Menuju konten utama

Kecemasan pada Anak: Gejala dan Cara Mengatasinya

Kecemasan pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, berikut ini gejala dan bagaimana menanganinya. 

Kecemasan pada Anak: Gejala dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Cemas. foto/istockphoto

tirto.id - Pandemi corona COVID-19 membawa perubahan yang drastis bagi banyak anak-anak. Belajar dari rumah mungkin saja membuat anak merasa bosan, apalagi tidak bertemu dengan teman-temannya.

Kondisi orang tua yang kerap merasa khawatir ditambah hilangnya aktivitas bermain seperti biasanya membuat anak rentan terserang cemas.

Sayangnya, anak-anak belum mampu mengekspresikan perasaannya dengan baik. Untuk mengetahuinya, orang tua perlu mengenali beberapa tanda, penyebab, jenis kecemasan, dan cara menangani anak yang mulai cemas. Berikut ulasannya.

Tanda-tanda

Jantung berdebar, bernafas cepat, berkeringat, otot tegang, mual, dan ketakutan adalah gejala kecemasan yang lazim.

Anak-anak yang cemas mungkin akan lengket dengan orang tua, mudah kaget, menangis atau mengamuk, kurang tidur, dan sakit kepala atau sakit perut.

Tetapi kecemasan tidak semuanya buruk. “Itu dapat memotivasi kita, atau membantu kita menghindari bahaya,” kata Dr. Mona Potter, Direktur medis Program Pengendalian Kecemasan McLean dan Layanan Rawat Jalan Anak dan Remaja McLean.

Ia menambahkan, "Masalahnya adalah ketika kecemasan keluar dari kendali dan membuat keputusan untuk kita yang tidak lagi membantu, bahkan mungkin melumpuhkan."

Dilansir dari laman Harvard Health Publishing, pada saat itu, kecemasan normal mungkin telah menjadi gangguan kecemasan.

Kecemasan bisa muncul sebagai rasa takut atau khawatir, tetapi juga bisa membuat anak mudah tersinggung dan marah.

Gejala kecemasan juga bisa termasuk kesulitan tidur, serta gejala fisik seperti kelelahan, sakit kepala, atau sakit perut.

Beberapa anak cemas menyimpan kekhawatiran mereka untuk diri mereka sendiri dan, dengan demikian, gejalanya dapat dilewatkan, demikian seperti ditulis Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Penyebab

Beberapa hal berperan dalam menyebabkan gangguan kecemasan pada anak, berikut menurut Kids Health.

Genetika

Seorang anak yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kecemasan lebih mungkin untuk memilikinya juga. Anak-anak dapat mewarisi gen yang membuatnya rentan terhadap kecemasan.

Kimia otak

Gen membantu mengarahkan cara kerja bahan kimia otak (disebut neurotransmiter). Jika persediaan bahan kimia otak terbatas, atau tidak berfungsi dengan baik, itu dapat menyebabkan kecemasan.

Situasi kehidupan

Hal-hal yang terjadi dalam kehidupan seorang anak dapat menjadi stres dan sulit untuk diatasi. Kehilangan, penyakit serius, kematian orang yang dicintai, kekerasan, atau pelecehan dapat menyebabkan beberapa anak menjadi cemas.

Perilaku yang dipelajari

Tumbuh dalam keluarga di mana orang lain takut atau cemas juga dapat "mengajar" anak untuk takut juga. Anak cenderung mencontoh perlikau dari orang sekitar.

Jenis gangguan kecemasan

Berikut beberapa contoh dan berbagai jenis gangguan kecemasan menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

- Menjadi sangat takut ketika jauh dari orang tua (kecemasan berpisah/separation anxiety)

- Memiliki ketakutan ekstrem tentang hal atau situasi tertentu, seperti anjing, serangga, atau pergi ke dokter (fobia)

- Menjadi sangat takut terhadap sekolah dan tempat-tempat lain di mana ada orang (kecemasan sosial/social anxiety)

- Menjadi sangat khawatir tentang masa depan dan tentang hal-hal buruk yang terjadi (kecemasan umum/general anxiety)

- Mengalami episode berulang yang tiba-tiba, tak terduga, ketakutan hebat yang datang dengan gejala seperti jantung berdebar-debar, kesulitan bernapas, atau merasa pusing, gemetar, atau berkeringat (gangguan panic/panic disorder)

Penanganan kecemasan di rumah

Jika anak Anda tampak memiliki gangguan kecemasan tetapi tidak mengganggu kehidupan sehari-harinya, Anda dapat mencoba beberapa trik untuk membantunya di rumah. Berikut ini beberapa trik yang disarankan Parents.

Bantu anak Anda menghadapi ketakutannya

Semua orang tua secara naluriah ingin melindungi dan menghibur anak-anak mereka; jika anak Anda berteriak histeris setiap kali anjing lewat, misalnya, Anda bisa membuatnya jauh dari anjing.

Sebagai gantinya, dia perlu menghadapi rasa takut dan mengelola rasa takutnya tersebut. Anda dapat membantu anak Anda mengambil langkah kecil, seperti mengawasi anjing dari kejauhan dan kemudian membelai anak anjing dengan tali. Dengan setiap keberhasilannya, rayakan keberanian anak Anda dengan hadiah kecil.

Cari tahu apa yang menyebabkan kecemasan

Sebelum meyakinkan anak Anda dalam situasi cemas, cari tahu secara khusus apa yang ia khawatirkan terlebih dahulu, kata Dr. Chansky.

Pertimbangkan seorang anak yang ingin memulai sekolah di kota baru. "Kamu mungkin tergoda untuk mengatakan, 'Jangan khawatir. Tidak ada yang akan jahat padamu di sekolah,' padahal kenyataannya dia benar-benar khawatir.

Sekarang kamu telah memberinya sesuatu yang baru untuk dikhawatirkan tentang." Untuk mengetahui kekhawatiran spesifiknya, tanyakan, "Menurut Anda apa yang akan terjadi?"

Kemudian pikirkan beberapa hal yang dapat kalian lakukan sebelumnya untuk membantu meringankan rasa takutnya.

Tetapkan rutinitas sebelum tidur

Saat tidur, kembangkan ritual yang menenangkan. Daripada membiarkan anak menonton TV atau bermain ponsel, mintalah anak Anda membaca buku yang menenangkan atau melakukan latihan relaksasi.

Ajari dia untuk menenangkan diri

Beri tahu anak Anda tentang teknik menenangkan diri yang bisa ia praktikkan saat anak mengalami kecemasan, seperti bernafas dalam, menghitung mundur, atau memvisualisasikan apa yang ia inginkan terjadi.

Evaluasi kesehatan mental Anda sebagai orang tua

Kecemasan Anda sendiri dapat memengaruhi anak Anda. Berteriak saat melihat kecoa di kamar Anda, misalnya, akan mengajarinya juga takut terhadap kecoa.

Namun, jika gangguan kecemasan pada anak sudah memengaruhi kehidupan sosialnya, seperti enggan berinteraksi dengan orang lain atau cemas yang berlebihan, disarankan untuk menemui psikiater untuk mendapatkan penanganan lanjut.

Baca juga artikel terkait KECEMASAN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yandri Daniel Damaledo