Menuju konten utama

Karena Aman, Perempuan Masa Kini Bisa Rayakan Kebebasan

Grab menggandeng Komnas Perempuan untuk membekali mitra pengemudi dengan pedoman anti kekerasan seksual

Karena Aman, Perempuan Masa Kini Bisa Rayakan Kebebasan
Ilustrasi Perempuan Masa Kini. FOTO/Grab Indonesia

tirto.id - “Aku rindu berkenalan dengan seorang ‘gadis modern’, gadis yang bangga dan independen, yang menarik simpatiku. Ia yang, bahagia dan mandiri, melangkah dengan ringan dan sigap dalam perjalanannya melintasi hidup, penuh dengan antusiasme dan kehangatan; bekerja tidak hanya untuk kesejahteraaan dan kebahagiaannya sendiri, melainkan untuk kemanusiaan yang lebih besar secara keseluruhan,” tulis R.A. Kartini, membuka suratnya bertanggal 25 Mei 1899.

Inspirasi dari Kartini tidak hanya berhenti sebagai nyala bagi gerakan kemerdekaan. Jauh setelah bangsa ini merdeka, Kartini seolah menjadi sinonim dari perempuan emansipatif, independen dan mandiri, seperti harapan yang pernah ditulisnya lebih dari 100 tahun lalu. Karena alasan-alasan tersebut, “Kartini masa kini” adalah sebutan untuk perempuan-perempuan Indonesia hari ini.

Perempuan independen dan mandiri adalah yang aktif berkegiatan dan melahirkan karya berbekal kebahagiaan, juga yang antusias memanfaatkan kesempatan untuk menggapai mimpi-mimpi. Bagi Kartini masa kini, setiap hari tak ubahnya kebebasan yang mesti dirayakan dengan perjalanan berharga ke satu atau banyak tempat demi satu tujuan: memaknai hidup.

Ironisnya, kebebasan ini karib dengan berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan Indonesia. Menurut laporan Komnas Perempuan, tahun ini, kekerasan terhadap perempuan meningkat hingga 406.178 kasus, naik 14% dari tahun sebelumnya. Salah satu bentuk kekerasan yang dialami perempuan adalah pelecehan seksual.

Sebuah survei yang dilakukan sejumlah lembaga pada 29 November 2018 di Jakarta menunjukkan: 35,9% perempuan mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di transportasi umum konvensional, dan 9,4% mengaku pernah mengalami pelecehan seksual saat menggunakan jasa transportasi umum berbasis aplikasi (online). Terkait transportasi online, angka-angka tersebut belum termasuk penyalahgunaan identitas pribadi seperti nomor telepon yang berujung pada kekerasan verbal dan ancaman persekusi.

Infografik Advertorial Grab

Infografik Advertorial Grab. tirto.id/Mojo

Bergerak Tanpa Batas, #KarenaAman

Sebagai inspirasi, semangat Kartini tidak boleh berhenti sebatas slogan. Grab, everyday super app terkemuka di Asia Tenggara, menghadirkan fitur-fitur terbaru untuk menjamin keamananan penumpang dan mitra pengemudinya, terutama perempuan. Tentu saja, agar inspirasi Kartini diwujudkan lewat aksi nyata.

Fitur pertama adalah VoIP (Voice over Internet Protocol). Free call melalui VoIP dalam aplikasi Grab memberikan keamanan dan privasi yang lebih terjaga ketimbang menggunakan nomor telepon seluler.

Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia, menuturkan, “Selama masa percobaan yang dilakukan kepada sekitar 50% pengguna Grab sejak Desember 2018 hingga Maret 2019, fitur VoIP tidak hanya melindungi pelanggan, namun yang lebih penting telah menurunkan jumlah kasus persekusi verbal melalui telepon maupun chat yang biasanya bermula dari kesalahpahaman antara penumpang dan mitra pengemudi sebanyak kurang lebih 64%.”

Fitur berikutnya, Verifikasi Wajah Penumpang dan Mitra Pengemudi, merupakan teknologi untuk mengetahui identitas pengguna aplikasi melalui swafoto. Penyalahgunaan akun oleh orang yang tidak bertanggung jawab, misalnya, kini dapat terminimalisasi. Sejak peluncurannya pada awal 2019, menurut laporan Grab, tren kasus kriminal yang melibatkan pengguna aplikasi menurun 45%.

Kedua fitur tersebut melengkapi fitur-fitur yang telah lebih dulu diluncurkan Grab: bagikan perjalanan Anda (share my ride), tombol darurat (SOS Button), Kamera GrabSiaga di lebih dari 30.000 armada GrabCar dan penyamaran nomor telepon, yang semuanya memungkinkan mitra pengemudi maupun penumpang melakukan mobilisasi tanpa batas dan memberikan rasa tenang, #KarenaAman.

Grab menggandeng Komnas Perempuan untuk meningkatkan pengetahuan mitra pengemudi dan tim Customer Experience Grab mengenai kekerasan terhadap perempuan. Kemudian, demi menambah pengetahuan keselamatan berlalu lintas, Grab menggandeng Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya untuk melakukan sosialisasi berkendara aman kepada mitra pengemudi. Kerja sama dengan Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) juga dilakukan, meliputi dukungan untuk membantu Grab meningkatkan komitmen terhadap keselamatan terutama bagi perempuan, baik penumpang dan mitra pengemudi, serta komitmen Grab Indonesia untuk mendukung pencegahan dan penanganan korban kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.

Menurut novelis Mark Twain, “Keberanian adalah perlawanan dan penguasaan atas rasa takut.” Fitur aplikasi mumpuni adalah salah satu hal yang menjamin keselamatan penumpang. Namun ada hal lain yang tak kalah penting: kompetensi pengemudi. Tanpa mitra pengemudi terlatih, penumpang rentan akan rasa takut. Maka Grab menghadirkan GrabAcademy—sebuah program pelatihan khusus mitra pengemudi Grab yang bisa dilakukan dengan tatap muka (offline) maupun online. Program yang diluncurkan pada September 2018 ini bisa diakses kapan pun dan di mana pun melalui aplikasi GrabDriver.

Ini menjadikan mitra pengemudi, meminjam tulisan Kartini, “bekerja tidak hanya untuk kesejahteraaan dan kebahagiaannya sendiri, melainkan untuk kemanusiaan yang lebih besar secara keseluruhan”. Para penumpang pun, terutama perempuan, bisa melangkah dengan ringan dan sigap dalam perjalanannya melintasi hidup yang tanpa batas, menjadi sosok masa kini yang independen. Semuanya bisa dicapai, #KarenaAman.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis