Menuju konten utama

Kasus Bullying Anak Ussy Sulistiawati & Dampak pada Kesehatan

Anak yang menjadi korban perundungan bisa menderita masalah psikis dan kesehatan.

Kasus Bullying Anak Ussy Sulistiawati & Dampak pada Kesehatan
Ilustrasi bullying. Getty Images/iStockPhoto

tirto.id - Kasus cyber bullying atau perundungan kembali terjadi. Kali ini menimpa anak dari artis dan presenter Ussy Sulistiawaty.

Beberapa waktu lalu, ibu dari empat anak ini sempat mengunggah foto bersama keluarganya, di akun instagram miliknya.

Usai diunggah, foto tersebut justru mendapatkan komentar-komentar tidak sopan dari warganet yang ditujukan pada anak perempuan Ussy.

Warganet mengomentari perihal cara berbusana [anak Ussy] yang dinilai tidak sesuai usia. Pelaku perundungan kemudian dilaporkan Ussy ke polisi.

Tidak sekali ini saja, anak tertua Ussy yang berinisial A ini juga sering terkena body shamming, hingga menyebabkan ia sempat tidak mau makan demi mendapatkan tubuh langsing.

Kasus perundungan dunia digital di Indonesia memang bukan baru kali ini saja terjadi. Penyanyi Denada juga pernah mendapat perundungan yang melebihi batas.

Pada 11 Februari 2018 di Instagram, putri Emilia Contessa ini mengunggah tangkapan layar komentar seorang hater yang berisi kata-kata kasar kepadanya dan doa agar anak Denada diperkosa ramai-ramai.

Komentar ini dikirimkan tidak lama setelah Denada mempublikasikan foto-foto dirinya dalam video klip “Mutha Futha”.

Perempuan yang mengawali kariernya sebagai penyanyi rap tersebut akhirnya melaporkan si hater ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Dilansir dari www.stopbullying.gov, salah satu laman milik pemerintah Amerika Serikat, perundungan di dunia maya adalah suatu penindasan yang terjadi pada perangkat digital seperti ponsel, komputer, dan tablet.

Penindasan ini dapat terjadi melalui SMS, teks, dan aplikasi, atau daring di media sosial, forum, atau game di mana orang dapat melihat, berpartisipasi, atau berbagi konten.

Hal tersebut juga mencakup mengirimkan atau mengunggah konten negatif, berbahaya, atau fitnah pada orang lain, yang menyebabkan rasa malu atau penghinaan, dan kemudian menjadi perbuatan yang melanggar hukum.

Efek yang paling nyata dan paling awal dirasakan oleh anak yang dirundung adalah masalah psikis dan kesehatan.

Riset yang dilakukan oleh Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development menunjukkan bahwa, anak yang dirundung melalui media elektronik, seperti komputer atau telepon seluler, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk depresi daripada anak yang dirundung secara langsung.

Penindasan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan emosional, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Hal ini dapat menyebabkan cedera fisik, masalah sosial, masalah emosional, dan bahkan kematian.

Mereka yang diintimidasi juga lebih rentan dengan masalah kesehatan mental, sakit kepala, dan adaptasi dengan sekolah. Perundungan juga dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dalam hal menghargai diri sendiri.

Untuk menolong anak korban perundungan, yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan dukungan kepada korban dan menanamkan rasa cinta dan mensyukuri apa yang mereka miliki.

Bagi pelaku, berikan peringatan kepada mereka, bila perundungan masih terjadi, kita bisa meminta tolong kepada orang yang lebih berpengalaman untuk menangani hal tersebut.

Head of Instagram, Adam Mosseri dalam rilis yang diterima Tirto, Sabtu (20/10/2018) mengatakan, tidak ada tempat untuk perundungan di Instagram.

Akan tetapi, menurutnya, perundungan di dunia maya merupakan hal yang kompleks dan pihaknya sadar bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membatasi tindakan tersebut dan menyebarkan lebih banyak kebaikan di Instagram.

Terkait hal tersebut, baru-baru ini, Instagram telah menghadirkan fitur terbaru untuk membantu memerangi perilaku perundungan, termasuk cara baru untuk mengidentifikasi dan melaporkan foto-foto yang bersifat menghina.

"Jika Anda menemukan perilaku dan konten yang tidak pantas di platform kami, Anda dapat melaporkannya dan kami akan menghapus konten tersebut," ujar Adam.

Baca juga artikel terkait KASUS PERUNDUNGAN PADA ANAK atau tulisan lainnya dari Alifa Justisia

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alifa Justisia
Editor: Yandri Daniel Damaledo