Menuju konten utama
Antropologi

Kebudayaan Suku Sawu NTT: Sistem Kepercayaan Hingga Keseniannya

Mengenal kebudayaan Suku Sawu NTT, dari sistem kepercayaan, politik, hingga Keseniannya.

Kebudayaan Suku Sawu NTT: Sistem Kepercayaan Hingga Keseniannya
Ilustrasi Suku Sabu. FOTO/Antara

tirto.id - Suku Sawu Median atau Savu merupakan sekelompok masyarakat yang menetap di Kabupaten Sabu Raijua, berlokasi di bagian selatan perairan Laut Sawu, di bagian timur Pulau Sumba, dan bagian barat Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Kabupaten Sabu Raijua merupakan hasil pemekaran Kabupaten Kupang Propinsi Timur pada tahun 2008, dengan nama resminya adalah Sabu.

Dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, Suku Sawu bertempat di Pulau Sabu, dikenal juga dengan sebutan Rai Hawu (pulau Hawu) atau Tanah dari Hawu.

Orang Pulau Sabu mengenal dirinya sebagai Do Hawu. Istilah Sabu pada Pulai Sabu diambil dari nama salah satu leluhurnya, yaitu Hawu Ga, yang kemudian dipercaya sebagai salah satu pendatang pertama di Pulau Sabu.

Pulau Sabu terbagi menjadi enam kecamatan, yaitu kecamatan Raijua, kecamatan Hawu Mehara, kecamatan Sabu Liae, kecamatan Sabu Timur, kecamatan Sabu Barat, dan kecamatan Sabu Tengah.

Di sekitar Pulau Sabu terdapat beberapa pulau lainnya, seperi Pulau Raijua, Pulau Rote, Pulau Sumba, dan Pulau Ndana.

Suku Sawu beberapa kali terkena wabah penyakit menular seperti cacar pada tahun 1869. Penyebaran penyakit ini di antara suku Sawu membuat hampir dari seperenam masyarakat Sabu dan Raijua pada masa itu meninggal dunia.

Selain itu, di tahun 1874 dan tahun 1888 suku Sawu terkena penyakit kolera, merupakan penyakit diare akibat dari infeksi bakteri yang tertular dari makanan atau minuman.

Sistem Kepercayaan/Religi Suku Sawu

Kepercayaan asli dari Suku Sawu adalah Jingitiu. Namun, seiring berjalannya waktu, pada tahun 2016 tercatat sekitar 89,86 persen suku Sawu menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam.

Dari buku Antropologi (2009:18), masih banyak Suku Sawu memegang teguh kepercayaan asli mereka yaitu Jingitiu. Beberapa upacara kepercayaan asli suku Sawu, yaitu:

    • Upacara Doe Mone Ae atau Dewa Besar

      Upacara ini terdiri dari tiga Dewa, yaitu Pulodo Wadu atau roh pengatur musim kemarau, Deo Rai atau roh pengatur musim hujan, dan Deo Heleo atau roh pengawas kehidupan manusia.

    • Upacara untuk terhindar dari penyakit
    • Upacara kematian yang dipimpin oleh Ratu More pitu
Sistem Kekerabatan Suku Sawu

Suku Sawu menganut sistem kekerabatan patrinilieal. Hal ini berarti keturunan hanya berasal dari satu pihak, yaitu bapak.

Sistem perkawinan ideal di suku Sawu disebut uno mohmode, yang berarti laki-laki menikah dengan anak perempuan dari saudara laki-laki ibu.

Sistem Politik Suku Sawu

Suku Sawu memiliki pemerintahan yang dibagi menjadi empat, yaitu: Haba, Dimu, Mahara, dan Liae.

Sistem Ekonomi Suku Sawu

Suku Sawu bertahan hidup dengan cara bertanam di ladang atau sawah. Terdapat beberapa peternakan di Suku Sawu, seperti peternakan kerbau dan kuda.

Sistem Kesenian Suku Sawu

Rumah-rumah di Suku Sawu berbentuk sebagai rumah panggung yang berderet di sepanjang sisi sebuah lapangan perkampungan. Beberapa deretan rumah yang terkenal seperti padao dan ledo han.

Baca juga artikel terkait SUKU SAWU atau tulisan lainnya dari Marhamah Ika Putri

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Marhamah Ika Putri
Penulis: Marhamah Ika Putri
Editor: Dhita Koesno

Artikel Terkait