Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Kasus Masih Naik usai Libur Paskah, Satgas Minta Daerah Perketat 3M

Kenaikan ini diklaim lebih rendah dibanding libur panjang sebelumnya. Doni menyebut hal ini lantaran pelaksanaan PPKM Mikro dan vaksinasi.

Kasus Masih Naik usai Libur Paskah, Satgas Minta Daerah Perketat 3M
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kanan) didampingi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri) memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz

tirto.id - Pemerintah mencatat ada sedikit kenaikan kasus setelah libur panjang paskah. Namun peningkatan kasus diklaim tidak sampai seperti kasus libur panjang sebelumnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami sedikit lonjakan setelah libur panjang paskah. Akan tetapi, Budi mengklaim kenaikan kasus kali ini tidak sebesar kenaikan kasus sebelumnya. Ia pun mengklaim kenaikan kasus yang tidak tinggi terjadi akibat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.

"Minggu lalu adalah 2 minggu setelah liburan Paskah. Alhamdulillah memang kita amati ada kenaikan sedikit tetapi tidak sebesar kenaikan liburan-liburan sebelumnya," kata Budi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (26/4/2021).

"Jadi ini bukti bahwa sekali lagi program PPKM mikro dan juga vaksinasi yang sudah kita jalankan masih bisa menahan setelah liburan panjang 3 hari. Walaupun ada kenaikan, kenaikannya kecil sekali," lanjut Budi.

Budi berharap, kasus COVID-19 tidak mengalami lonjakan serta masih dalam kondisi terkendali. Pemerintah pun meminta pada satgas daerah untuk kembali menindak kerumunan demi menjaga agar kasus COVID-19 tidak melonjak.

Di saat yang sama, Budi menyinggung tentang lonjakan kasus signifikan di India yang dari 5000 kasus per hari menjadi 349.000 kasus per hari. Berdasarkan analisa pemerintah, kenaikan kasus India terjadi akibat dua faktor. Pertama adalah kemunculan mutasi B117 dan varian baru B1617.

Faktor kedua adalah kelengahan masyarakat India untuk menerapkan protokol kesehatan. Ia mengatakan, masyarakat tidak lagi menerapkan protokol kesehatan secara ketat setelah vaksinasi massal di India.

Oleh karena itu, pemerintah waspada. Selain itu, Jokowi juga sudah meminta agar situasi saat ini sudah seimbang antara ekonomi dan penanganan kesehatan.

"Bapak presiden juga mengingatkan bahwa keseimbangan yang sudah ada sekarang udah paling bagus. Keseimbangan dari sisi kesehatan dan sisi ekonominya," kata Budi.

"Tolong pesan dari bapak presiden jangan diubah-ubah lagi. Jangan diambil kebijakan-kebijakan atau jangan sampai kita berperilaku yang mengubah keseimbangan ini. Ini keseimbangan yang sudah sangat bagus," tutur Budi.

Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Letjen Doni Monardo mengatakan, kasus COVID-19 di Indonesia mengalami kenaikan. Oleh karena itu, Presiden meminta agar Satgas daerah bersama unsur TNI-Polri dan Satpol PP turun untuk menekan kerumunan. Ia menyatakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sudah memberi persetujuan untuk penindakan kerumunan.

"Catatan untuk beberapa daerah yang tadi disampaikan bapak presiden, ada kecenderungan kasusnya meningkat. Mohon para pimpinan di daerah didukung oleh TNI Polri untuk betul-betul melakukan evaluasi dan juga termasuk menghadirkan aparat satgas terutama dari unsur TNI Polri dan juga Satpol PP di semua titik yang dapat menimbulkan kerumunan dan mengingatkan warga untuk mematuhi protokol kesehatan," kata Doni di lokasi yang sama.

Doni mengatakan, Presiden memberikan apresiasi tinggi kepada daerah yang menerapkan protokol kesehatan. Ia melihat kasus kali ini tidak seperti Desember-Februari lalu. Saat ini, kasus aktif hanya sekitar 6 persen daripada pada Desember-Februari lalu yang mencapai di atas 10 persen. Ia pun mengajak semua pihak untuk menjaga kondisi agar kasus COVID tidak semakin meningkat.

"Mari sama-sama kita jaga agar kita bisa mempertahankan kondisi yang sekarang ini di mana kasus aktif secara nasional berada pada posisi 6,12% dan angka kesembuhan kita berada pada posisi 91,16%," kata Doni.

"Sekali lagi prestasi ini bukanlah milik 1-2 lembaga tetapi milik kita semuanya, harus kita pertahankan, harus kita jaga dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan walaupun kita akui untuk angka kematian di negara kita masih berada di atas angka kematian Global," tandasnya.

Baca juga artikel terkait KASUS CORONA DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri