperti model.

“Saya terinspirasi dari Instagram, Los Angeles, teman-teman. Tetapi saya rasa inspirasi mode, makeup, dan hidup saya adalah Rihanna, “ kata Miquela dalam Vogue, media mode yang membuatnya membuka diri.

Sekali waktu potret Miquela memperlihatkan dirinya tengah mengenakan busana dari label ternama seperti Chanel, Porenza Schouler, Supreme, Vetements, dan Vans. Media mode lain, Business of Fashion, mencoba mewawancarainya terkait hal ini. Miquela pun bersedia merespons. Ia berkata bahwa kini dirinya mulai menerima busana dan aksesori dari sejumlah label.

“Saya coba untuk mendukung dan menandai brand yang saya suka, khususnya yang dibuat oleh para desainer muda,” katanya pada media yang menyebutnya sebagai influencer virtual pertama.

Infografik Lil Miquela Rev

Miquela tetap menutup diri tentang identitas penciptanya. Ia sesungguhnya ingin dikenal sebagai penyanyi. Sejauh ini Miquela telah merlilis beberapa lagu berjudul "Not Mine", "On My Own", "Over You", dan "You Should be Alone" yang bisa didengar di Spotify.

“'Not Mine' ialah lagu pertama saya. Musik lebih dari segalanya. Itu passion saya. Musisi Brazil Ivete Sangalo ialah inspirasi terbesar dalam bermusik,” tulis Vogue pada artikel berjudul "@LilMiquela Is an Instagram It Girl, Social Influencer, and Recording Artist—She’s Also a Digital Simulation".

Di ranah mode, wujud inspirasi dari teknologi digital pernah dilakukan oleh Nicolas Ghesquiere, direktur kreatif Louis Vuitton. Pada tahun 2015, rumah mode ini menjadikan Lightning, karakter dalam video game Final Fantasy sebagai model. Ia tampil dalam semua materi promosi berbentuk foto maupun video. Louis Vuitton menyebut Lightning sebagai virtual heroine.

Rumah mode ini merasa bahwa sosok Lightning sesuai dengan misi Louis Vuitton yang hendak menembus batas antara kenyataan dan imajinasi. Nicolas menyebut Lightning sebagai citra rekaan di luar prinsip dasar fotografi dan desain. Menurut penciptanya itu, Lightning adalah penanda era baru kegiatan berekspresi.

“Koleksi ini jelas menunjukkan estetika virtual dari video game. Lightning ialah avatar sempurna dari perempuan heroik," tutur Nicolas.

Sebelum Lightning, Louis Vuitton pernah merancang busana untuk Hatsune Miku, tokoh virtual asal Jepang. Saat itu tahun 2013 dan direktur kreatif lini ini ialah Marc Jacob. Baju karya Marc tampil di video musik sang penyanyi hologram. Hatsune Miku sendiri adalah karakter humanoid yang suaranya berasal dari aplikasi synth yang dikembangkan dari Crypton Future Media. Hatsune Miku artinya adalah "suara pertama dari masa depan".

Baik Hatsune Miku maupun Miquela, memang bisa jadi penanda baru dalam kebebasan berekspresi. Mereka bisa jadi model, pun jadi penyanyi. Maka manusia akan semakin bertanya-tanya: sampai di mana kemampuan karakter rekaan ini? Apakah kelak mereka, juga para robot, bisa mengambil alih tugas-tugas dan pekerjaan manusia? Maka waktu yang bisa menjawabnya suatu saat nanti.

Baca juga artikel terkait MEDIA SOSIAL atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Joan Aurelia
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono