Menuju konten utama

Kapan Masyarakat Divaksin Covid-19, Merek yang Digunakan, Alasannya

Sinovac bukan satu-satunya vaksin yang didatangkan oleh pemerintah Indonesia.

Kapan Masyarakat Divaksin Covid-19, Merek yang Digunakan, Alasannya
Petugas medis menunjukkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac yang akan disuntikkan kepada tenaga kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (14/1/2021). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia resmi dimulai setelah pelaksanaan vaksinasi pertama di Istana Negara pada Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat negara juga tokoh publik menjadi penerima pertama vaksin Sinovac.

Pelaksanaan vaksinasi ini disesuaikan dengan tahapan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pemerintah merencanakan program vaksinasi terbagi menjadi empat tahap yang diharapkan dapat berjalan sejak Januari 2021 hingga Maret 2022.

Untuk tahap 1 yang saat ini sedang berjalan, vaksinasi diprioritaskan untuk tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang, serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Kemudian, dalam periode yang sama, yakni hingga April 2021, tahap 2 akan dilakukan dengan sasaran penerima dibagi menjadi dua.

Sasaran pertama adalah petugas pelayanan publik, yaitu anggota TNI/POLRI, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal, perbankan, PLN, dan perusahaan daerah air minum, serta petugas lain yang terlibat langsung dalam pelayanan masyarakat. kemudian sasaran kedua adalah lansia (≥ 60 tahun).

Sementara masyarakat rentan dan sisanya, akan dijadwalkan untuk menjalani vaksinasi pada tahap 3 dan 4 yang berlangsung pada periode April 2021 hingga Maret 2022. Lebih lanjut, orang yang sudah pernah terpapar Covid-19 saat ini belum menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksin.

"Untuk orang yang sudah terpapar COVID-19 sementara tidak divaksin dulu. Prioritas vaksin untuk sementara ini untuk orang-orang yang belum pernah terpapar," kata juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konfrensi pers di Istana, Selasa (12/1/2021)

Mengapa Sinovac?

Saat ini satu-satunya jenis vaksin yang telah tersedia dan sudah memenuhi Emergency Use Autorization (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) juga mendapat fatwa halal MUI adalah Sinovac.

Sebelumnya Presiden RI Jokowi juga mengatakan bahwa vaksin ini gratis untuk masyarakat Indonesia. Vaksin merek ini pula yang diterima oleh Joko Widodo dan sejumlah pejabat serta tokoh publik pada program vaksinasi 13 Januari 2021 kemarin.

Dalam uji klinik yang dilakukan di Indonesia, tingkat efikasi Sinovac adalah 65,3 persen. Namun, BPOM juga mempertimbangkan hasil uji klinik di Turki dan Brazil yang menyimpulkan vaksin Sinovac memiliki efikasi 91,25 persen dan 78 persen. Bisa dibilang Sinovac merupakan pilihan yang masuk akal untuk menjalankan program vaksinasi saat ini.

Vaksin Sinovac ini akan dilibatkan dalam program vaksinasi hingga tahap ketiga. "Kita bersyukur bahwa Pemerintah dapat mendatangkan lagi vaksin Sinovac untuk tahap ketiga yang akan menambah ketersediaan jumlah vaksin untuk masyarakat," kata Ketua Satgas Covid-19, Doni Monardo seperti yang dikutip dari laman resmi Satgas Covid-19.

Merek lain selain Sinovac

Namun, Sinovac bukan satu-satunya vaksin yang didatangkan oleh pemerintah. Vaksin lain, yakni AstraZeneca dan Pfizer saat ini diupayakan pemerintah untuk masuk Indonesia pada April 2021.

"Kami harapkan, kalau vaksin AstraZeneca dan Pfizer datang pada bulan April (2021), itu adalah vaksin yang uji klinisnya digunakan untuk (orang) di atas 60 tahun," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

AstraZeneca merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan Perusahaan Inggris-Swedia. Sementara Pfizer dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Jerman. Berbeda dengan Sinovac yang berbasis virus Corona yang dilemahkan, AstraZeneca dan Pfizer merupakan vaksin yang berbasis modifikasi virus lain pada DNA untai ganda dan RNA.

Keduanya juga memiliki efikasi yang berbeda. AstraZeneca diklaim memiliki efikasi 62 hingga 90 tergantung pada dosis awal, sementara Pfizer efikasi tertingginya mencapai 95 persen. Sama dengan Sinovac, AstraZeneca membutuhkan suhu penyimpanan sekitar 2 hingga 8° Celcius. Ini berbeda dengan Pfizer yang penyimpanannya memerlukan pembekuan, yakni mencapai suhu -70° Celcius.

Sementara vaksin merek lain seperti Novavax, serta vaksin dari Covax/Gavi, dijadwalkan untuk masuk Indonesia sepanjang Juni hingga Maret 2022.

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari