Menuju konten utama

Kasus COVID-19 Melonjak, Pemprov Jabar Tambah 2.400 Tempat Tidur

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan 2.400 tempat tidur tambahan di 382 rumah sakit lantaran keterisian tempat tidur untuk COVID-19 hampir 100 persen.

Kasus COVID-19 Melonjak, Pemprov Jabar Tambah 2.400 Tempat Tidur
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) berdialog dengan Plt Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS) Dr.Yana Muhammad Supriatna (kanan) saat meninjau di RSHS, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/6/2021) malam. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/rwa.

tirto.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan 2.400 tempat tidur tambahan di rumah sakit untuk pasien COVID-19. Penambahan fasilitas itu dilakukan karena 382 rumah sakit di Jabar sedang mengalami lonjakan pasien dan petugas medis mulai kewalahan.

“Yang sekarang terjadi itu jatah tempat tidur untuk COVID-19 memang mendekati 100 persen namun bukan dari total seluruh jumlah tempat tidur di RS tersebut . Misalnya dari 500 bed, jatah COVID-nya 20 persen berarti kan 100 tempat tidur. Nah kalau 100-nya kepake itu baru 100 persen. Tapi bukan 100 persen dari 500,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Sabtu (19/6/2021).

Maka dari itu, Ridwan Kamil bersama Satgas COVID-19 Jabar mengantisipasi dengan menambah setiap rumah yang mengalami peningkatan keterisian tempat tidurnya. Karena 382 rumah sakit rujukan, tingkat keterisian memang terus meningkat.

“Sehingga pada tahap sekarang sesuai prosedur kedaruratan COVID-19, Pemerintah Provinsi Jabar menambahi dari yang rata-rata 20 persen menjadi 30 persen. Nah bahasa singkatnya, sedang dipersiapkan 2.400 tempat tidur baru,” jelas Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil menjelaskan, beberapa rumah sakit seperti RSUD Al-Ihsan sudah mengalihfungsikan gedung perawatan anak untuk dijadikan sebagai tempat pasien COVID-19.

“Sehingga Al-Ihsan yang hari ini jatah bed COVID-nya sudah penuh 100 persen ditambahi 50 kurang lebih, maka masih ada yang dapat digunakan, apabila masih kurang lagi nanti kita pikirkan lagi,” paparnya.

Apabila setiap rumah sakit mengalami peningkatan keterisian tempat tidur, walaupun sudah dinaikkan menjadi 40 persen, maka Jabar akan siapkan rumah sakit darurat guna mengantisipasi lonjakan tersebut.

“Jadi urutannya begini. Urutannya adalah dari 20 persen yang dialokasikan sekarang kebijakannya dinaikkan menjadi 30 persen. Kalau masih kurang dinaikkan lagi ke 40 persen. Sampai betul-betul tidak memungkinkan barulah masuk ke tahap berikutnya yaitu membuat rumah sakit darurat,” jelasnya.

Kemudian ada pula RSUD Otto Iskandardinata Soreang, Kabupaten Bandung yang khusus dijadikan tempat perawatan pasien COVID-19.

"Memang awal rencananya yang COVID-19 di rumah sakit lama di Soreang, rumah sakit umum Soreang pindah ke sini (RSUD Otista). Tapi mengingat urgensi waktu tinggal dua minggu menurut statistik kedaruratan ini saya menyarankan ke bupati agar ini langsung saja untuk pasien COVID-19,” katanya.

Adapun fasilitas yang tersedia di RS baru tersebut, menurut Ridwan sangat memadai. Sudah ada fasilitas kasur untuk tempat tidur pasien, ruangannya pun masih bersih.

“Karena rumah sakit baru tentu fasilitas kasur sudah ada, bed-nya memadai, tinggal alat kesehatan yang berhubungan. COVID-19 ini rata-rata tidak terlalu membutuhkan alat khusus terkecuali kelompok yang masuk ICU yang nanti akan ada tambahan dari Pemprov akan mengupayakan SDM sementara di gedung baru ini,” ungkapnya.

Pemda Provinsi Jabar pun telah bekerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengisi kekurangan tenaga kesehatan di RS yang rujukan pasien COVID-19 dan juga RS baru di Soreang.

"Kemarin kita sempat memberhentikan 500 relawan nakes karena pas salat Idul Fitri itu keterisian rumah sakit se-Jabar hanya 29 persen. Maka relawan-relawannya kami pulangkan dulu. Nah sekarang kita panggil lagi karena memang kondisinya seperti ini,” jelas dia.

Sebagai informasi, kasus harian COVID-19 di Indonesia terus melonjak setiap harinya. Pada Sabtu (19/6/2021), Satgas Penanganan COVID-19 mencatat kasus positif Corona baru sebanyak 12.906, sehingga total kumulatif di Indonesia mencapai 1.976.172 kasus.

Kemudian pasien yang meninggal bertambah sebanyak 248 jiwa, total keseluruhan 54.291 orang. Jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh bertambah sebanyak 7.106 orang dengan total 1.786.143.

Hari itu juga terjadi lonjakan penambahan kasus aktif atau pasien dalam perawatan sebanyak 5.642, sehingga secara kumulatif total 135.738 kasus. Data tersebut berdasarkan 122.410 spesimen yang diperiksa.

Sementara kasus suspek tercatat 118.023. Kasus COVID-19 tertinggi hari ini yaitu di DKI Jakarta sebanyak 4.895. Jawa Barat berada di urutan kedua 2.104 kasus dan ketiga Jawa Tengah 1.877 kasus.

Kasus meninggal tertinggi juga berada di DKI Jakarta sebanyak 59 jiwa. Satgas COVID-19 juga melaporkan telah melakukan vaksinasi tahap 1 hari ini sebanyak 418.175 dosis, totalnya per 19 Juni 22.873.342 dosis.

Kemudian untuk vaksinasi tahap 2 sebanyak 116.840 dosis, dengan total 12.212.906 dosis. Pemerintah sendiri menargetkan sasaran vaksinasi sebanyak 40.349.049 dosis.

Baca juga artikel terkait CORONA DI JAWA BARAT atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Restu Diantina Putri