Menuju konten utama

Kapolres Makassar Bantah Ada Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua

Polisi membantah terjadi pengepungan asrama mahasiswa di Makassar. Namun, sejumlah penghuni asrama menyebut ada puluhan orang masuk hingga depan asrama.

Kapolres Makassar Bantah Ada Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua
Massa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Papua Sejawa-Bali melakukan aksi unjukrasa damai di Depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Senin (19/8/2019). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/ama.

tirto.id - Kapolres Makassar, Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo membantah adanya pengepungan asrama mahasiswa Papua di Makassar. Ada video viral yang memperlihatkan peristiwa itu.

"Tidak ada pengepungan," kata dia ketika dihubungi Tirto, Senin (19/8/2019).

Ketika ditanyakan kebenaran video itu, Dwi membetulkan kalau itu hoaks. "Iya [hoaks]. Aman-aman saja," sambung dia.

Keterangan berbeda didapatkan dari Agus Payage, seorang mahasiswa yang ketika itu berada di dalam asrama bersama rekan-rekannya.

Ia mengaku 20 orang dari ormas menyambangi tempat mereka, sekitar pukul 18.00 WIB.

"Ormas bukan datang satu dua orang tapi serentak masuk di depan asrama," kata Agus saat dihubungi Tirto, Senin (19/8/2019).

Sebanyak 30 mahasiswa kaget kedatangan tamu tak diundang, mereka mendatangi ormas yang sudah memasuki pekarangan asrama, niatnya para mahasiswa hendak mengajak bicara baik-baik.

Hanya saja, menurut Agus, para anggota ormas bicara dengan nada tinggi kepada mereka. Mereka bicara soal masalah yang ada di Papua, tapi mahasiswa menolak membicarakan itu.

Pihak mahasiswa mengatakan urusan di Papua jangan dibawa ke Makassar, karena mereka pun di sana hanya ingin belajar.

Situasi memanas, sampai akhirnya salah satu anggota ormas memerintahkan seorang mahasiswa untuk diam seraya menunjuk-nunjuk ke hidungnya. Sadar situasi makin tak kondusif, mahasiswa pun masuk ke asrama dan berkumpul di ruang tengah.

Namun keinginan mahasiswa untuk tidak cari masalah tak direspons baik oleh anggota ormas. Ormas malah mengambil posisi di luar pagar asrama dan mulai melempari asrama dengan batu dan botol sampai merusak pintu dan kaca-kaca jendela.

Mahasiswa awalnya hanya berlindung di dalam. Mereka sadar asrama bisa hancur kalau dibiarkan, karena itu mahasiswa keluar dan mulai melancarkan serangan balik dengan batu.

"Kami istilahnya melindungi kami punya asrama, karena kami tidak tahu apa masalahnya," ujar Agus.

Baca juga artikel terkait KONFLIK PAPUA atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Zakki Amali