Menuju konten utama

Kasus Aktif Diprediksi Tembus 300 Ribu, Faskes Berpotensi Kolaps

Gelombang ketiga diprediksi lampaui angka varian Delta saat gelombang kedua.

Kasus Aktif Diprediksi Tembus 300 Ribu, Faskes Berpotensi Kolaps
Petugas bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga di Senayan Park, Jakarta, Jumat (11/2/2022).ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.

tirto.id - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Hermawan Saputra memprediksi akan ada 300 ribu kasus aktif COVID-19 hingga akhir Februari mendatang.

"Apabila melihat perkembangan kasus Omicron saat ini, diprediksi akan melampaui angka varian Delta yang telah terjadi sebelumnya," katanya pada Jum'at (11/2/2022).

Herawan menuturkan, meski varian Omicron tidak separah Delta, namun jika angka kasusnya tinggi berpotensi membuat fasilitas pelayanan kesehatan kembali menjadi kolaps.

"Pada saat gelombang kedua dengan varian Delta kasus aktifnya 200 ribu, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah kepayahan," ungkapnya.

Dirinya membandingkan pada tahun 2021, saat gelombang kedua COVID-19, ada 176 ribu kasus di Januari dan terus bertambah hingga 500 ribu kasus saat Juni dan Juli.

"Pada fase-fase tersebut sangatlah fatal, ada banyak tenaga kesehatan yang kelelahan dan pasien yang tidak terlayani," terangnya.

Herawan juga menyoroti kebijakan pemerintah saat ini agar tidak hanya berfokus pada hilir kasus, namun juga harus memulainya dari hulu yaitu pencegahan.

"Saat ini pemerintah mengklaim bahwa kondisi rumah sakit masih aman dalam melayanai pasien, namun pencegahan dengan tracing di masyarakat masih rendah, ini yang perlu diperhatikan," ujarnya.

Dia juga meminta agar pemerintah kembali menegaskan protokol kesehatan mengingat mobilitas masyarakat saat ini sangatlah tinggi dan memiliki potensi penyebaran virus COVID-19 yang besar.

"Apabila mobilitas masyarakat masih tinggi, dapat menimbulkan risiko fatality," terangnya.

Secara terpisah, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa proses penanganan COVID-19 tidak hanya ada di tangan pemerintah. Namun juga dari masyarakat salah satunya dengan meningkatkan protokol kesehatan.

"Jangan dilihat dari jumlah kasusnya saja, namun juga dilihat dari penyebab kemunculannya. Salah satunya dari rendahnya kepatuhan kepada protokol kesehatan. Hal itu dilakukan supaya tidak ada penularan yang lebih besar dari sebelumnya," terangnya.

Wiku juga mengimbau kepada masyarakat dari aglomerasi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten agar tidak pergi keluar kota selama angka kasus COVID-19 saat ini masih tinggi.

"Sebab sedikit saja ada orang yang positif lolos dari hotspot, maka akan berkontribusi dalam peningkatan kasus COVID-19 di daerah lainnya," terangnya.

Baca juga artikel terkait LONJAKAN KASUS COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Restu Diantina Putri