Menuju konten utama

Kapolri Sebut Pemilu 2019 Sebagai Pesta Demokrasi Terkompleks Dunia

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan Pemilu 2019 merupakan salah satu pesta demokrasi terkompleks di dunia.

Kapolri Sebut Pemilu 2019 Sebagai Pesta Demokrasi Terkompleks Dunia
Petugas menunjukan contoh surat suara saat simulasi pemilihan umum (Pemilu) 2019 di KPU Provinsi Jabar, Bandung, Jawa Barat, beberapa waku lalu. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww.

tirto.id - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan Pemilu 2019 merupakan salah satu pesta demokrasi terkompleks di dunia. Ada 190.770.969 orang yang punya hak pilih dapat mencoblos di 810.329 tempat pemungutan suara.

Dua juta orang lain, tepatnya 2.086.285 (total pemilih: 192.866.254 orang), telah memberikan suaranya beberapa hari yang lalu. Mereka adalah orang-orang Indonesia yang ada di luar negeri pada hari pemilihan.

“Karena ada pemilihan calon presiden dan dan pemilihan calon legislatif serempak, sekaligus yang paling kompleks di dunia. Salah satu pemilihan terbesar yang diselenggarakan dalam satu hari dan itu sukses terlaksana,” kata dia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, Kamis (18/4/2019).

Tito menambahkan, kesuksesan itu karena kerja sama yang sangat baik dari penyelenggara, pengawas dan peserta pemilu serta aparat keamanan. Meski ada kejadian seperti keterlambatan surat suara di beberapa daerah di Indonesia dan tindak kriminal, ia menyatakan Pemilu 2019 tidak ada kejadian signifikan yang mengganggu proses pemungutan dan penghitungan suara.

Gangguan dalam proses pemungutan suara terjadi seperti Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Rio Habibi ditusuk karena dicurigai menyembunyikan kunci kotak suara. Kejadian itu di TPS 08 Kelurahan Selangit, Kecamatan Selangit, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.

Pemungutan suara di TPS 7, Dusun Tapaan Tengah, Desa Tapaan, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura diwarnai bentrokan dua kelompok, sekitar pukul 09.45 WIB yang dipicu perampasan mandat saksi.

Terakhir, dua pria membawa kabur kotak suara di TPS 13 Desa Bapelle, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura. Pelaku ialah Yusuf dan Romadhan yang nekat beraksi saat proses pemungutan suara berlangsung.

“Semua masalah itu berhasil kami tangani,” ucap Tito.

Kekompleksan Pemilu 2019 terlihat dari lima kursi yang diperebutkan dalam pemilu kali ini yaitu DPR, DPRD Provinsi, DPD, DPRD Kabupaten/Kota, dan Presiden-Wakil Presiden. Masing-masing surat suara memiliki warna yang berbeda-beda.

Surat suara untuk Presiden-Wakil Presiden berwarna abu-abu, untuk DPR kuning, DPRD Provinsi biru, DPRD Kabupaten/Kota hijau, dan DPD berwarna merah. Warna ini tertera dalam Keputusan KPU RI Nomor 1944/PL.02-Kpt/01/KPU/XII/2018.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mencetak lebih dari 930 juta surat suara. Dua persen di antaranya adalah surat suara cadangan. Ada tiga jenis pemilih dalam Pemilu 2019: Daftar Pemilih Tetap (DPT), Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), dan Daftar Pemilih Khusus (DPK).

DPT adalah daftar yang disusun KPU berdasarkan data pemilih pada pemilu terakhir dan diselaraskan dengan data kependudukan milik Kemendagri. Jumlah yang tadi disebut, 192.866.254 orang, adalah hasil dari Daftar Pemilih Tetap hasil perbaikan ketiga atau DPThp 3.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Politik
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno