Menuju konten utama

Kebijakan Baru SBMPTN 2019: Dua Jenis Materi Tes dalam UTBK

“Bagaimana kemampuan mereka untuk menganalisis, ini menjadi sangat penting.”

Kebijakan Baru SBMPTN 2019: Dua Jenis Materi Tes dalam UTBK
Calon mahasiswa mengikuti ujian masuk perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Aula Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, NTT (8/5/2018).ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

tirto.id - Pola Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 akan menggunakan satu metode yakni Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dengan dua materi tes yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompeten Akademik (TKA).

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan metode Ujian Tulis Berbasis Cetak (UBTC) ditiadakan.

Untuk TKA, lanjut Nasir, akan ada ujian Sains dan Teknologi (Saintek) serta Sosial Humaniora (Soshum). Tes ini mengukur pengetahuan materi yang diajarkan di sekolah dan yang diperlukan untuk berhasil di pendidikan tinggi, dengan soal High Order Thinking Skill (HOTS).

“Bagaimana kemampuan mereka untuk menganalisis, ini menjadi sangat penting,” imbuh Nasir.

Dalam TPS, peserta akan diukur kemampuan kognitif, penalaran dan pemahaman umum yang dianggap penting untuk keberhasilan di sekolah formal. Khususnya pendidikan tinggi dan berkembang dalam proses belajar juga pengalaman di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu, tidak diperlukan pre-tes seperti TOEFL sebelum mengikuti TPS.

Peserta tes, lanjut Nasir, dapat mengikuti UTBK maksimal sebanyak dua kali, tujuannya ialah menjaring calon mahasiswa yang berkualitas.

“Jika kurang puas dengan hasil tes pertama, maka peserta boleh ikut tes lagi,” ucap Nasir.

Kemudian, hasil kedua tes dapat dijadikan nilai acuan bagi PTN yang dituju.

Menteri Nasir mengatakan peserta dapat menggunakan nilai tertingginya dalam mendaftar program studi yang diinginkan. Dalam dua kali UTBK, jenis soal akan sama, namun pertanyaannya akan berbeda.

Menurut Ketua Panitia Pusat SNPMB PTN 2018, Ravik Karsidi, setiap tes peserta harus membayar Rp200 ribu dan 85 PTN akan menjadi lokasi tes.

“Peserta UTBK bayar Rp200 ribu, (biaya daftar) tidak naik dibandingkan tahun lalu,” terang dia.

Selain itu, tambah dia, peserta hanya akan bayar pendaftaran UTBK dan pendaftaran masuk ke perguruan tinggi. Lantas, ada tiga angkatan lulus yang diperkenankan mengikuti ujian, yakni lulusan tahun 2017, 2018, dan 2019.

Pekan depan, tambah Ravik, pihaknya akan memberi tahu waktu pelaksanaan UTBK. Namun, ia belum menjelaskan secara rinci soal tanggal dimulainya ujian tersebut.

“Kami akan menyelenggarakan selama 24 kali dalam setahun, dalam waktu 12 hari, yaitu Sabtu dan Minggu. Dimulai dari Maret nanti. Pelaksanaannya pada pukul 08.00 dan 13.00,” jelas Ravik.

Selain itu, pola seleksi masuk PTN 2019 akan dilaksanakan melalui tiga jalur yakni SNMPTN dengan daya tampung 20 persen, SBMPTN minimal 40 persen dan Seleksi Mandiri maksimal 30 persen dari kuota daya tampung tiap program studi di PTN.

Baca juga artikel terkait SBMPTN 2019 atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Yulaika Ramadhani