Menuju konten utama

Kaum Difabel Keluhkan Layanan Transjakarta Belum Maksimal

Sejumlah kaum difabel menyampaikan keluhannya mengenai belum maksimalnya layanan Transjakarta untuk mereka. Para difabel itu menyampaikan keluhannya tersebut di forum pertemuan dengan manajemen PT Transjakarta.

Kaum Difabel Keluhkan Layanan Transjakarta Belum Maksimal
Warga penyandang disabilitas dibantu petugas 'Transjakarta Cares' menaiki bus Transjakarta bagi penyandang disabilitas di Gedung Balaikota, Jakarta, Senin (17/4/2017). PT Transjakarta menyediakan 300 unit bus Transjakarta bagi penyandang disabilitas. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Sejumlah warga difabel di DKI Jakarta menyampaikan beragam keluhan ke manajemen PT Transjakarta terkait dengan belum maksimalnya pelayanan bagi mereka.

Hal itu muncul saat manajemen PT Transjakarta mengundang 200 orang perwakilan dari kaum difabel di ibu kota untuk bertemu di forum yang digelar di Balai Kota Jakarta pada Senin (17/4/2017).

Salah satu difabel yang datang di forum itu, Dimas Prasetyo mengeluhkan masih terbatasnya jumlah armada di layanan Transjakarta Care sehingga belum menyentuh semua warga Jakarta yang membutuhkannya. Program ini inovasi baru manajemen Transjakarta untuk memberikan layanan antar-jemput bagi kaum difabel di ibu kota.

Dimas juga meminta PT Transjakarta memberikan pendampingan terhadap para penumpang difabel dari halte ke halte.

Selain itu, dia menyarankan PT. Transjakara tidak hanya menjadikan kaum difabel sebatas obyek yang perlu dilayani, namun juga sebagai subyek yang layak dipekerjakan di perusahaan transportasi milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu.

Hingga saat ini, program Transjakarta Care memang baru mengoperasikan 26 unit armada yang berasal dari Dana CSR. Untuk halte ramah difabel, juga baru tersedia 75 buah.

Di forum yang sama, kaum difabel lain, Ridwan mempertanyakan pelayanan yang berbeda antara Bus Transjakarta bermerk Scania dengan Damri.

"Saya beberapa kali mengalami di Damri langsung di taruh di depan, kursi prioritas. Terus kalau di bus Scania di taruh di belakang. Tapi biasanya itu kurang nempel sama shelter, makanya saya pernah jatuh. Kalau Damri dia itu sering lebih respek (ke penumpang difabel)," kata Ridwan.

Adapun Dirut PT. Transjakarta, Budi Kaliwono menyatakan sudah merencanakan penambahan armada di program Transjakarta care. Budi menargetkan 300 unit armada baru Transjakarta Care akan tersedia di tahun ini.

"Targetnya masih lama, 9 bulan lagi. Tapi itu nggak masalah. Saya mau lihat manfaaat maksimalnya. Kalau peminatnya banyak, bisa ditambah," kata dia.

Budi mengimbuhkan PT Transjakarta juga sedang mempersiapkan aplikasi khusus untuk para pengguna Transjakarta Care. Konsepnya sama dengan aplikasi ojek online dan gratis.

Salah satu perwakilan manajemen PT Transjakarta di forum itu, Widodo, mengakui program Transjakarta Care masih belum sempurna dan akan segera diperbaiki.

Dia menambahkan peraturan terbaru pemerintah telah mewajibkan semua BUMD dan BUMN mempekerjakan karyawan disabilitas sebanyak 2 persen.

"Kami sedang memetakan pekerjaan apa yang kira-kira bisa dikerjakan difabel," kata Widodo.

Widodo mengimbuhkan perusahaanya juga akan merancang layanan baru berupa pendampingan di halte-halte untuk penumpang difabel. Dia meminta maaf beberapa JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) seperti di Blok M dan Juanda masih mempersulit warga difabel.

Baca juga artikel terkait PENYANDANG DISABILITAS atau tulisan lainnya dari Chusnul Chotimah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Chusnul Chotimah
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Addi M Idhom