Menuju konten utama

Keberhasilan Protes Buruh Aice

Dalam sepekan, sejak Tirto merilis laporan soal eksploitasi buruh es krim Aice, manajemen mengabulkan seluruh tuntutan buruh.

Keberhasilan Protes Buruh Aice
Akhir dari kisah eksploitasi buruh di pabrik es krim Aice adalah kisah yang bikin lapang. Protes mereka lewat mogok kerja pada Oktober dan November 2017 di depan pabrik di Cikarang, Bekasi—salah satu kawasan industri besar di Indonesia—membuahkan kesepakatan yang final: perusahaan mengabulkan semua tuntutan buruh. Sebanyak 665 buruh, termasuk beberapa buruh yang sebelumnya terkena PHK sepihak, diangkat menjadi pegawai tetap PT Alpen Food Industry, produsen es krim Aice, yang menjadi sponsor Asian Games 2018.

Laporan perdana Tirto, yang mengupas problem buruh Aice pada 4 Desember 2017, direspons oleh manajemen perusahaan dengan mengirim hak jawab—artinya, laporan kami dibaca secara serius. Di hari kami menanggapi hak jawab tersebut, pada 11 Desember, Aice Group Holdings Ptd. Ltd., beralamat di Singapura dan induk PT Alpen Food Industry, merundingkan problem kondisi kerja buruk di lingkungan pabrik.

Hasil perundingan itu membuah kesepakatan antara Jia Jun, Direktur Utama PT Alpen Food Industry, dengan para buruh yang diwakili Ketua Serikat Gerakan Buruh Bumi Indonesia.

“Aice bersyukur telah mencapai kesepakatan melalui penandatanganan Perjanjian Bersama,” ujar Sylvana Zhong Xin Yun, Humas Aice Group Holdings Pte. Ltd., melalui rilis resmi kepada redaksi Tirto.

Sarinah, juru bicara Serikat Buruh Demokratik Kerakyatan, mengatakan kepada kami bahwa keberhasilan perjuangan buruh bukanlah hal mustahil.

"Ini contoh bahwa buruh dapat memperoleh hak-haknya dengan membangun kekuatan kolektif. Kami ingin mengatakan bahwa masih ada harapan bagi buruh yang hak-haknya dilanggar untuk berjuang,” ujarnya.*

Baca juga artikel terkait TIRTWO atau tulisan lainnya

tirto.id - Hukum
Penulis: Fahri Salam
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti