Menuju konten utama

Karier Perompak Terkaya Samuel Bellamy yang Singkat dan Tragis

Samuel Bellamy dikenal sebagai perompak terkaya. Kariernya terhitung singkat, dan diawali sebuah cerita tragis: patah hati.

Karier Perompak Terkaya Samuel Bellamy yang Singkat dan Tragis
Ilustrasi Bendera Bajak Laut. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Cinta yang kandas adalah kejadian berulang dalam hidup sampai kapan pun. Ia dapat menimpa siapa saja, dalam bentuk apa saja, dari level terendah sehingga mampu move on hanya dalam hitungan jam sampai paling akut dalam bentuk kenangan buruk yang akan terus menyeruak sesekali sepanjang sisa hidup.

Cinta yang kandas itu bisa hadir dalam wujud laknat apa saja. Entah itu dicampakkan, dikelabui mentah-mentah, atau tak datangnya garansi berupa restu dari pihak-pihak yang merasa berhak. Yang satu lebih menyakitkan daripada yang lain, meski tak perlulah dikomparasikan.

Ada banyak cara untuk melewati situasi sebagai "orang kalah" macam itu. Sejumlah aspek perlu diperhitungkan matang-matang, mulai dari seberapa parahnya luka, kesiapan mengenyahkannya, situasi dan kondisi hidup keseluruhan, dan banyak lagi.

Dalam hal ini, jalan yang ditempuh Samuel Bellamy jadi salah satu contoh eksentrik (meski sebaiknya tidak dijadikan anutan).

Samuel Bellamy lahir pada 23 Februari 1689 (sumber lain menyebut 18 Maret 1689) di Kerajaan Inggris. Dalam usia belia, ia telah menjadi pelaut di Royal Navy dan ikut serta dalam beberapa pertempuran.

Pada 1715, Bellamy berlayar ke Cape Cod, semenanjung di negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat. Di sanalah hatinya tertambat pada perempuan lokal bernama Maria Hallett.

Ada kelindan kisah yang kusut masai dari perempuan itu, entah soal usia atau status pernikahannya. Sebagian sumber menyebutkan bahwa orang tua Hallett sebetulnya menyukai Bellamy, hanya saja tidak menyetujui jika anak mereka dinikahi laki-laki yang "sekadar pelaut miskin".

Saat patah hati itulah, tahun 1716, Bellamy pergi ke semenanjung Florida untuk mencari harta karun dari kapal Spanyol yang karam. Ia berangkat menuju Laut Karibia yang saat itu merupakan salah satu titik golden age of piracy 'masa keemasan pembajakan'. Dalam ekspedisi itu Bellamy ditemani ahli perhiasan yang kelak menjadi rekan setianya, Palgraves Williams, dan beberapa awak.

Perjalanan di lautan berwarna pirus dengan pilihan hanya memburu atau diburu itulah yang mengubah sosok Bellamy selamanya.

Aliansi, Kapten, dan Perdagangan Budak

Bellamy mengenyahkan powdered wig (rambut palsu yang marak digunakan berabad-abad lalu) dan lebih memilih mengikat rambut hitam panjangnya—gaya yang membuat dia dijuluki "Black Sam". Berkat kemurahan hati dan kecenderungannya merompak orang kaya alih-alih si miskin, Bellamy mendapat julukan lain seperti "Robin Hood Lautan", atau julukan keren "Prince of Pirates". Dalam tulisan berjudul Biography of Pirate Samuel "Black Sam" Bellamy, Profesor Sejarah dan Literatur Christopher Minster menyebut Bellamy sebagai "Piracy's Tragic Romeo".

Karena perburuan harta karun di Florida tidak sukses-sukses amat, Bellamy dan kawan-kawan banting setir menjadi perompak. Mereka mulai membajak kapal-kapal kecil di Teluk Honduras. Bellamy juga sempat bekerja sama dengan perompak seperti Charles Vane, hingga kemudian bergabung dengan kru kapal Marianne yang dikapteni Benjamin Hornigold. Dalam kru itu juga tergabung sosok yang saat itu menjadi first mate-nya Hornigold, perompak lain yang kelak namanya terkenal seantero dunia, Edward Teach alias Blackbeard.

Status sosial Bellamy dengan cepat naik. Di tahun yang sama, Hornigold memberinya kepercayaan memimpin Mary Anne, kapal kecil bertipe sloop yang mereka jarah.

Karena Blackbeard dan Black Sam kelak membangun nama besarnya masing-masing, Hornigold tampaknya cukup jeli menilai awak-awak yang potensial.

Tetapi itu saja tidak cukup. Kapten Hornigold punya kelemahan yakni enggan membajak kapal-kapal dari tanah asalnya, Inggris. Keputusan macam itu tentu bisa sangat menjengkelkan bagi mereka yang berhari-hari hingga berbulan-bulan hidup seadanya di lautan dan berada di bawah komando yang ketat.

Sebagaimana kisah John "Calico Jack" Rackham yang dipilih untuk menggantikan Kapten Vane, pemungutan suara juga dilakukan di Marianne. Hasilnya bisa ditebak: Hornigold dilengserkan. Ia dipersilakan meninggalkan kapal bersama para pengikut setianya seperti Blackbeard. Sebanyak 90-an kru tersisa memilih kapten baru mereka, Samuel Bellamy.

Selepas kerja sama dengan Kapten Vane dan menjadi awak bagi Kapten Hornigold, Bellamy membangun aliansi dengan bajak laut legendaris lain, Olivier Levasseur (orang ini kelak menjadi inspirator penceritaan bajak laut fiktif Gol D. Roger). Usai membajak beberapa kapal, keduanya berpisah jalan, Levasseur menuju Amerika Selatan dan Bellamy bertahan di Karibia.

Salah satu kapal yang dibajak Bellamy itu bernama Sultana, yang kemudian dijadikan kapal utama. Kawan yang telah mendampingi sejak awal karier perompak, Palsgrave Williams, diangkat menjadi quartermaster untuk kemudian ditugaskan menjadi kapten kapal Marianne. Dua kapal dengan serangan yang terkoordinasi pun menjadi strategi yang kerap dilancarkan Bellamy dalam aksi-aksinya.

Pembajakan terbesar Bellamy terjadi pada musim semi 1717, ketika mereka membajak Whydah di antara Hispaniola dan Kuba. Whydah adalah kapal yang baru berumur satu tahun, berukuran besar, dan dilengkapi 18 meriam. Ia difungsikan untuk mengangkut budak dari Afrika yang bakal dijual ke Amerika (Atlantic slave trade) atau ditukar dengan logam berharga, rempah-rempah, dan benda-benda bernilai lain untuk dibawa pulang ke Inggris.

Bellamy mengejar Whydah selama tiga hari hingga akhirnya cukup dekat untuk melepaskan tembakan. Kapten Whydah menyerah tanpa banyak perlawanan. Berkat kemurahan hati Bellamy, mereka diizinkan hidup dan pergi dengan membawa Sultana. Whydah menjadi milik Bellamy, dan diperkirakan sebagian budak dijadikan awak.

Lebih dari 30 awak Bellamy adalah orang Afrika. Marcus Rediker, sejarawan maritim dari University of Pittsburgh, menyatakan tidak semua dari awak itu mantan budak kendati pada lini masa yang sama, menurut dia, memang "ada sekelompok budak pemberontak yang mendayung ke lepas pantai untuk bergabung dengan kapal bajak laut." Menjadi budak di pertanian kapas, tebu, dan tembakau atau berlayar di bawah komando sang pangeran bajak laut (atau kapten mana pun) sepertinya bukan pilihan yang sulit bagi mereka yang sanggup menjalaninya.

Kembali ke Whydah yang telah berpindah tangan, captain's quarters 'kabin khusus kapten' dihancurkan dan demokrasi dilangsungkan—hal yang jamak ditemukan di kapal-kapal bajak laut sekitar Bahama. Bellamy meningkatkan kemampuan Whydah menjadi kapal berkekuatan 28 meriam. Whydah menjelma kapal bajak laut paling ditakuti dan diyakini bisa bertarung dengan kapal-kapal terkuat Royal Navy.

Samuel Bellamy "si pelaut miskin" pun jadi sekadar masa lalu.

Karier Singkat Kapten Bellamy

Ada berbagai desain bendera yang dikibarkan oleh para bajak laut (jolly roger) pada golden age of piracy. Demi mengintimidasi kapal sasaran, sebagian perompak mengibarkan bendera hitam polos, sementara yang lain menambahkan ilustrasi kerangka atau tengkorak manusia. Meski tidak persis diketahui siapa yang pertama menggunakannya, jolly roger bergambar tengkorak dengan tulang bersilang dikenakan tak hanya oleh satu kru bajak laut. Jolly roger yang menjadi standar bendera bajak laut itu dikibarkan oleh Edward England, John Taylor, dan Bellamy.

Tengkorak dan tulang bersilang yang dikibarkan Bellamy tak berumur panjang. Dua bulan setelah membajak Whydah, tepatnya April 1717, badai memisahkan kapal utama yang dikomandoi Bellamy dengan Marianne yang dikapteni Palgraves Williams. Bellamy lantas menuju Maine di utara Amerika demi bertemu kembali dengan rekan dan awaknya.

Sebagian orang meyakini tujuan Bellamy sebetulnya adalah Massachusetts, juga terletak di kawasan yang sama, demi membawa kabur pujaan hatinya, Maria Hallett. Nampaknya ia kini semakin percaya diri sebab bukan lagi pelaut miskin.

Siapa nyana, badai lain lagi menghantam Whydah. Pada 26 April 1717, siklon nor'easter di perairan Cape Cod mengempaskan kapal perompak terkuat itu bersama Bellamy dan seluruh awaknya. Hanya dua dari 140-an awak yang selamat. Kisah Kapten Bellamy pun harus berakhir di dasar laut.

Pada Juli 1984, penemuan Whydah diumumkan setelah dua tahun pencarian. Pada masanya Whydah merupakan kapal bajakan terbesar dengan harta karun di dalamnya berkisar total seberat 4,5-5 ton. Kru selam yang dipimpin dan dibiayai penjelajah bawah laut Barry Clifford menemukan sekitar 200 artefak seperti meriam, senjata, koin perak dan emas, dari kapal yang tenggelam, termasuk bukti autentik lonceng dengan tulisan "Whydah Gally 1716".

Infografik Samuel Bellamy

Infografik Samuel Bellamy. tirto.id/Quita

Forbes mencatat Samuel Bellamy sebagai perompak dengan pendapatan tertinggi. Jika dihitung dalam kurs dolar AS pada 2008, pencapaian sang pangeran perompak mencapai 120 juta dolar AS, melebihi para perompak lain seperti Sir Francis Drake dan Thomas Tew.

Hasil penemuan kapal Bellamy itu kini dipajang di Whydah Pirate Museum di Yarmouth, Massachusetts. Ia diklaim sebagai satu-satunya pameran harta karun perompak yang autentik di dunia sekaligus penemuan artefak perompak dalam jumlah terbesar yang ditemukan dalam satu bangkai kapal.

Kendati tidak dikenang selayaknya nama-nama lain dari golden age of piracy, Samuel Bellamy masih bisa ditemukan dalam kisah-kisah romantisasi maupun penggambaran bajak laut pada ragam produk budaya pop hari ini. Ia muncul dalam dokumenter Netflix berjudul The Lost Pirate Kingdom, gim video Assassin's Creed: Pirates, dan menginspirasi karakter Bellamy the Hyena dalam seri manga/anime One Piece.

Sekitar setahun saja Bellamy berkarier sebagai perompak sejak cintanya kandas dan berujung pencarian harta karun, dan sekitar sembilan bulan saja sebagai kapten usai mengambil alih kepemimpinan dari tangan Benjamin Hornigold. Karier sedemikian singkat itu menjadi faktor utama yang menjadikan Bellamy tak lebih populer ketimbang bajak laut lain yang "satu circle" dengan dia di Bahama. Andai tidak terempas badai lebih awal, sangat mungkin Samuel Bellamy menjadi perompak yang sama mendominasinya dengan Edward Teach alias "Blackbeard", menjadi bajak laut paling kesohor yang pernah ada.

Baca juga artikel terkait BAJAK LAUT atau tulisan lainnya dari R. A. Benjamin

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: R. A. Benjamin
Editor: Rio Apinino