Menuju konten utama

Kasus Meningkat, Satgas COVID-19 Minta DKI Evaluasi Ganjil-Genap

Sebanyak 62 persen pasien di Wisma Atlet merupakan pengguna transportasi umum akibat diterapkan kembali ganjil-genap.

Kasus Meningkat, Satgas COVID-19 Minta DKI Evaluasi Ganjil-Genap
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kanan) didampingi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri) memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz

tirto.id - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo sudah meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengevaluasi kembali penerapan sistem ganjil-genap untuk membatasi jumlah kendaraan di jalan raya Ibu Kota.

"Dari 944 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet, 62 persen adalah pengguna transportasi umum. Setelah penerapan kembali ganjil-genap, terjadi peningkatan penumpang transportasi umum," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Jakarta, Kamis, yang disiarkan langsung TVR Parlemen.

Menurut Doni, pengguna kereta rel listrik meningkat 3,5 persen setelah DKI Jakarta menerapkan kembali pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil-genap.

Kendati angka itu terlihat kecil, ia mengatakan, peningkatan tersebut menimbulkan kepadatan di dalam KRL Commuter Line yang setiap hari penumpangnya total mencapai 400 ribu orang.

"Sedangkan peningkatan penumpang (bus) TransJakarta setelah penerapan kembali ganjil-genap mencapai enam persen hingga 12 persen. Karena itu, kami meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengevaluasi kembali untuk mengurangi kerumunan," kata Doni, yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Di samping meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengevaluasi penerapan kembali sistem ganjil-genap, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 merekomendasikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membatasi pegawainya menggunakan kendaraan umum.

"Kami sudah mengingatkan Kementerian PAN-RB dan Kementerian BUMN untuk membatasi, bahkan mencegah pegawainya menggunakan transportasi umum," katanya.

Doni juga meminta kepala-kepala daerah di Indonesia tetap mewaspadai peningkatan penularan COVID-19.

"Presiden sudah mengingatkan soal gas dan rem. Ketika jumlah kasus meningkat, maka harus rem. Ketika jumlah kasus sudah mulai menurun, gas bisa kembali ditambah," katanya.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa sebagian warga sudah mulai bersikap apatis dalam merespons pandemi COVID-19.

"Saya tidak tahu apa penyebabnya. Mungkin sudah bosan dengan suasana saat ini. Karena itu, kami meminta Kepala BNPB untuk tidak bosan-bosan mengingatkan masyarakat," katanya.

Per 3 September 2020 kasus positif COVID-19 di DKI bertambah 1.359 orang menjadi 42.041 kasus.

Baca juga artikel terkait GANJIL GENAP

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Restu Diantina Putri