Menuju konten utama

Kata-Kata Terakhir Khashoggi: Saya Tidak Bisa Bernapas

Khashoggi mengungkapkan "saya tak bisa bernapas" dan menjadi kata-kata terakhirnya.

Kata-Kata Terakhir Khashoggi: Saya Tidak Bisa Bernapas
Jamal Khashoggi, sosok wartawan Arab Saudi. AP Photo/Hasan Jamali

tirto.id - Sebuah transkrip rekaman audio mengungkapkan detik-detik kematian jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi di Istanbul.

Mengutip laporan CNN, Minggu (9/12/2018), penyelidik kasus pembunuhan Khashoggi mengungkapkan ucapan terakhir pria 60 tahun itu yakni "saya tak bisa bernapas."

Melalui transkrip terjemahan rekaman audio tentang momen-momen terakhir Khashoggi, penyelidik mengungkapkan, pria kelahiran Arab Saudi itu berjuang melawan kelompok pembunuh.

Tak hanya kata-kata terakhir, transkrip itu juga mencatat suara tubuh Khashoggi yang dipotong-potong oleh gergaji, karena para pelaku diduga sengaja menghidupkan musik untuk menyamarkan suara gergaji.

Transkrip tersebut juga menunjukkan serangkaian panggilan telepon yang dilakukan untuk memberi laporan terkait pembunuhan itu.

Khashoggi merupakan kontributor Saudi untuk The Washington Post, tewas tak lama setelah memasuki konsulat kerajaan di Istanbul pada 2 Oktober lalu.

Transkrip asli sedang disiapkan oleh intelijen Turki, dan CNN mengatakan sumbernya membaca versi terjemahan dan diberi penjelasan singkat tentang penyelidikan atas kematian jurnalis tersebut.

Tanggapan Arab Saudi

Pada Sabtu (20/10/2018) atau sekitar dua minggu usai kematian Khashoggi, pihak kerajaan Arab Saudi mengaku jurnalis itu tewas disinyalir akibat "baku hantam" di Konsulat Saudi di Istanbul.

Saudi juga membantah tudingan Turki bahwa Khashoggi disiksa lalu dibunuh.

Mengutip South China Morning post, Menteri Luar Negeri Arab Saudi pada Minggu (9/12/2018), menolak tuntutan Turki untuk mengekstradisi 15 orang yang diduga menjadi pelaku pembunuhan Khashoggi.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan beberapa kali meminta Arab Saudi untuk menyerahkan mereka.

Arab Saudi, bagaimanapun, menyatakan bahwa itu adalah investigasi atau operasi "nakal" yang salah.

Tanggapan AS

Kasus Khashoggi memecah Amerika Serikat lantaran Presiden AS Donald Trump menahan diri untuk tak menyalahkan Pangeran Saudi Mohammed bin Salman.

Seperti dilansir dari Associated Press (AP), dalam wawancara Trump yang disiarkan Minggu (18/11/2018), ia menegaskan rekaman pembunuhan Khashoggi tak akan mempengaruhi pendapatnya terhadap kematian jurnalis yang kerap mengkritik Kerajaan Saudi itu.

Sedangkan CIA menyimpulkan bahwa Salman terlibat pembunuhan itu. Klaim CIA ini bertentangan dengan pernyataan pemerintah Saudi bahwa ia tidak terlibat dalam pembunuhan itu yang menimbulkan kesimpangsiuran terhadap kasus ini.

Dilansir dari The Washington Post, penyelidikan CIA ini memiliki dasar yang kuat terkait dengan beberapa fakta yang menghubungkan Pangeran Saudi dengan operasi pembunuhan Khashoggi.

Soal Pembunuhan Khashoggi

Peralatan yang diduga digunakan untuk membunuh jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, di dalam konsulat negaranya di Istanbul 2 Oktober lalu, terekam X-ray bandara Turki.

Menurut laporan Middle East Monitor, Rabu (14/11/2018) melaporkan saat pasukan Saudi meninggalkan Turki, mesin X-ray bandara menunjukkan tas yang berisi gunting besar, pisau bedah, dan perangkat sengatan listrik.

Pihak berwenang Turki tak bisa memeriksa bagasi karena adanya kekebalan diplomatik dari para terduga pembunuh Khashoggi tersebut.

Tak hanya gunting dan pisau bedah, tas para pasukan Saudi juga berisi sepuluh ponsel, lima walkie-talkie dan jammer, dua jarum suntik besar dan tiga stapler besar.

Sebelum transkrip yang dilaporkan CNN disampaikan, Kepala unit investigasi di Daily Sabah, Nazif Kerman pernah menyampaikan bahwa Khashoggi dicekik dengan tas yang diletakkan di kepalanya, menurut rekaman suara yang disita oleh pihak berwenang Turki.

Khashoggi dicekik selama tujuh menit. Sebelum Khashoggi tewas, Kherman mengatakan bahwa kata-kata terakhir Khashoggi adalah: "Saya tercekik, Keluarkan tas ini, saya klaustrofobia."

Baca juga artikel terkait PEMBUNUHAN JURNALIS atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Politik
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora